Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
SUPPORT system sudah menjadi kosa kata yang makin umum di dunia parenting di Tanah Air. Support system adalah jaringan orang-orang yang bisa mendukung orangtua, khususnya ibu, dalam merawat dan membesarkan anak.
Kehadiran support system terutama terasa sangat dibutuhkan dalam masa-masa awal tumbuh kembang anak, dari bayi hingga balita. Sebab di masa tersebut anak membutuhkan perhatian dan pengawasan yang hampir tidak putus. Hal ini tentunya bisa menguras energi maupun emosi ibu.
Baca juga : Pentingkah Menjadi Orang Tua yang Humoris? Begini Menurut Para Ahli
Di banyak negara, termasuk di Indonesia, kakek-nenek menjadi support system andalan. Tentu saja secara naluriah mereka memiliki cinta yang besar pada cucu. Di sisi lain, tidak jarang pula muncul konflik antara orangtua dengan kakek-nenek ketika tidak sependapat soal pola asuh. Orangtua bisa merasa perannya dilangkahi sementara kakek-nenek menilai mereka memang semestinya membimbing anak dalam pola asuh.
Baca juga : Studi HCC: 7 dari 10 Ibu di Indonesia Alami Mom Shaming
Lantas sebenarnya seperti apa peran support system yang baik? Dokter spesialis anak, dr. Lucky Yogasatria, S.PA., mengakui jika support system memang bisa malah mengambil alih peran orangtua lewat berbagai cara, bahkan dari hal-hal kecil.
"Jadi ketika dirumah itu dateng, eh udahlah gak usah pake asi pake, sufor (susu formula) aja. Eh udah kasih kopi aja, eh di pijat dong nih, gimana sih kamu," katanya, seperti dikutip dari Instagram pribadinya @dr.lucky.sp.a.
Baca juga : Pola Asuh Pengaruhi Perilaku Agresif Anak
Dr Lucky menyampaikan bahwa tanpa disadari keinginan kakek dan nenek untuk memberi tahu atau saran memang bisa berwujud jadi serba mengatur. Namun semestinya kakek dan nenek menyadari jika peran orangtua tetap merupakan wewenang anak.
Baca juga : Gentle Parenting Bantu Bangun Karakter Anak Generasi Alfa
"Tapi jangan lupa orangtua itu yang bertanggung jawab full terhadap anaknya. Orangtua itu yg bertugas full terhadap anaknya," kata dr Lucky.
Lucky pun mencontohkan jika peran orangtua bisa jadi tersingkir meski sebenarnya ia hadir di rumah, karena disuruh melakukan berbagai tugas yang bukan mendampingi anak. "Sang orangtuanya jadi gak punya waktu, malah disuruh nyucilah, malah disuruh nyiapin makanan, disuruh ini disuruh itu. Tapi anaknya malah diambil sama support systemnya, ya mertuanya, kakeknya, neneknya," tuturnya.
Ia pun menekankan agar para support system, baik kakek-nenek maupun yang lainnya, harus menyadari jika peran ‘mendukung’ bukan dengan mengambil alih. "Support systemnya apa? Kakeknya, neneknya, suaminya, tantenya, asisten rumah tangga itu jadi support system. Ya harusnya men-support. Tapi yang terjadi contohnya itu bukan mensupport tapi mengambil alih," lanjutnya.
Ia menekankan bahwa support system yang benar adalah justru dengan memberi bantuan agar orangtua tidak kelelahan. Para kakek-nenek yang, tentu saja, sudah tidak prima fisiknya dapat memberi bantuan berupa nasihat yang tidak memaksakan atau menggurui, suasana yang nyaman, atau bahkan dukungan fasilitas.
"Harusnya support system yang baik adalah kita memberikan kesempatan kepada orangtua untuk megang full anaknya. Diawasin aja, gak usah diintervensi orang tua (anak). Nah dibantulah supaya dia (orangtua) gak kelelahan, dibantu siapin makanannya, dibantu untuk merasakan tidak sendirian," pungkasnya. (M-1)
Tindakan orangtua yang sering dilakukan ke anak sejak kecil bisa membuat anak menjadi mudah cemas dan bahkan menjadi sosok pencemas saat dewasa.
SAAT seorang anak melakukan kesalahan, orangtua kerap marah hingga membentak anak baik secara sadar maupun tidak sadar. Hal tersebut bisa berdampak buruk pada emosi
Sekadar mengajari mengucapkan maaf, belum tentu membuat anak paham untuk memperbaiki kesalahan dan tentang perasaan orang lain. Akibatnya, ia bisa mengulangi kesalahan itu.
Iis Dahlia tampak selalu kompak dengan anaknya. Bagaimana cara agar orangtua dekat dengan anak seperti sahabat?
Pasangan pemengaruh (influencer) sekaligus Co-Founders Parentalk, Nucha Bachri dan Ario Pratomo telah menjalani pernikahan selama lebih dari 12 tahun.
Nucha mengatakan setelah menjadi seorang ibu, kesabaran juga tetap perlu dibangun dalam mengasuh anak.
Kebiasaan makan bergizi seimbang beragam dan aman pada anak bukan semata tentang apa yang disajikan, namun juga penanaman nilai gizi secara konsisten dalam keluarga.
POLA asuh atau gaya parenting orangtua kerap dituduh menjadi penyebab seorang anak mengalami kondisi autisme. Khususnya di era kemajuan teknologi saat ini.
Kurang optimalnya asupan gizi dan kekeliruan pola asuh bisa menyebabkan anak rentan terkena penyakit hingga terindikasi stunting.
The Journal of Human Resources menemukan bahwa anak sulung dalam keluarga cenderung memiliki skor Intelligence Quotient (IQ) lebih tinggi.
Kemampuan sosial-emosional seperti pengelolaan emosi, empati, dan kemampuan berkomunikasi harus ditanamkan sejak dini untuk membentuk anak-anak yang tangguh.
Nilai-nilai etika modern yang saat ini berlaku dalam masyarakat dipenuhi nilai-nilai abstrak sehingga perlu dikonkretkan dalam etika praktis, seperti sosok teladan yang menjadi panutan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved