Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

HBKB Wilayah Akan Dilanjutkan Pekan Ini

Putri Anisa Yuliani
30/6/2020 17:18
HBKB Wilayah Akan Dilanjutkan Pekan Ini
Warga berolahraga saat Car Free Day (CFD) di Jalan Layang Non Tol Antarasari, Jakarta (28/6/2020)(MI/Vicky Gustiawan)

Minggu (28/6) lalu Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI memutuskan untuk menyelenggarakan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) melalui pelaksanaan kawasan bersepeda di 32 lokasi. Ini untuk menggantikan area HBKB utama Jalan Jenderal Sudirman hingga Jalan MH Thamrin.

Ada total 89.587 orang di 32 lokasi tersebut. Rinciannya: pesepeda sebanyak 52.353 orang dan pejalan kaki 37.234 orang.

"Memang yang paling banyak itu ada di Jakarta Timur sebab di Jakarta Timur itu ada lima wilayah yang dibuka, yaitu di Jalan Pemuda, Jalan Raden Inten, Kanal Banjir Timur, dan Jalan Bina Marga. Pesepeda di Jakarta Timur 15.261 dan pejalan kaki 21.655. Total 36.916 orang," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo, Selasa (30/6).

Syafrin menyebut pihaknya akan melanjutkan penyelenggaraan HBKB wilayah ini pada akhir pekan ini dan tetap menutup HBKB utama di Jalan Jenderal Sudirman juga Jalan MH Thamrin.

Baca juga: Ketua DPRD DKI Setuju Jakarta Masuk New Normal

Ia menjelaskan kenapa memilih menggunakan konsep kawasan bersepeda dalam HBKB wilayah ini. Menurutnya, pesepeda berbeda dengan pelari atau pejalan kaki karena pesepeda terus bergerak, sehingga tidak membuat kerumunan.

Sementara itu, jika kawasan itu tidak diutamakan bagi pesepeda melainkan untuk pejalan kaki, hal ini dikhawatirkan akan menimbulkan kerumunan karena pejalan kaki rentan berhenti di titik-titik tertentu secara berkelompok.

"Prinsipnya, penggunaan kawasan khusus pesepeda itu, tujuannya adalah agar warga yang berada di sana itu tidak kongkow, berhenti, kemudian menimbulkan kerumunan. Kita pahami filosofinya. Pesepeda itu, dia bergerak terus, maju. Kemudian dia mengukur kecepatannya mau cepat, mau lambat, atau mau sedang. Itu bisa diukur, tapi dia tidak berhenti," jelas Syafrin.

Maka dari itu, lanjutnya, disebut kawasan khusus pesepeda. "Agar tidak terjadi kerumunan massa akibat adanya warga yang kongkow-kongkow, nongkrong di satu titik, tapi mereka benar-benar menggunakan ruang publik yang disediakan Pemprov DKI Jakarta," tukas Syafrin.

Kedua, penyelenggaraan HBKB wilayah ini, menurutnya, juga ditujukan untuk menjadi sarana edukasi bagi masyarakat agar secara kolektif melaksanakan protokol kesehatan.

"Tentu untuk edukasi. Selama ini pada masa PSBB tiga periode lalu, itu warga sudah demikian disiplin berdiam diri di rumah, menjalankan protokol kesehatan individu," tukas Syafrin.

Sekarang dengan disiapkan ruang-ruang publik ini, tambahnya, mereka berlatih untuk menjalankan protokol kesehatan secara kolektif. "Sehingga ini jadi kebiasaan massal dan jadi tradisi baru warga jakarta menghadapi covid-19 agar Jakarta menjadi Jakarta tangguh untuk menghadapi wabah covid ini," tegasnya. (OL-14)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bude
Berita Lainnya