Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Reklamasi Ancol, Anak Buah Anies Jamin Minimkan Risiko Banjir DKI

Yanti Nainggolan
03/7/2020 14:19
Reklamasi Ancol, Anak Buah Anies Jamin Minimkan Risiko Banjir DKI
Kawasan Ancol(MI/Ramdani)

PEMERINTAH Provinsi DKI Jakarta melakukan perluasan kawasan Ancol Timur agar tak menggangu nelayan.

"Perluasan lokasi Ancol dipilih karena dinilai sebagai lokasi yang tidak bersinggungan dengan kepentingan nelayan," ujar Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah dalam konferensi pers daring, Jumat (3/7).

Pemprov DKI, imbuh dia, juga memastikan agar perluasan kawasan Ancol tidak memberi dampak lingkungan lebih jauh. PT Pembangunan Jaya Ancol selaku mitra diminta melakukan kajian teknis.

Baca juga: Anies Bangun Museum Nabi di Ancol, Ini Komentar Politisi PSI

Misalnya, penanggulangan dampak banjir, pemanasan global, perencanaan pengambilan materiil perluasan kawasan, hingga pelaksanaan infrastruktur atau prasarana dasar.

"Kita minta juga analisa mengenai dampak lingkungan (amdal) dan kajian lain yang diperlukan," imbuh dia.

Saefullah juga mengklaim perluasan kawasan Ancol meminimalkan risiko banjir pada warga Jakarta. Pasalnya, tanah perluasan berasal dari pengerukan waduk dan sungai di Jakarta.

Baca juga: Relawan Anies Ancam Demo Besar-besaran Tolak Reklamasi Ancol

Pengerukan dilakukan di lima waduk dan 13 sungai sebagai upaya penangulangan banjir. Program ini sudah ditetapkan sejak 2009 melalui Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI).

Hasil pengerukan tersebut diletakkan di pantai utara Jakarta, tepatnya wilayah Ancol Timur dan Ancol Barat. Lahan menempel langsung dengan area yang dikelola Taman Impian Jaya Ancol.

"Diperkirakan total hasil pengerukan adalah 3.441.870 meter kubik," imbuh dia.

Baca juga: Anies Beri Izin Reklamasi Ancol, Yunarto Sentil Fahira Idris

Penumpukan tanah tersebut akan membentuk area baru karena proses pemadatan. Tujuannya untuk menjaga agar tanah tidak tercecer ke dasar laut secara tidak teratur.

"Lumpur yang dibuang tersebut dengan sendirinya akan mengeras dan menghasilkan tanah, saat ini seluas 20 hektare," kata dia. (X-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian
Berita Lainnya