Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
RASA pedas tampaknya menjadi salah satu cita rasa yang paling dicari terutama saat berkuliner. Bagi sebagian orang, makanan akan terasa kurang lengkap tanpa sentuhan pedas. Bahkan, para pecinta pedas bisa rela merasakan sensasi panas yang membuat keringat bercucuran di dahi.
Tapi pernahkah kamu berfikir dari mana rasa pedas itu timbul? Dan apakah makanan pedas memiliki manfaat kesehatan? Atau justru berisiko dan menimbulkan bahaya bagi tubuh?
Yuk, simak pendapat para ahli tentang pengaruh makanan pedas bagi tubuh, apakah sehat, serta apa saja manfaat dan risikonya.
Melansir dari today.com, ahli gastroenterologi bersertifikat di NYU Langone Health Rabia de Latour menjelaskan bahwa rasa "panas" atau terbakar pada makanan pedas berasal dari senyawa kimia bernama capsaicin.
Capsaicin inilah yang menjadi komponen utama dalam berbagai jenis cabai, seperti cabai rawit, serrano, dan habanero.
Sementara itu, profesor epidemiologi di University of Tennessee Medical Center Paul Terry mengutarakan bahwa setiap jenis cabai mengandung kadar capsaicin yang berbeda, dan kadar kepedasan tersebut diukur menggunakan skala Scoville.
Semakin pedas suatu cabai atau makanan, semakin tinggi pula angkanya pada skala Scoville, yang diukur dalam satuan panas Scoville (SHU).
Sebagai contoh, cabai jalapeño umumnya memiliki sekitar 5.000 SHU, sementara cabai Carolina Reaper bisa mencapai lebih dari 1,5 juta SHU.
Bagi para pecinta pedas, menikmati sensasi membakar di lidah sering kali menjadi kenikmatan tersendiri tanpa memikirkan dampaknya pada tubuh.
Padahal, kata Paul Terry, saat mengonsumsi makanan pedas, senyawa bernama capsaicin yang terkandung dalam cabai akan mengikat reseptor khusus di mulut dan lidah, yang disebut TRPV1 (Transient Receptor Potential Vanilloid 1).
"Reseptor ini mengirimkan sinyal rasa sakit ke otak," ucapnya.
Secara teknis, rasa pedas hanyalah sensasi yang menyakitkan, bukan rasa atau cita rasa.
Bukan itu saja, menurut Cleveland Clinic, capsaicin juga bisa mengelabui tubuh, membuat pemilik tubuh merasa seolah-olah berada dalam suhu panas. Hal inilah yang menyebabkan peningkatan suhu tubuh dan detak jantung yang cepat.
Kemudian, suhu panas yang ditimbulkan oleh capsaicin membuat tubuh berusaha mendinginkan diri, sehingga menyebabkan kamu berkeringat atau wajah memerah.
Selain itu, capsaicin juga bisa mengiritasi saluran pernapasan, menyebabkan hidung meler atau mata berair.
Lebih parah, jika sudah tercerna di dalam saluran pencernaan, capsaicin dapat mengiritasi kerongkongan dan lambung, yang bisa menimbulkan rasa sakit atau gangguan pencernaan.
Terry memberikan penjelasan kembali bahwa bagi beberapa orang, capsaicin bisa mempercepat proses pencernaan dan menyebabkan diare.
Sensasi terbakar ini bisa berlanjut hingga ke rektum, yang membuat sebagian orang merasakan rasa perih saat buang air besar.
Namun, ada juga efek psikologisnya. Sensasi sakit ini bisa memicu pelepasan endorfin, zat kimia di otak yang membuat kita merasa lebih bahagia atau bahkan euforia setelah merasakannya.
Toleransi terhadap makanan pedas bervariasi pada setiap orang, dan hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti genetika, paparan terhadap makanan pedas, dan kepribadian.
Menurut Paul Terry, jumlah dan jenis reseptor TRPV1 yang dimiliki setiap orang berbeda, sehingga menyebabkan perbedaan tingkat sensitivitas rasa pedasnya. Beberapa orang mungkin memiliki lebih sedikit reseptor nyeri, sehingga mereka dapat mentolerir rasa pedas dengan lebih baik.
Terry menjelaskan orang yang sering makan pedas, lidahnya akan cenderung lebih tahan terhadap rasa pedas. Hal ini umum terjadi di Asia, Amerika Latin, Karibia, dan Afrika. Bagi mereka, rasa pedas bisa menjadi menyenangkan. Penelitian menunjukkan orang yang menyukai makanan pedas mungkin memiliki kepribadian lebih suka mencari sensasi.
Setelah mengetahui efek makanan pedas apakah kamu masih berpikir makanan pedas baik bagi tubuh?
Tentu ada baik dan buruknya, tetapi tetap saja jika kamu menambahkan saus pedas pada makanan cepat saji, itu tidak akan membuatnya menjadi makanan yang sehat.
Jika kamu ingin mendapatkan manfaat dari capsaicin, sebaiknya tambahkan bumbu pedas pada makanan yang lebih bergizi. Pilihlah makanan yang mengandung protein, serat, dan nutrisi dari berbagai kelompok makanan agar rasa pedas tersebut tidak menimbulkan sakit yang terlalu parah .
Makanan pedas juga dapat memberikan manfaat jika dijadikan bagian dari pola makan yang sehat dan seimbang. Berikut manfaatnya:
Sebuah studi pada 2015, yang melibatkan 500.000 orang dewasa di Tiongkok, menemukan bahwa orang yang makan makanan pedas setiap hari memiliki risiko kematian 14% lebih rendah dibandingkan mereka yang makan pedas hanya seminggu sekali. Namun, hasil penelitian ini masih belum sepenuhnya jelas.
Manfaat lain dari makanan pedas adalah baik untuk kesehatan jantung dan usus, terutama karena kandungan capsaicin yang memiliki efekanti peradangan.
Penelitian dari American Heart Association pada 2020 menunjukkan bahwa orang yang sering makan cabai memiliki risiko kematian lebih rendah yang diakibatkan oleh penyakit jantung dan kanker.
Meskipun makanan pedas dapat bermanfaat bagi kesehatan, ada beberapa risikonya.
Bagi sebagian orang, makanan pedas dapat menyebabkan diare atau sensasi terbakar saat buang air besar, yang bisa lebih menyakitkan jika ada masalah seperti fisura anus.
Selain itu, Paul Terry menyatakan bahwa inhalasi capsaicin secara tidak sengaja bisa memicu risiko pernapasan atau bahkan serangan asma pada orang tertentu.
Sebagai saran, mulailah dengan jumlah kecil saat mencoba makanan pedas dan perhatikan tingkat kepedasannya.
"Jika terasa tidak nyaman, hentikan. Jika membuat Anda senang, nikmati dalam batas yang wajar. Ingat, tidak semua cabai sama," kata Terry.
Jika merasa terlalu panas setelah makan makanan pedas, cara meredakan efek panas tersebut dengan mengonsumsi makanan berprotein atau berlemak.
Terry menyarankan untuk mencoba susu, es krim, atau yogurt, yang dapat membantu mengurangi efek panas dari capsaicin. (Z-1)
Sensasi pedas ini disebabkan oleh zat aktif seperti capsaicin yang merangsang reseptor panas di mulut dan kulit.
Makanan pedas memang nikmat, tetapi terlalu sering mengonsumsinya bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Sensasi pedas ini biasanya berasal dari senyawa capsaicin atau piperine, yang dapat menimbulkan sensasi panas dan terbakar di lidah serta sistem pencernaan.
Makan makanan pedas memang nikmat dan bisa meningkatkan selera makan, tetapi konsumsi berlebihan dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
Ketika kamu mengonsumsi makanan pedas, maka darah dalam tubuh akan mengalir lebih cepat dari biasanya. Sehingga, racun-racun yang berada dalam tubuh dapat dikeluarkan melalui keringat.
Makan pedas saat perut kosong dapat memberikan beberapa dampak negatif pada tubuh, terutama bagi orang yang tidak terbiasa mengonsumsi makanan pedas
Ubi jalar oranye kaya akan beta karoten, serat, dan kalium yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Temukan 5 manfaat utamanya di sini.
Berendam di hot tub mampu meningkatkan suhu inti tubuh lebih efektif dibandingkan duduk di sauna.
Berolahraga pagi hari memberikan banyak manfaat bagi tubuh. Simak 13 manfaatnya berikut.
Dengan vaksinasi yang tepat dan gaya hidup yang sehat, para lansia dapat menikmati masa tua yang lebih aktif, mandiri, dan penuh semangat.
Mengkonsumsi sayuran secara konsisten dapat mengurangi kemungkinan timbulnya uban, menurut temuan terbaru dari peneliti internasional.
Diabetes tipe 2 muncul ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin dan/atau tidak memproduksi insulin cukup untuk menjaga kadar glukosa darah tetap normal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved