Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Fasilitas RS DKI Penuh, NasDem: RS, Khusus Pasien Gejala Berat

Hilda Julaika
18/9/2020 12:54
Fasilitas RS DKI Penuh, NasDem: RS, Khusus Pasien Gejala Berat
Ilustrasi: petugas medis memeriksa ambulans(ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

FASILITAS Rumah Sakit (RS) di DKI Jakarta yang menangani covid-19 semakin penuh. Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi NasDem Ahmad Lukman Jupiter mendorong rumah sakit di DKI Jakarta fokus menangani pasien covid-19 dengan gejala berat. Sementara, untuk pasien tanpa gejala atau gejala ringan ditangani di fasilitas lain yang disediakan khusus untuk isolasi mandiri.

“Saya sepakat kalau RS itu khusus untuk penanganan pasien yang bergejala berat. Karena mengingat kondisi RS khususnya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) itu saya cek kemarin sudah hampir penuh,” kata Jupiter saat dihubungi Media Indonesia, Jumat (18/9).

Selain dari sisi fasilitas kesehatan, menurut Jupiter, saat ini tenaga kesehatan seperti perawat pun sudah kekurangan. Hal ini sudah dikonfirmasi oleh beberapa direktur RSUD seperti telah terjadi kekurangan perawat di RS Tarakan, RS Koja, dan lain sebagainya.

“Bahkan perawat saja itu kekurangan dan itu sudah dikonfirmasi oleh direktur-direktur RSUD yang ada di RS Tarakan, Koja, dan lainnya,” jelasnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan meminta rumah sakit di ibu kota fokus menangani pasien bergejala berat. Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara (Jubir) Menko Maritim dan Investasi Jodi Mahardi.

Baca juga:  Luhut Minta RS di DKI Fokus Rawat Pasien Gejala Berat

Ia mengatakan, dari data yang dimiliki pihaknya, di DKI Jakarta 50% pasien covid-19 adalah orang tanpa gejala (OTG) dan 35% adalah memiliki gejala ringan-sedang. Luhut, kata Jodi, meminta Pemprov DKI untuk menempatkan pasien dengan gejala ringan atau sedang lakukan isolasi mandiri.

"Pasien diisolasi atau bisa ditangani di Wisma Atlet, yang saat ini kapasitasnya masih besar dan bisa ditingkatkan kembali," jelas Jodi.

Luhut yang ditunjuk Presiden Joko Widodo menangani kasus covid-19 di sembilan provinsi termasuk DKI sudah memerintahkan para gubernur untuk membangun tempat karantina pasien covid-19.

Namun, untuk menyediakan fasilitas karantina atau isolasi mandiri tidak perlu melakukan pembangunan gedung baru. Karena hanya akan membuang anggaran daerah saja. Karena saat ini pun khusus DKI Jakarta masih banyak lokasi yang bisa digunakan. Seperti Rusunawa yang ada di Cengkareng, lalu Rusah Susun dengan DP 0% yang masih kosong dan sudah terbangun 100%, ada pula gedung-gedung olahraga yang tersebar di Jakarta yang bisa ditempati.

“Jadi saya rasa untuk fasilitas-fasilitas yang ada di Pemprov DKI masih banyak yang bisa digunakan. Termasuk yang ada di gedung olahraga di GOR di Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara. Saya rasa tidak perlu ada pembangunan baru karena itu hanya membuang-membuang anggaran itu yang pertama. Kedua, dari sisi waktu pada saat membangun gedung baru itukan butuh waktu dan proses,” pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya