Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Stimulasi untuk Perkembangan Motorik Anak Bisa Dilakukan di Rumah

Basuki Eka Purnama
18/9/2024 11:50
Stimulasi untuk Perkembangan Motorik Anak Bisa Dilakukan di Rumah
Ilustrasi(Freepik)

SEKRETARIS Unit Kerja Koordinasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Amanda Soebadi mengatakan perkembangan motorik anak bisa
diasah di rumah, tidak melulu harus mengikuti program khusus.

Amanda, yang juga dokter anak konsultan neurologi, saat diskusi daring, Selasa (17/9), mengatakan stimulasi untuk perkembangan motorik anak yang optimal bukan sesuatu yang mewah dan mahal.

"Bisa di rumah, berikan anak kesempatan untuk eksplorasi lingkungan," kata Amanda.

Baca juga : Anak Anda Perkembangan Motoriknya Terlambat? Segera Periksa ke Dokter

Stimulasi perkembangan motorik bisa dilakukan dengan mengajak anak bermain, apakah sambil duduk atau tengkurap, sesuai dengan usia dan perkembangan yang sudah dicapai anak.

"Berikan pengalaman sensoris yang beraneka ragam," kata Amanda.

Amanda juga mengingatkan jika mengajak anak beraktivitas motorik menggunakan kursi bersabuk, posisi yang disarankan adalah maksimal 2 jam dalam satu hari.

Baca juga : Panduan Orangtua, Bagaimana Menjelaskan Asal-usul Bayi kepada Anak

Baby gym atau gymnasium khusus bayi dan balita, ungkap Amanda, adalah salah satu pilihan stimulasi, namun, tidak harus.

Jika orangtua mampu dan anak senang mengikuti program tersebut, silakan fasilitasi anak dengan baby gym. Baby gym biasanya diikuti bayi berusia 6 bulan hingga 2 tahun.

Amanda mengingatkan orangtua bahwa pada rentang usia tersebut, pada umumnya anak bermain sendiri. Dia belum berada pada fase main bersama teman.

Baca juga : Cegah Ruam Popok agar si Kecil Bebas Bergerak

Jika anak terlihat tidak senang berada di tempat yang mengharuskan dia bermain bersama, Amanda mengingatkan hal itu adalah lumrah.

Orangtua, kata Amanda, wajib memahami tahapan perkembangan motorik anak supaya anak bisa mendapatkan perawatan atau intervensi jika terjadi keterlambatan. 

Dia mengatakan perkembangan motorik yang paling mudah diamati adalah motorik kasar, yang melibatkan otot besar.

Menurut penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rerata bayi berusia 4 bulan bisa mengangkat kepala sendiri, tengkurap tanpa bantuan pada usia 6 bulan, dan duduk sendiri pada usia 6-7 bulan.

Pada usia 7-8 bulan, bayi bisa berdiri sambil berpegangan pada benda sekitar. Kemudian pada usia 8-9 bulan dia mulai merangkak, berjalan sambil berpegangan (9 bulan) dan mulai berjalan sendiri pada usia 12-16 bulan. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya