Headline
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
PERAWAT dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) Joan Xaveria Mahulae menyarankan penggunaan gelas kecil khusus atau cup feeder dalam pemberian air susu ibu (ASI) pada bayi untuk menghindari terjadinya bingung puting.
"Untuk ibu yang cuti melahirkannya habis dan harus kembali bekerja sehingga pengasuhan diserahkan kepada suami atau keluarga, ada opsi dalam pemberian ASI mengikuti saran WHO untuk menggunakan cup feeder, atau bisa juga menggunakan sendok yang penting tidak menggunakan dot," kata Joan, dikutip Rabu (6/8).
Menurut Joan, opsi-opsi tersebut lebih baik, karena ke depannya anak tidak akan mengalami bingung puting atau kondisi ketika bayi mengalami kesulitan beralih kebiasaan menggunakan dot untuk kembali ke proses menyusui langsung dari payudara ibunya.
Bingung puting bisa berpotensi menyebabkan masalah termasuk salah satunya menurunkan produksi ASI yang padahal masih dibutuhkan untuk mendukung tumbuh kembang bayi di periode 0-6 bulan.
Maka dari itu, penggunaan botol dot memang tidak disarankan dan lebih baik opsi lainnya dipilih sehingga ke depannya anak masih tetap bisa menyusui secara langsung dari payudara ibu.
"Jadi ketika masa cutinya mau berakhir, itu ibu harus mengajarkan kepada suami ataupun caregiver di rumah untuk pemberian ASI dilakukan dengan menggunakan cup feeder atau sendok," kata Joan.
Meski begitu, Joan juga membagikan kiat kepada keluarga yang pada akhirnya memutuskan menggunakan botol dot dalam memberikan ASI. Agar ketergantungan tidak tercipta, ibu harus memberikan susu secara langsung dari payudara saat sebelum pergi kerja dan sesudah pulang kerja.
Dengan demikian durasi penggunaan botol dot dalam keseharian sang anak tidak berlangsung lama dan anak masih tetap bisa melakukan proses menyusui ASI secara langsung dari payudara ibu.
Adapun untuk anak yang kemudian sudah mengalami ketergantungan konsumsi ASI dari botol dot dan ingin kembali dibiasakan untuk menyusui secara langsung dari ibu, Joan menyarankan agar kontak kulit ke kulit (skin-to-skin contact) bisa lebih sering dilakukan dengan sang buah hati.
"Selain itu, konsultasi laktasinya juga tetap harus dijalankan sembari skin-to-skin contact agar ini bisa teratasi dan bayi bisa kembali meningkatkan memorinya terkait dengan DBF dan akhirnya mau menyusui langsung kembali," pungkas Joan. (Ant/Z-1)
Dokter sekaligus pemerhati kesehatan, Reisa Broto Asmoro, dalam diskusi daring bertajuk ASI dan Imunisasi, menyebutkan bahwa ASI dan imunisasi dua hal yang tidak bisa saling menggantikan.
Karena hormon oksitosin berpengaruh terhadap produksi ASI, ibu perlu merasa nyaman, diterima, dan didukung secara emosional, terutama pada masa menyusui.
Faktor bioaktif dalam ASI itu bukan nilai nutrisi, bukan lemaknya, bukan proteinnya, tapi faktor yang dapat membantu kematangan usus dan sel-sel kekebalan.
Penggunaan ASI booster itu tetap harus ada indikasi medis.
ASI memberikan manfaat luar biasa untuk bayi dan ibu, mulai dari perlindungan alami hingga memperkuat ikatan emosional. Temukan manfaat lengkapnya di sini.
Mitos seputar pemberian MPASI itu mulai dari pemberian madu untuk anak yang baru lahir, hingga larangan pemberian MPASI bertekstur hingga anak tumbuh gigi.
Studi terbaru ungkap lebih dari 17 juta bayi lahir dari fertilisasi in vitro (IVF) sejak 1978.
Susu formula harus diberikan kepada bayi yang mengalami kelainan metabolisme bawaan atau kelainan genetik yang menyebabkan dirinya tidak bisa mencerna ASI.
Penyakit Respiratory Syncytial Virus (RSV) kini menjadi perhatian utama dunia kesehatan. Walau sering dianggap sebagai flu biasa, RSV menyimpan potensi bahaya serius.
Lonjakan kasus Respiratory Syncytial Virus (RSV) memicu kekhawatiran di kalangan medis, khususnya karena virus ini menyerang kelompok paling rentan: bayi dan lansia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved