Headline

Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.

Anies Andalkan Waduk Atasi Banjir

Putri Anisa Yuliani
28/4/2019 09:15
Anies Andalkan Waduk Atasi Banjir
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan(ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

BUKANNYA segera memberesi sungai-sungai yang kian sempit dan dipadati sampah sehingga menimbulkan banjir.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan malah mengandalkan dua waduk di Bogor untuk menyelamatkan Jakarta dan wilayah sekitarnya dari banjir.

"Jadi, solusinya harus pengendalian air dari hulu. Selama volume air dari hulu tidak dikendalikan, dua tahun lagi tahu-tahu tempat mana (banjir). Tiga tahun lagi tempat mana. Ini semua karena air dari hulu ke pesisir tidak dikendalikan," kata Anies seusai meresmikan Taman O di Kelurahan Ciracas, Jakarta Timur, kemarin.

Menurutnya, hal itu terlihat dari beberapa wilayah yang minim dari guyuran hujan, tetapi mengalami banjir hingga ketinggian semeter. Pendek kata, saat ini pengendalian volume air di hulu menjadi prioritas dalam mengendalikan banjir di Ibu Kota.

"Bagaimana membangun bendungan untuk kemudian airnya dialihkan secara bertahap. Kemudian volume air yang turun ke pesisir bisa dikontrol," lanjut Anies.

Dua waduk kini sedang dalam tahap penyelesaian, yakni Waduk Ciawi dan Waduk Sukamahi. Kedua waduk ini ditargetkan mampu mengurangi air yang mengalir ke hilir hingga 30% dan selesai Desember  2019.

Selain kedua bendungan yang menelan dana APBN Rp2 triliun itu, Kementerian PU-Pera juga tengah menggarap proyek sodetan Kali Ciliwung untuk mengurangi debit air yang mengalir di Sungai Ciliwung menuju Kanal Banjir Timur. Namun, sayangnya proyek di bawah Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane itu masih terhambat proses pembebasan lahan.

Banjir di sebagian wilayah Jakarta sejak Jumat (26/4) dan kemarin lebih disebabkan oleh air dari wilayah hulu, yakni Bogor. Tidak hanya Jakarta, hampir semua daerah hilir terkena dampak air kiriman dari Bogor, seperti Tangerang Selatan, Bekasi, dan Depok.

"Jadi, saat ini menerima limpahan air dari hulu yang volumenya besar. Di Jakarta kita bersyukur bahwa permukaan air laut pukul 08.00 WIB turun," ujar Anies.

Apabila permukaan air laut ikut mengalami pasang, itu akan menyebabkan air di sungai tidak bisa mengalir ke laut karena terjebak di wilayah tengah sehingga banjir yang menimpa permukiman warga lama surutnya.

Berangsur surut
Hingga kemarin, banjir masih menggenangi 198 RT yang tersebar di 448 RW di wilayah DKI. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI terdapat 1.097 kepala keluarga dan 2.519 orang terdampak banjir. Jumlah pengungsi hingga kemarin tercatat 376 kepala keluarga atau 2.566 jiwa.

Banjir setinggi 2,5 meter yang merendam RW 07 Kelurahan Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan, sejak Jumat (26/4) berangsur-angsur mulai surut. Kemarin pukul 15.30 WIB warga tampak sudah mulai membersihkan rumah dan barang-barang yang terendam. Tidak sedikit dari mereka mulai memasukkan barang ke dalam rumah.

Salah seorang warga, yang terlihat penuh lumpur di sepatu bot karet yang dikenakannya, mengatakan banjir sudah mulai surut sejak kemarin pagi.

"Sekarang warga lagi bersih-bersih, banyak lumpur dan sampah di dalam rumah," ungkap Budiarto saat ditemui di kediamannya di Rawajati, Jakarta, kemarin.

Sejumlah warga lain juga terlihat sedang membersihkan peralatan rumah tangga dengan perlengkapan seadanya, termasuk sepeda motor yang terendam. (Rif/X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya