Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Usai Libur Panjang, Muncul 27 Klaster Keluarga di DKI

Putri Anisa Yuliani
17/11/2020 21:40
Usai Libur Panjang, Muncul 27 Klaster Keluarga di DKI
Ilustrasi(DOK MI)

DINAS Kesehatan DKI Jakarta mencatat adanya 27 klaster keluarga dalam penyebaran covid-19 akibat libur panjang beberapa waktu lalu. Hal ini disampaikan oleh epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Pandu Riono yang menjadi tim ahli dari penanggulangan covid-19 Provinsi DKI Jakarta.

Pandu menyebut, Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah melakukan pelacakan kasus dengan baik sehingga klaster liburan ini dapat ditemukan.

"Peningkatan penularan dalam keluarga atau rumah-tangga sering diabaikan, karena tidak diketahui besarannya. Tim surveilans DKI @dinkesJKT, berhasil melakukan pelacakan kasus dengan baik dan ditemukan klaster RT dampak liburan cuti bersama," kata Pandu dalam akun Twitter pribadinya, Selasa (17/11).

Total ada 93 orang terpapar covid-19 dari 27 klaster tersebut. Dari data yang ada, klaster terbanyak adalah warga yang melakukan perjalanan liburan ke daerah tujuan Jawa Barat di luar Bodebek yakni ada 13 klaster dengan total 52 kasus.

Kemudian ada 5 klaster yang timbul akibat perjalanan liburan ke daerah Jawa Barat di dalam area Bodebek dengan total 15 kasus. Sebanyak 5 klaster juga muncul dari warga yang melakukan liburan ke daerah Jawa Tengah dengan 16 kasus positif.

Lalu, ada 2 klaster yang muncul dari perjalanan libur panjang ke Lampung dengan total 6 kasus positif. Sisanya ada masing-masing 1 klaster dengan masing-masing 2 kasus positif untuk perjalanan liburan ke Aceh dan Banten.

Pandu mengatakan fenomena kenaikan kurva kasus di Jakarta akibat dampak kebijakan cuti bersama dua minggu yang lalu dan bukan karena kerumuman yang terjadi akhir pekan.

"Kita bisa lihat dampaknya dua minggu lagi. Surveilans yang baik dan 3M diharapkan dapat menahan lonjakan angka hospitalisasi dan kematian," ungkapnya.

Karena itu, Pandu meminta pemerintah pusat membatalkan kebijakan libur panjang Natal dan Tahun Baru agar kasus Covid-19 tidak lagi mengalami lonjakan. (R-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik