Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
MENJADI orang tua di era digital merupakan hal menguntungkan karena akses terhadap informasi menjadi sangat mudah. Namun ini juga membawa banyak tantangan, terutama bagi orang tua milenial yang kini melahiran anak Generasi Alfa, anak yang lahir antara 2010 hingga 2025.
Data Sensus Penduduk 2020 Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 54% didominasi usia muda, yaitu kalangan Generasi Milenial dan Generasi Z, yang kini keduanya mulai mencetak Generasi Alfa sebagai Generasi Emas Indonesia 2045.
Generasi Alfa yang memiliki keakraban dengan teknologi akan lebih banyak terpapar informasi, baik positif maupun negatif. Hal ini dapat berdampak pada tingkah laku hingga cara berpikir dalam situasi sosial. Dengan perkembangan teknologi, Generasi Alfa cenderung jadi generasi yang tidak peduli pada orang lain dan bahkan lebih temperamental serta sulit diatur.
Baca juga : Jangan Jauhkan Generasi Alfa dari Teknologi, Bekali dengan Literasi Digital
Mengutip dari jurnal Pendampingan Orang Tua Pada Anak Usia Dini dalam Penggunaan Teknologi Digital, salah satu upaya orang tua memberikan pendidikan bagi anak dalam keluarga di era digital saat ini adalah dengan memberikan pendampingan dalam penggunaan teknologi bagi anak.
Anak usia dini memiliki tantangan tersendiri mengingat pada periode inilah anak mengalami proses pembentukan karakter dasar. Apapun yang terjadi pada masa ini akan berdampak pada anak di usia selanjutnya.
Karena itu, pola asuh orang tua penting dalam membentuk karakter anak melalui penanaman nilai empati, tanggung jawab, kemampuan meregulasi emosi serta etika sopan santun agar Generasi Alfa memiliki bekal cukup untuk siap bersaing di masa depan tanpa melupakan norma di masyarakat.
Baca juga : Apa Itu Prophetic Parenting? Yuk Kenalan dengan 6 Metodenya
Menyadari pentingnya pembentukan karakter dan basic life skills yang kuat untuk Generasi Alfa, My Baby mengajak para ibu di Indonesia berpartisipasi dalam kampanye tahunan My Baby Momversity bertemakan #RaisingFutureReadyKids dengan salah satu kelas edukasi Gentle Parenting for Social Emotional Development bersama Samanta Elsener.
Psikolog Anak dan Keluarga Samanta Elsener mengatakan pola asuh anak pada zaman dulu dan saat ini mengalami perubahan karena adanya faktor perkembangan teknologi dan interaksi sosial di kalangan masyarakat. Dia menjelaskan gentle parenting dapat membantu orang tua dalam membangun karakter emosi dan sosial pada anak. Gentle parenting merupakan gaya pola asuh yang mengutamakan empati, rasa hormat, pengertian, inisiatif, tanpa keterpaksaan dan menerapkan batasan.
“Informasi yang diserap orang tua dan anak di era digital, dapat memengaruhi tumbuh kembang anak. Keterampilan mengelola emosi adalah faktor penting membangun karakter tangguh pada anak. Terutama untuk melindungi diri dari dampak negatif kemajuan teknologi. Pola asuh gentle parenting membantu anak mengontrol emosi sendiri dengan baik, serta membantu menumbuhkan empati anak pada sesama," jelas Samanta.
Baca juga : Mindful Parenting Bentuk Anak yang Sukses dan Tangguh
Managing Director Brand Portfolio & Communication My Baby Audrey Gandadjaja menambahkan My Baby sebagai merek kepercayaan ibu tidak hanya hadir melalui rangkaian lengkap dan inovasi produk perawatan bayi dan anak, tetapi juga berkomitmen membekali perjalanan Ibu dalam mengasuh anak agar siap menghadapi masa depan.
"Melalui My Baby Momversity bertema #RaisingFutureReadyKids tahun ini, kami ingin orang tua percaya diri menerapkan pola asuh yang tepat guna menumbuhkan nilai dan keterampilan agar Generasi Alfa punya karakter sosial emosional yang baik, tangguh dan siap bersaing,” ujarnya.
Selain kelas gentle parenting, My Baby Momversity juga menghadirkan kelas lain seperti sensory play untuk melatih skill problem solving dan meningkatkan kemandirian anak, serta fun science workshop untuk mengasah rasa ingin tahu dan menambah kemampuan berpikir kreatif anak.
Baca juga : Cegah Kekerasan Seksual di Kampus, Kemendikbud Tekankan Pola Asuh Orang Tua
"Tahun ini My Baby Momversity menjangkau lebih banyak ibu-ibu dengan roadshow ke kota besar seperti Medan, Surabaya, dan Jakarta," ujarnya.
My Baby Momversity mengajak orang tua berbagi pengalaman dan tips yang menginspirasi melalui kompetisi digital pada 26 April-12 Juli 2024.
"Kemudian, 20 ibu terpilih akan mendapatkan hadiah jutaan rupiah dan bergabung di My Baby Momunity 2024 yang berperan sebagai perpanjangan tangan membawa semangat Momversity bagi ibu di sekitarnya," ujar dia.
Untuk pertama kalinya My Baby Momversity juga menghadirkan grand prize liburan keluarga ke Legoland Malaysia kepada lima pemenang. "Kegiatan bisa diakses di Instagram @myabyid atau www.mybaby.co.id/momversity." (H-2)
Kebiasaan makan bergizi seimbang beragam dan aman pada anak bukan semata tentang apa yang disajikan, namun juga penanaman nilai gizi secara konsisten dalam keluarga.
POLA asuh atau gaya parenting orangtua kerap dituduh menjadi penyebab seorang anak mengalami kondisi autisme. Khususnya di era kemajuan teknologi saat ini.
Kurang optimalnya asupan gizi dan kekeliruan pola asuh bisa menyebabkan anak rentan terkena penyakit hingga terindikasi stunting.
The Journal of Human Resources menemukan bahwa anak sulung dalam keluarga cenderung memiliki skor Intelligence Quotient (IQ) lebih tinggi.
Kemampuan sosial-emosional seperti pengelolaan emosi, empati, dan kemampuan berkomunikasi harus ditanamkan sejak dini untuk membentuk anak-anak yang tangguh.
Nilai-nilai etika modern yang saat ini berlaku dalam masyarakat dipenuhi nilai-nilai abstrak sehingga perlu dikonkretkan dalam etika praktis, seperti sosok teladan yang menjadi panutan
anak-anak generasi masa kini seperti generasi Alpha dan Beta tumbuh dalam lingkungan yang sangat berbeda, orangtua diminta memerhatikan asupan mikronutrien dan kesehatan saluran cerna
Generasi Alpha: Tahun Lahir dan Ciri-Ciri Karakternya. Kenali Generasi Alpha! Lahir tahun berapa, sih? Temukan ciri khas unik, karakter, dan pengaruhnya di era digital.
Salah satu fokus utama PFI Mega Life adalah memberikan edukasi keuangan sejak dini kepada generasi Alpha.
JIKA Anda baru saja mengetahui tentang Generasi Alfa, bersiaplah untuk generasi anak-anak baru yang akan memulai debutnya pada 1 Januari 2025. Generasi Beta akan mulai hadir pada 2025.
BAYI yang lahir di tahun baru, dan selama 14 tahun berikutnya, akan menjadi generasi terbaru yaitu Generasi Beta. Para anggotanya akan menjelajahi lanskap digital baru.
Diketahui jumlah penduduk Indonesia sebanyak 278 juta dengan pemiliki gawai sebanyak 353 juta dan pengguna internet sebanyak 185 juta orang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved