Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Pemakaian Antiseptik pada Vagina, Bolehkah?

Indrastuti
15/9/2024 17:15
Pemakaian Antiseptik pada Vagina, Bolehkah?
Ilustrasi(freepik.com)

JELITA mungkin sudah mengetahui perempuan tidak disarankan  penggunaan pembersih antiseptik vagina karena berisiko mengganggu flora normal di vagina. Namun, hal tersebut ada pengecualiannya.

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi lulusan Universitas Hassanudin mengatakan bahwa pemakaian cairan antiseptik pada area vagina diperbolehkan hanya pada saat rasa gatal datang pertama kali.

“Kalau gatal-gatal apa harus pakai antiseptik? Jawabannya untuk awal-awal boleh, itu sebagai bentuk pencegahan (pada area sekitar kewanitaan),” kata Dokter dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin SpOG, M.Kes, FICS dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.

Baca juga : Ini Cara Menghapus Makeup Tanpa Pembersih Khusus

Ardiansjah menuturkan anjuran tersebut untuk menjaga kadar keasaman (pH) di area vagina yang normalnya ada di angka pH 3,5 sampai 4,5, tidak mengalami perubahan secara signifikan.

Selain itu, hal tersebut bertujuan untuk mencegah adanya risiko yang disebabkan oleh ketidaktahuan pasien atas penyebab dari rasa gatal itu sendiri.

Misalnya, rasa gatal bisa berasal dari kulit vagina akibat melakukan waxing atau adanya masalah dari dalam vagina yang terkena kuman dari anus yang masuk akibat cara pembersihan (cebok) yang tidak bersih.

Baca juga : 5 Cara Mewarat Vagina agar Tetap Sehat dan Bersih

“Bisa juga karena jamur dari dalam, keputihan, itu biar kita mau pakai satu baskom (antiseptik), enggak akan hilang (gatalnya) karena ada jamur, ada kuman, dari dalam enggak membuatnya hilang karena berefeknya di dalam,” ujar dia.

Menurut dia apabila keluhan berlanjut seperti rasa gatal yang tidak kunjung membaik di daerah genital, muncul bau tidak sedap saat keputihan, ada cairan berwarna kekuningan atau kehijauan dalam bentuk gumpalan atau parutan keju, maka penderita disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter di fasilitas kesehatan terdekat.

“Kapan harus ke dokter? Itu kalau tanda keputihan kita tidak normal. Apalagi vagina itu ada bau khasnya ya, kalau bau busuk memang setiap orang punya pembauan yang berbeda, tapi kalau itu tidak normal, itu bahaya,” kata dia. (Ant/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya