Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Polri: Ada Dua Jalur Sindikat Narkoba Internasional di Indonesia

Tri Subarkah
02/7/2020 17:59
 Polri: Ada Dua Jalur Sindikat Narkoba Internasional di Indonesia
Polisi Berhasil Amankan Sabu Hampir 1 Ton di Serang, Sabtu (23/5).(MI/WIBOWO SANGKALA)

KORPS Bhayangkara mencermati ada dua jalur laut yang digunakan oleh sindikat narkoba internasional untuk masuk ke Indonesia. Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Komjen Listyo Sigit Prabowo menyebut kedua jalur tersebut dikuasai dua kelompok besar, yakni sindikat Timur Tengah dan Golden Triangle (Myanmar, Laos, Thailand) melalui Tiongkok.

"Mereka masuk (ke Indonesia) dari dua jalur berbeda," ungkap Listyo di Mapolda Metro Jaya, Kamis (2/7).

Sindikat Timur Tengah, lanjut Listyo, masuk ke Indonesia melalui Pantai Barat Aceh. Setelah itu berlanjut hingga ke bagian selatan Pulau Jawa.

"Sementara yang dari Tiongkok, itu masuk dari Tiongkok kemudian melewati Myanmar dan seterusnya, masuk lewat jalur Selat Malaka. Dari situ kemudian mereka masuk lewat jalur utara," papar Listyo.

Listyo juga menjelaskan bahwa sindikat narkoba internasional telah menggunakan beberapa modus sebelumnya untuk menghindari upaya penangkapan petugas. Sebelum lewat jalur laut, sindikat narkoba internasional menggunakan jalur udara dengan menempelkan narkoba di badan.

"Terus kemudian mereka masuk melalui jalur pesawat. Namun karena beberapa kali tertangkap dengan x-ray, selanjutnya modus mereka berubah menggunakan kargo pesawat, kemudian berubah menggunakan kargo kapal laut," papar Listyo.

Baca juga: Anggota Berani Pakai Narkoba, Kapolri: Hukuman Mati

Teranyar, terang Listyo, modus yang digunakan sindikat narkoba internasional adalah ship to ship, yakni pertukaran barang di atas kapal di atas laut internasional.

"Kemudian di situ mereka melakukan transaksi dan di situ mereka baru masuk ke wilayah perairan Indonesia. Dan itu pun mereka pelajari di mana mereka bisa masuk dengan aman. Mereka sudah survei dan pelajari jalurnya," tandas Listyo.

Sebelumnya, pihak kepolisian melakukan pemusnahan narotika jenis sabu dengan berat 1,2 ton dari sindikat Iran-Pakistan. Sebanyak 7 tersangka diduga sebagai pengendali masuknya barang haram tersebut ke Indonesia.

Kapolri Jenderal Idham Azis menyebut pemberantasan narkoba di Indonesia harus dilakukan secara komprehensif. Pengungkapan sindikat Iran-Pakistan misalnya, dilakukan oleh Tim Satgasus Merah Putih Bareskrim Polri.

"(Penangannya) sudah tidak bisa sendiri. Di Polri sendiri, sudah tidak bisa kita tangani secara struktur, sehingga kita bentuk Stagas Merah Putih," papar Idham.

Selain itu, sebagai kejahatan luar biasa (extraordinary crime), Idham mengatakan pengungkapan kasus narkotika juga harus menggandeng instansi lain.

"Saya sudah bilang sama Pak Kabareskrim, sama Satgas harus bersama-sama teman BNN, Bakamla bahkan rekan-rekan dari Bea Cukai. Tujuannya adalah agar Indonesia bebas dari narkoba," tandasnya. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik