Pengusaha Bus Terancam Bangkrut

Putri Anisa Yuliani
22/4/2020 17:25
Pengusaha Bus Terancam Bangkrut
Bus AKAP menunggu penumpang di putaran balik Jalan T.B. Simatupang, Pasar Rebo, Jakarta(MI/BARY FATHAHILAH)

Pendapatan para pengusaha bus antar kota antar provinsi (AKAP) dan bus pariwisata terancam bangkrut semenjak mewabahnya covid-19. Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mengharuskan jumlah penumpang dalam sekali angkut dibatasi, hanya 50% dari total kapasitas maksimal kendaraan.

Terlebih presiden telah melarang warga untuk mudik. Diperkirakan pengusaha bus hanya bisa bertahan 1-2 bulan.

Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengusulkan perusahaan yang masih beroperasi agar menyewa bus-bus AKAP dan pariwisata untuk mengantar jemput karyawannya.

Selain untuk membagi pendapatan awak bus, karyawan juga bisa menghindari angkutan umum yang memiliki risiko penyebaran covid-19 sangat tinggi.

"Ya, bisa saja dijadikan bus karyawan. Kita harus berstrategi karena ini kan demi kepentingan kita," ujar Djoko dalam konferensi pers virtual yang diselenggarakan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) bertema Menyoal Efektivitas Larangan Mudik, Rabu (22/4).

Selain itu, industri itu bisa memberikan tempat tinggal sementara bagi para karyawan. Ia menyebut hal ini sebagai bagian dari tanggung jawab perusahaan agar karyawannya terhindar dari paparan virus covid-19 atau menjadi carrier (pembawa) bagi keluarganya. Sebab terdapat ratusan perusahaan yang bergerak di luar sektor yang dikecualikan yang masih beroperasi karena mendapat izin dari Kementerian Perindustrian.

Baca juga: Sekolah Jadi Tempat Isolasi Bikin Warga Sekitar Sekolah Cemas

Djoko menilai kebijakan ini kontradiktif karena Pemprov DKI sudah mengatur melalui Peraturan Gubernur No. 33 tahun 2020 tentang Pelaksanaan PSBB Dalam Rangka Pencegahan Covid-19 di Jakarta.

"Pergub itu sudah mengatur hanya 11 sektor termasuk kesehatan yang masih boleh beroperasi. Nyatanya kan banyak yang masih buka dan ini membuat penyebaran covid-19 tetap tinggi. Perusahaan paling tidak harus membuat kebijakan yang bertanggung jawab terhadap karyawannya," ungkap Djoko.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum DPP Organda Adrianto Djokosoetono membenarkan hal tersebut. Saat ini banyak pengusaha bus yang sulit bertahan. Beberapa pengusaha bus masih berjalan karena larangan mudik belum berjalan dan sejumlah perusahaan ada yang menyewa bus menjadi bus antar jemput karyawan. (OL-14)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bude
Berita Lainnya