Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Isu Sensori pada Anak Mempengaruhi Kemampuan Sosial dan Emosional

Muhammad Ghifari A
13/2/2025 05:06
Isu Sensori pada Anak Mempengaruhi Kemampuan Sosial dan Emosional
Ilustrasi(Freepik)

MEMAHAMI isu sensori pada anak sangatlah penting. Masalah sensori tidak hanya berhubungan dengan kemampuan motorik, tetapi juga dapat berdampak pada aspek sosial dan emosional anak.

Psikolog dan dosen Anastasia Satriyo memberikan contoh terkait anak yang kesulitan menerima berbagai tekstur makanan. Anak-anak tersebut biasanya juga mengalami kesulitan dalam menerima masukan dari orang lain. 

Menurutnya, perbaikan masalah sensori bisa membantu memperbaiki area otak yang berkaitan dengan pemahaman tekstur dan penerimaan input dari orang lain.

“Jika kemampuan sensori berkembang dengan baik, area otak yang bertanggung jawab untuk memahami tekstur dan menerima umpan balik akan mengikuti,” ungkapnya di Neo Soho Mall, Jakarta Barat, Rabu (12/2). 

Ia juga berbagi pengalamannya dalam menangani anak dengan depresi, yang ternyata tidak menyadari bahwa mereka memiliki masalah sensori. Salah satu anak tersebut tidak bisa menginjak pasir sejak kecil, yang berimbas pada kemampuan adaptasi sosialnya.

“Saya menjelaskan bahwa kemampuan otak untuk memproses tekstur pasir berkaitan langsung dengan kemampuan adaptasi sosial.” kata Anastasia

Anastasia menjelaskan lebih lanjut, penanganan isu sensori pada anak usia 10 tahun berbeda dengan anak yang lebih muda. 

Ia merekomendasikan untuk mencari aktivitas olahraga atau kegiatan lain yang disukai anak agar mereka dapat mengatasi masalah sensori mereka.

“Ini merupakan isu fisik. Di Barat, orang biasanya tahu bahwa mereka seharusnya bisa berjalan. Namun, jika kaki mereka tidak bisa melakukannya, perlu ada pendekatan yang tepat untuk menghilangkan ketakutan tersebut,” tambahnya.

Di akhir penjelasannya, Anastasia menekankan bahwa banyak anak yang mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial pascapandemi, terutama mereka yang kini berusia 12 tahun.

Pernyataan Anastasia memberikan wawasan penting bagi orangtua dan pendidik untuk lebih memperhatikan isu sensori pada anak. 

Dengan pemahaman yang mendalam, diharapkan anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal, baik secara fisik, sosial, maupun emosional. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya