Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
MASA remaja dipandang sebagai masa di mana seorang anak menyukai apa yang disebut sebagai drama dalam kehidupannya. Drama kehidupan yang penuh reaksi berlebihan remaja pada berbagai tindakan, cerita hingga masalah yang mereka hadapi. Tetapi menurut mereka drama itu adalah kegembiraan yang secara tidak langsung mereka sukai.
Bagi orangtua, gejolak ini apabila terjadi terus menerus bisa membuat frustasi. Perkembangan otak dan perubahan hormon menyebabkan perubahan suasana hati. Tetapi orangtua harus tahu fase remaja ini akan berlalu.
Hindari langsung menyelesaikan masalah dengan segera. Memberikan saran yang tidak diminta, hanya akan memperburuk situasi. Cobalah mendengarkan secara reflektif untuk menunjukkan orangtua mencoba memahami fakta-fakta tentang situasi yang menjadi masalah. Katakanlah sesuatu seperti, "Jadi, yang saya dengar dari kamu adalah guru tidak memberikan nilai pada tugasmu hanya karena dia tidak menyukaimu?"
Baca juga : Ini Penjelasan di Balik Gejolak Emosi Remaja
Jangan memberikan tanggapan atau respon yang menggambarkan anak remaja hanya memberikan reaksi yang berlebihan. Sebaliknya, validasi perasaan seorang remaja dengan mengatakan, "Saya bisa melihat kamu marah tentang apa yang terjadi saat makan siang hari ini." Katakan sesuatu yang memvalidasi tidak apa-apa untuk merasa seperti itu. Remaja yang merasa dimengerti dapat mulai mencari cara untuk mengatasinya.
Menyesuaikan tingkat emosi anak remaja Anda dengan berteriak atau mengekspresikan rasa frustasi akan memperburuk situasi. Jika anak remaja Anda berteriak atau bersikap tidak sopan, bereaksi dengan sigap seperti memberikan arahan untuk anak remaja anda bahwa akan lebih baik apabila semua dibicarakan dengan tenang, tanpa adanya paksaan.
Merasa marah, kecewa, khawatir ataupun sedih bukanlah suatu hal yang menjadikan seseorang harus bersikap buruk, hal tersebut harus diajarkan kepada seorang remaja. Karena apabila seorang remaja mampu mengatasi hal tersebut makan remaja tersebut sudah mampu mengatur emosinya dengan baik.
Meningkatkan keterampilan juga bisa menjadi salah satu kunci untuk menjaga emosi seorang remaja. Karena apabila dipikirkan kembali, memiliki keterampilan akan mengurangi rasa kesepian pada diri seseorang bahkan melalui keterampilan seseorang dapat menyalurkan emosinya melalui keterampilan yang dimiliki.
Memiliki rasa syukur pada apa yang sudah mereka miliki bukan pada apa yang mereka inginkan selanjutnya. Hal ini dapat membantu seorang remaja menyadari bahwa memiliki apa yang sudah didepan mata adalah hal positif yang harus diapresiasikan. (Z-3)
Salah satu yang harus diketahui orangtua dalam membesarkan seorang anak adalah menghadapi kondisi tantrum.
Pada orang dengan hoarding disorder, penimbunan sering kali dilakukan secara acak dan sembarangan. Mereka merasa aman saat bisa menumpuk sampah karena merasa sayang saat membuangnya.
Penderita Narcisstic Personality Disorder (NPD) seringkali sulit dihadapi karena mereka tidak merasa dirinya sakit dan sering meremehkan orang lain.
Mengajarkan kesabaran kepada anak adalah proses yang penting dalam perkembangan emosional dan sosial mereka.
Setiap hari membawa peluang dan tantangan baru bagi setiap zodiak. Hari ini, 14 Juli 2024, beberapa zodiak akan menemukan diri mereka dipenuhi dengan energi positif dan semangat tinggi
Studi menunjukkan semakin banyak waktu yang dihabiskan remaja di media sosial, semakin besar kemungkinan mereka mengalami perundungan terkait berat badan.
Hasil survei baru menunjukkan banyak orangtua merasa stres saat menghadapi waktu makan anak-anak mereka.
Survei Ohio State University Wexner Medical Center menemukan sekitar 66% dari 1.005 orangtua merasa tuntutan menjadi orangtua membuat mereka merasa kesepian.
Untuk mencegah perilaku tantrum pada anak, perlu diterapkan komunikasi yang baik sejak dini dan orangtua harus menjadi contoh yang baik pada anak.
Yuks mengenal lebih dekat apa itu helicopter parenting dan dampaknya.
alah satu alasan anak mengalami tantrum yakni kesulitan mengekspresikan keinginannya
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved