Efek Samping Kemoterapi pada Anak, Apa Tanda Bahayanya?

Indrastuti
28/9/2024 14:59
Efek Samping Kemoterapi pada Anak, Apa Tanda Bahayanya?
Ilustrasi(freepik.com)

ANAK penderita kanker menjalani beragam pengobatan, salah satunya kemoterapi. Dokter Spesialis Anak Konsultan Hematologi Onkologi dr. Endang Windiastuti Sp.A(K) MM(Paed) mengatakan bahwa orang tua perlu mengetahui kapan tanda bahaya dari efek samping kemoterapi pada anak penderita kanker, salah satunya mual muntah.

“Sudah diberi anti-muntah, nggak ada perubahan, muntah setiap kali diberi makan, ibu beri minum karena ingin menggantikan muntahan yang banyak takut anaknya dehidrasi malah makin muntah, mual lah dia, lemas dan keringat dingin,” kata Endang beberapa waktu lalu.

Endang mengatakan, mual muntah juga bisa terjadi akibat pikiran anak yang negatif terhadap kemoterapi sehingga memanifestasikannya dengan muntah. Jika anak mual muntah secara spontan tidak didahului batuk terutama saat bangun tidur, dan terjadi lebih dari dua hari, maka dikhawatirkan ada sesuatu yang terjadi pada otaknya atau kanker telah menyebar (metastasis) ke organ otak.

Baca juga : Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker

Muntah yang disertai darah, baik darah segar atau darah yang menghitam juga perlu menjadi perhatian orang tua. Darah yang keluar dari muntahan bisa jadi dari asam lambung yang naik bersama makanan. Selain itu juga waspadai penurunan berat badan akibat muntah yang berlebihan lebih dari 10 persen, dan waktu tidur anak yang lebih lama akibat kesadaran menurun karena dehidrasi.

“Kalau anak itu banyak tidur artinya kesadaran mulai turun atau jangan-jangan sudah dehidrasi, buang air kecil (BAK) jarang, kalau malam suka pakai pempers sampai pagi kering berarti dia tidak ada pipisnya dan itu menjadi salah satu parameter, harus segera dibawa ke rumah sakit, lemas, tangan kaki dingin, Nah itu yang harus dikawal,” katanya.

Selain mual muntah, efek samping kemoterapi yang harus menjadi perhatian adalah adanya sariawan di dalam mulut dan lidah sehingga anak kesulitan berbicara karena kesakitan.

Baca juga : Catherine, Putri Wales, Kembali Bertugas Usai Menyelesaikan Pengobatan Kemoterapi

Pencegahan yang bisa dilakukan orang tua, kata Endang adalah dengan memberikan makan sedikit-sedikit untuk kebutuhan kalori dan memberikan makanan atau minuman dingin sebagai efek anestesi pada sariawannya.

Dokter lulusan Universitas Indonesia ini mengatakan orang tua juga sebaiknya menghindari anak minum susu dari dot sampai tertidur karena sisa susu di mulut bisa menyebabkan sariawan. Sebaiknya sering lakukan rutinitas membersihkan mulut dengan kumur-kumur air garam hangat sebagai desinfektan.

“Ternyata air yang mengandung garam bisa sebagai desinfektan di mulut, jadi kalau di rumah sakit ada NaCl bisa tapi kalau di rumah saya selalu mengajukan itu, tapi jangan ke asinan, dan selalu pertahankan hidrasi, monitor pipisnya,” kata Endang.

Endang mengatakan terapi suportif di luar terapi obat perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup anak penderita kanker. Orang tua perlu mengenali gejala efek samping dari kemoterapi agar segera bisa mendapat tatalaksana lebih awal. (Ant/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya