Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

Fokus

Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.

Renovasi Sekolah Membawa Derita

Gana Buana/J-1
14/9/2019 11:55
Renovasi Sekolah Membawa Derita
Kegiatan belajar mengajar lesehan di lantai tanpa meja dan kursi di SD Negeri Pekayon Jaya 3, Bekasi, Jawa Barat, kemarin.(MI/GANA BUANA)

RENOVASI gedung sekolah yang seharusnya menjadi semakin layak dan menyenangkan malah berbuah derita bagi ratusan siswa SD Negeri Pekayon Jaya 3 Kota Bekasi.

Gedung sekolah mereka direnovasi pada 2017. Dari semula enam kelas bertambah menjadi 12. Tragisnya ruang kelas memang menjadi bagus, tapi tanpa kursi dan meja belajar.

Sudah dua tahun para siswa lesehan dan berselonjoran di lantai dalam proses belajar mengajar. Fikri Muhammad, siswa kelas VI di SD Negeri Pekayon Jaya 3, mengaku sering sakit punggung seusai kegiatan belajar.

Punggungnya sakit disebabkan harus berjam-jam menulis dengan cara membungkuk. "Suka sakit punggungnya, suka dibalurin minyak sama ibu di rumah agar sakitnya hilang," ungkapnya, Jumat (13/9).

Fikri merupakan satu dari beberapa siswa sekelasnya yang tidak punya meja lipat untuk tulisbaca. Ia terpaksa menggunakan tas ransel menjadi alas belajar.

"Dulu punya (meja lipat) cuma sudah patah karena kedudukan," imbuhnya.

Siswa yang tidak membawa meja belajar lipat memang tampak kesulitan dalam menulis. Seperti Fikri berkali-kali meletakkan buku tulisnya di lantai karena alas tas sekolah tak rata membuat tulisannya miring-miring. "Kadang kaki pun ikut kesemutan," kata dia.

Wali Kelas 6A SD Negeri Pekayon Jaya 3, Agus Herlan, mengatakan tidak sedikit siswa kehilangan konsentrasi karena belajar lesehan di lantai tanpa meja lipat. Beberapa siswa pun mengeluh pegal di leher dan kesakitan pada punggung karena telalu lama menunduk saat proses belajar mengajar.

Selama ini, kata Agus, pihak sekolah menganjurkan siswa membawa meja lipat dari rumah masing-masing. Meja belajar yang dibawa siswa untuk memudahkan mereka mengikuti proses belajar mengajar. "Setiap mau mulai

belajar, mereka buka supaya tidak terlalu menunduk saat menulis," cetusnya.

Setelah selesai proses belajar mengajar, meja lipat disimpan di dalam kelas. Namun, tidak sedikit juga siswa memilih membawa pulang ke rumah karena takut hilang atau rusak.

Agus mengaku tidak tahu-menahu mengapa renovasi gedung sekolah tidak disertai dengan kelengkapan proses belajar mengajar, yakni kursi dan meja. "Setahu saya, kepala sekolah sudah mengajukan (kursi dan meja) sejak awal renovasi," paparnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Inayatullah, berkilah pihaknya masih mengusahakan.

"Masih tahap pengadaan. Tahun lalu, kita enggak ada anggaran buat pengadaan mebel.Nah, sekarang baru dibeli, SD Negeri 3 Pekayon jadi prioritas," terangnya.

Pengadaan mebel dalam APBD Kota Bekasi mencapai Rp11 miliar. Anggaran tersebut dialokasikan untuk membeli lemari kelas, white board, meja dan kursi siswa, serta meja dan kursi guru.

"Anggarannya dibagi senilai Rp6 miliar buat SD dan Rp5 miliar untuk pembelian mebel SMP Negeri," jelas Inayatullah. (Gana Buana/J-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya