Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

Dua Tahun Jeda, Jakarta Banjir Lagi

Ferdian Ananda Majni
27/4/2019 09:00
Dua Tahun Jeda, Jakarta Banjir Lagi
Sejumlah anak bermain air saat banjir melanda permukiman di kawasan Rawajati, Jakarta Selatan( ANTARA/Indrianto Eko Suwarso)

SETELAH mengalami jeda selama hampir dua tahun, banjir cukup besar kembali melanda Ibu Kota. Sebanyak 32 titik wilayah di Jakarta, Jumat (26/4), dilaporkan terendam dengan kedalaman bervariasi.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat ke-32 lokasi banjir itu terletak di dua wilayah utama, yakni Jakarta Timur dan Jakarta Selatan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan banjir yang terjadi di wilayah Jakarta itu menyebabkan 2 orang meninggal dunia dan 2.258 warga terpaksa mengungsi.

Insiden itu disebabkan naiknya debit Sungai Ciliwung pascahujan deras dengan durasi cukup lama di wilayah Bogor, Kamis (25/4) malam. Tinggi permukaan air Sungai Ciliwung dilaporkan mencapai 220-250 cm dengan status siaga satu.

Baca Juga:  Ciliwung Meluap, 2.942 Warga Mengungsi

Hari sebelumnya, banjir yang disebut sebagai akibat luapan Kali Ciliwung hanya melanda 17 titik. Namun, curah hujan yang meningkat, baik di wilayah hulu maupun di Ibu Kota, telah membuat volume sungai tidak tertampung.

Selain bertambah luas, intensitas banjir itu dilaporkan meningkat. Sedikitnya 150 kepala keluarga (KK) warga di RT 10, RT 11, dan R 12 serta sebagian RT 08/RW 02 Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, misalnya, terdampak serius. Rumah-rumah mereka dilaporkan sempat terkena luapan setinggi 3 meter sejak Jumat (26/4) pagi.

Ketua RW 02, Istijab, mengungkapkan banjir setinggi 3 meter yang memasuki permukiman di 4 RT itu merupakan banjir terparah dalam tahun ini. Pasalnya, ketinggian air jauh lebih tinggi dari biasanya.

Kiriman

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan pihaknya memastikan banjir yang merendam sejumlah titik di Ibu Kota disebabkan air kiriman luapan air dari Kali Ciliwung, Bogor.

Untuk mengatasi masalah banjir kiriman itu, menurut Anies, pihaknya mengandalkan pembangunan dua lokasi Waduk di Sukamahi dan Ciawi.

Anies mengharapkan pembangunan dua waduk itu bisa rampung secepatnya sehingga masalah banjir kiriman dapat teratasi. "Sebelum (dua waduk) itu selesai air masih begitu saja datang. Padahal, Jakarta memang hujan, tapi tidak ada hujan yang luar biasa di sini," kata Anies, Jumat (26/4).

Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta meminta Anies Baswedan tidak menya-lahkan kiriman air dari hulu Sungai Ciliwung. "Kalau beliau menyampaikan seperti itu benar, bahwa itu dari hulu. Namun, persoalannya ialah hilirnya juga harus dibenahi," kata Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono, Jumat (26/4).

Semestinya, menurut Gembong, Anies juga mempersiapkan pembenahan wilayah hilir sungai agar dampak banjir kiriman itu tidak sampai ke masyarakat.

Ketua Fraksi NasDem DKI Jakarta Bestari Barus meminta Anies tidak lagi menyalahkan daerah lain sebagai penyebab banjir. "Ini kliselah. Saya kira sudah bertahun-tahun seperti ini, maka tidak ada alasan karena kiriman dari Bogor dan sebagainya," kata Bestari.

Ia meminta Anies untuk serius mencari solusi banjir dan tidak lagi memberikan alasan kepada masyarakat bahwa banjir tersebut kirim-an dari Bogor. "Kita memberikan anggaran cukup besar ke daerah kita ini untuk bekerja lebih maksimal. Menjadi tantangan bagi Anies dan aparatur di pemprov untuk mencari solusi. Saya kira harus ada solusi besar," jelasnya. (Gol/Ssr/SM/*/X-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : PKL
Berita Lainnya