Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
KESADARAN akan pentingnya kesehatan mental dan emosional kini semakin mendapat perhatian. Pendiri Body Communication Resonance (BCR) Dhavid Avandijaya Wartono memperkenalkan pendekatan baru dalam dunia terapi dengan menitikberatkan pada keharmonisan antara tubuh dan pikiran.
Terapi ini menawarkan pemulihan menyeluruh, tidak hanya dari sisi emosional, tetapi juga fisik, dengan menghubungkan pengalaman psikologis yang tersimpan dalam tubuh manusia. “BCR adalah pendekatan penyembuhan yang menekankan kesadaran tubuh, relaksasi, dan energi vital. Ini bukan hanya metode terapi, tapi cara hidup yang membantu kita hadir penuh dan berdamai dengan diri sendiri,” ujar Dhavid dalam keterangannya, Kamis (3/7).
David mengatakan bahwa BCR berdiri di atas pemahaman bahwa trauma dan stres tidak hanya berdampak pada pikiran, tetapi juga meninggalkan jejak pada sistem saraf dan tubuh fisik. Ketegangan otot, nyeri kronis, insomnia, hingga kelelahan dapat menjadi manifestasi dari beban emosional yang belum terselesaikan.
Melalui teknik seperti touch therapy, pernapasan sadar, dan latihan kesadaran tubuh, BCR membantu individu memproses emosi terpendam serta mengembalikan keseimbangan sistem saraf. Pendekatan ini menggabungkan filosofi dari pengobatan tradisional Tiongkok, seperti chakra, meridian, dan lima elemen dasar.
Ia menambahkan beberapa prinsip utama terapi ini mencakup kesadaran terhadap sensasi tubuh sebagai kunci pemrosesan emosi, koneksi pikiran dan tubuh yang utuh, pelepasan trauma melalui relaksasi sistem saraf dan pemulihan kondisi aman dalam tubuh pascastres.
Menurut David, manfaat terapi BCR terbukti luas. Secara individu, banyak peserta merasakan ketenangan emosional dan berkurangnya gejala fisik setelah menjalani sesi terapi. Di lingkungan keluarga, latihan bersama pasangan atau anak juga mendukung komunikasi yang lebih sehat dan empatik. “Saat seseorang hadir penuh dalam tubuhnya, ia akan lebih mampu hadir untuk orang lain,” tambah Dhavid.
Terutama bagi orang tua, sambung dia, BCR dapat menjadi jembatan dalam memahami dan merespons kebutuhan emosional anak, menciptakan rumah yang lebih stabil secara emosional, serta mendukung proses belajar anak dengan lebih baik.
Selain untuk pemulihan trauma, kata David, BCR juga menjadi alternatif efektif bagi penderita kecemasan kronis. Melalui stimulasi titik-titik saraf tertentu dan latihan pernapasan, terapi ini terbukti membantu meredakan respons stres berlebihan seperti fight or flight.
"BCR menawarkan harapan baru bagi banyak orang yang mencari solusi menyeluruh dan non-invasif untuk kesehatan mental dan emosional mereka," pungkasnya. (Cah/P-3)
Masyarakat diajak untuk tidak ragu dan malu melakukan pemeriksaan kesehatan ke puskesmas jika memiliki gejala kasus TB sebab penyakit tersebut bisa disembuhkan.
Terapi ini terbukti efektif menangani sejumlah penyakit berat, seperti leukemia, krisis myasthenia gravis, Guillain-Barré syndrome, dan berbagai gangguan neurologis autoimun lain.
Gerakan cepat dalam latihan, seperti agility dengan shuttlecock, memicu rasa pusing hebat yang membuat Gregoria Mariska Tunjung khawatir akan kambuh mendadak.
Studi ini mengukur gejala seperti heartburn, nyeri dada, naiknya asam lambung, dan mual menggunakan kuesioner penilaian mandiri (GERD-Q, skor 0–18).
Lutetium PSMA hadir sebagai solusi terapi radioaktif yang efektif bagi pasien kanker prostat stadium lanjut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved