Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
POLITIKUS Partai Gerindra M Taufik menyayangkan kritik pemerintah pusat yang menyerang penyaluran bantuan sosial yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta itu menduga ada maksud politik di balik serangkaian kritik yang dilontarkan tiga menteri kabinet Presiden Joko Widodo yaitu Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, dan Menteri Sosial Juliari Batubara.
Menurutnya, Pemprov DKI menyalurkan bansos terlebih dulu dibanding pemerintah pusat. Meski di lapangan ada human error, fakta itu tetap tidak menutupi keseriusan Pemprov DKI dalam menangani dampak covid-19 yang meluluhlantakkan perekonomian warga.
Baca juga: M Taufik Tuding Sri Mulyani Buat Hoaks Soal Bansos DKI
Pun demikian ia tidak merasa ada yang salah jika warga mendapat bansos dua kali dari Pemprov DKI maupun dari Kemensos karena adanya kesamaan data penerima bansos.
"Tuduhan Menkeu Sri Mulyani bukan hanya tidak sejalan dengan upaya Gubernur Anies yang sejak awal tanggap dan cepat menangani Covid-19 tetapi juga menyakiti hari rakyat Ibu Kota yang memang sedang mengalami kesulitan ekonomi. Apa salahnya kalau dalam situasi sulit seperti ini warga Jakarta menerima bansos sampai dua kali dari pemerintah pusat dan dari Pemprov DKI? Bukankah itu dapat meringankan mereka yang sedang kesulitan ekonomi?" ujar Taufik dalam keterangan resmi, Kamis (7/4).
Taufik yang juga Ketua DPD DKI Partai Gerindra itu mencium aroma politik yang kental dalam kritik yang dilontarkan Menkeu Sri Mulyani.
Apalagi tiga menteri sekaligus mengkritisi dalam waktu yang bersamaan terkait hal yang sama.
"Saya yakin publik tahu arah dari pernyataan Menkeu Sri Mulyani dan juga pejabat pemerintah pusat lainnya. Kelihatan sekali perseteruan politiknya. Kalau tujuannya ingin menjegal Anies Baswedan di kontestasi politik 2024, janganlah menggunakan cara-cara yang tidak elegan. Jangan sampai perseteruan politik mengganggu perut rakyat, itu yang saya harapkan," kecamnya.
Di sisi lain, ia menegaskan Pemprov DKI di bawah kepemimpinan Anies Baswedan justru lebih dulu memberikan bansos kepada warga Ibu Kota yang terdampak covid-19 ketimbang pemerintah pusat.
Hal itu, menurutnya, harus diluruskan dulu. Bukan hanya lebih dahulu memberikan bantuan sosial, Pemprov DKI bahkan dikatakan Taufik paling siap menangani pandemi covid-19, termasuk dalam menanggulangi dampaknya.
"Catat itu dan Menkeu Sri Mulyani harus tahu. Untuk pembagian bansos Pemprov DKI sudah menyiapkan anggaran Rp700 miliar. Kalau dikatakan Gubernur Anies lepas tanggung jawab, di mana letak lepas tanggung jawabnya?" tanyanya.
Ia pun meminta pemerintah pusat tidak mempersoalkan adanya kesamaan data penerima bansos yang dimiliki pemerintah pusat dan pemerintah provinsi DKI.
"Saya kira itu tidak masalah kalau warga dapat bansos dua kali dari pemerintah pusat dan Pemprov DKI, dalam minggu yang berbeda. Yang salah itu kalau pembagian bansosnya dilakukan berbarengan pada hari yang sama, minggu yang sama juga," pungkas Taufik.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lepas tanggung jawab terkait pendanaan bantuan sosial (bansos) bagi 1,1 juta KK di DKI Jakarta ramai diberitakan.
Sri Mulyani mengaku mendapatkan laporan itu dari Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy.
Dalam kesempatan terpisah, Mensos Juliari Batubara mengkritik keras Pemprov DKI karena memberikan data penerima bansos yang sama kepada pihaknya.
Ia pun menemukan fakta penerima bansos Kemensos juga sebelumnya terdaftar di penerima bansos DKI dan sudah pernah mendapat bansos tersebut.
Menurutnya, harusnya warga masing-masing hanya mendapat bansos satu kali sehingga pembagian bansos akan lebih merata. (OL-1)
PEMERINTAH menetapkan anggaran pendidikan sebesar Rp757,8 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) untuk 2026.
ANGGARAN kesehatan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) untuk 2026 dialokasikan sebesar Rp244 triliun.
Koalisi Barisan Guru Indonesia (Kobar Guru Indonesia) mengkritisi pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani tentang kebijakan anggaran pendidikan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut ekonomi syariah bisa menginfiltrasi program-program unggulan Presiden Prabowo Subianto.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan adanya penambahan anggaran yang signifikan untuk Program Sekolah Rakyat pada tahun 2026.
Pemerintah Indonesia untuk pertama kalinya menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang asing Australian Dollar (AUD) (Kangaroo Bond) sebesar AU$ 800 Juta.
Selain MBG, Pemprov Papua Tengah juga mengimplementasikan pemberian Makanan Tambahan dan BLT untuk balita, Cek Kesehatan Gratis, pembentukan 1.045 koperasi desa.
Pemerintah jangan buru-buru menuding banyak penerima bantuan sosial (bansos) bermain judi online (judol) sehingga perlu ditelusuri lebih dalam.
Ia mencontohkan ada PNS yang menabung dari sisa gaji bulanan untuk masa depannya, khususnya persiapan pensiun.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Bank Jakarta kembali mendistribusikan bantuan sosial Pemenuhan Kebutuhan Dasar kepada total 56.351 orang penerima baru.
PPATK menemukan bahwa sebagian penerima bansos tercatat sebagai pegawai BUMN hingga eksekutif manajerial.
Bansos seharusnya menjadi pilihan terakhir pemerintah untuk membantu masyarakat. Bansos akan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat di masa kritis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved