Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Anggap Lockdown Lebih Efektif, PKS: Biar Kuburan Berbicara

Putri Anisa Yuliani
19/4/2020 14:00
Anggap Lockdown Lebih Efektif, PKS: Biar Kuburan Berbicara
Pedagang menjajakan dagangannya di tepi jalan Pasar Cipulir, Jakarta Selatan, Sabtu (18/4) karena pasar ditutup (PSBB)(MI/Ramdani)

Anggota sekaligus penasihat Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi menyebut penerapan lockdown akan lebih efektif daripada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan pertambahan kasus covid-19.

Ia melihat penerapan PSBB saat ini belum efektif untuk menekan kenaikan kasus covid-19. Terbukti pada hari-10 PSBB, kasus covid-19 di Jakarta masih terus bertambah.

Ia menyayangkan usulan Gubernur DKI Jakarta untuk lockdown ditolak Presiden Joko Widodo.

"Kita bisa lihat saja. Meski saya bukan ahli kesehatan, tapi PSBB ini kurang efektif menurunkan kasus covid karena masyarakat belum sadar. Kalau waktu itu Pak Gubernur diberi kewenangan pasti sudah lockdown sejak awal," ungkap Suhaimi saat dihubungi, Minggu (19/4).

Menurutnya, penolakan Presiden di awal bukan berarti lockdown secara sepenuhnya ditolak. Presiden, imbuh Suhaimi, harus melihat fakta dan kenyataan yang terjadi saat ini.

Contohnya fakta bahwa jumlah warga yang meninggal disebabkan oleh covid-19 masih tinggi. Jumlah warga yang dimakamkan dengan prosedur tetap (protap) penyakit menular bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan yang meninggal dan terkonfirmasi disebabkan oleh covid-19.

Baca juga: PSBB Tak Efektif, PKS Dorong Penerapan Lockdown

"Berarti perlu dikomunikasikan lagi lebih kuat ke pemerintah pusat, menjelaskan lagi data-datanya bagaimana. Soal pemakaman protap covid-19, ini lebih nyata. Biarkan kuburan berbicara. Itu data riil. Itu kan tidak bisa dimanipulasi," tegasnya.

Lockdown memang membutuhkan konsekuensi yang lebih berat dari sisi pemerintah karena harus memikirkan dampak seperti sosial dan ekonomi.

"Pertimbangan bisnis dan yang lebih penting lagi adalah urusan perut warga menengah ke bawah harus sangat diperhatikan," ujar Suhaimi.

Selain itu, tambahnya,  yang perlu diperhatikan adalah koordinasi dengan pemerintah pusat.

Menurut Suhaimi, tentu saja harus ada hal yang harus dipersiapkan, yaitu koordinasi antara pemda dengan pemerintah. "Selain itu, harus ada operasi yang terpadu. Saya kira dua pekan saja ini total, benar-benar tidak ada pergerakan sama sekali. Ini akan lebih cepat turunnya," tegasnya. (OL-14)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bude
Berita Lainnya