Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
ME time atau meluangkan waktu untuk diri sendiri memiliki peran penting bagi kaum perempuan, terutama dalam menjaga keseimbangan emosional, mental, dan fisik atau meningkatkan kualitas hidup di tengah berbagai tanggung jawab yang ada.
Dalam era modern yang serba cepat, perempuan memiliki banyak tuntutan dan peran dalam kehidupan sehari-harinya, baik di keluarga, pekerjaan, maupun masyarakat. Sering kali, waktu 24 jam dalam sehari seringkali terasa tidak cukup sehingga para wanita lupa untuk meluangkan waktu untuk me time.
Psikolog Intan Erlita menekankan pentingnya me time untuk menjadi perempuan yang lebih bahagia.
“Menurut fakta di lapangan, wanita di Indonesia masih jarang memahami akan pentingnya meluangkan waktu untuk diri sendiri. Me time menjadi salah satu fondasi penting bagi setiap wanita untuk mencapai potensi maksimal, merasakan kebahagiaan, serta meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan, walaupun hanya dengan kegiatan sederhana,” ujarnya dalam Talk Show yang digelar oleh Teh Cap Botol di Mall Kota Kasablanka, Jakarta Selatan pada Kamis (19/12).
Ia menambahkan, bahwa kebanyakan orang, khususnya perempuan sering melupakan hal yang tampak sederhana itu dikarenakan aktualisasi diri yang berlebihan, ditambah lagi dengan perkembangan media sosial sekarang ini.
"Secara ilmu teori psikologinya, manusia itu memang butuh aktualisasi diri, terus manusia itu memang butuh diakui, dan mempunyai pencapaian, itu hal yang wajar banget. Kalau anak zaman sekarang itu bilangnya validasi gitu ya. Tapi itu sebenarnya wajar saja, selama itu tidak berlebihan. Namun, yang menjadi perhatiannya adalah kita sekarang nggak bisa lupa dunia sosial media ini, membuat kita sangat butuh validasi. Ini ternyata membuat seseorang lupa akan peran diri sendiri," ujar Intan.
Intan melanjutkan, bahwa bicara mengenai perempuan itu tidak bisa dilepaskan dari peran yang diembannya. Ada yang berperan sebagai ibu, istri, dan diri sendiri. Dari ketiga peran tersebut, kaum perempuan hampir melupakan peran bagi dirinya sendiri.
"Spesifik kita bicara perempuan, perempuan itu perannya banyak kan ya. Tapi kita ambil tiga besar deh, peran ibu, peran istri dan peran diri sendiri. Di antara peran ini aja, yang paling banyak kita lakukan adalah peran ibu dan peran istri, belum lagi kalau bekerja ada lagi peran profesional. Terkadang kita mengabaikan peran diri sendiri," lanjutnya.
Karena sering melupakan waktu untuk diri sendiri, membuat banyak kaum perempuan itu cendrung mengalami kelelahan secara fisik, emosional, dan mental akibat stres yang berkepanjangan.
"Terkadang kita melupakan peran diri sendiri. Padahal yang paling burnout itu peran diri sendiri," ungkapnya.
Intan menuturkan, bahwa peran me time itu sangat penting agar tidak mengalami kondisi stres yang berkepanjangan.
"Peran me time itu sangat penting. Jadi artinya butuh me time, yes. Sekarang psikologi sangat butuh. Karena manusia butuh dipenuhi setiap peran. Kalau enggak kita akan menjadi hutang. Nah, hutang me time ini nantinya akan muncul burnout. Larinya nanti ke stres, dan tekanannya ke depresi yang akan membuat gangguan mental, seperti mental lemah. Mungkin me time itu terlihat sepele, tapi perannya sangat krusial," pungkas Intan.
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai manfaat me time bagi kaum perempuan, simak penjelasan berikut ini.
Me time atau waktu untuk diri sendiri memiliki banyak manfaat bagi perempuan, baik secara fisik, mental, maupun emosional. Berikut adalah beberapa manfaatnya:
Me time membantu perempuan melepaskan beban pikiran dari rutinitas sehari-hari, baik pekerjaan, keluarga, maupun hubungan sosial. Hal ini dapat mengurangi tingkat stres dan membuat tubuh serta pikiran lebih rileks.
Waktu untuk diri sendiri memungkinkan perempuan untuk merenung, introspeksi, atau sekadar menikmati aktivitas yang disukai, yang dapat meningkatkan kesehatan mental dan mencegah kelelahan emosional (burnout).
Me time memberikan kesempatan untuk mengenali diri lebih dalam, memahami kebutuhan, keinginan, dan emosi. Hal ini dapat memperkuat kepercayaan diri dan memperbaiki hubungan dengan diri sendiri.
Ketika otak beristirahat dari tuntutan sehari-hari, sering kali ide-ide baru atau solusi kreatif muncul. Me time dapat memberikan ruang bagi pikiran untuk berkembang secara bebas.
Dengan memberikan waktu untuk diri sendiri, perempuan bisa lebih mampu menyeimbangkan peran sebagai individu, pasangan, ibu, atau pekerja. Ini membantu menghindari perasaan terlalu terbebani oleh tanggung jawab.
Setelah me time, seseorang biasanya merasa lebih segar dan fokus. Ini membantu perempuan menjadi lebih produktif dan efisien dalam menjalani aktivitas harian.
Melakukan aktivitas yang disukai atau hanya menikmati waktu sendiri tanpa gangguan dapat meningkatkan suasana hati dan memberikan rasa puas serta bahagia.
Me time yang melibatkan aktivitas seperti olahraga, spa, atau meditasi tidak hanya meningkatkan kesehatan mental, tetapi juga mendukung kesehatan fisik.
Me time bukan bentuk egoisme, melainkan cara menjaga kesehatan diri agar dapat menjalani peran dan tanggung jawab dengan lebih baik. (Z-10)
Collaborative for Academic Social Emotional Learning (CASEL) mulai mendapat perhatian serius di Indonesia.
Regene Genomics menghadirkan Tes DNA EMO-Q yang bisa mendeteksi hubungan dan emosional pasangan untuk mendapatkan hubungan yang lebih sehat.
Perbaikan masalah sensori bisa membantu memperbaiki area otak yang berkaitan dengan pemahaman tekstur dan penerimaan input dari orang lain.
Keputusan bercerai yang diambil dalam keadaan emosional atau secara sepihak bisa menimbulkan berbagai masalah, termasuk stres dan depresi pada mantan pasangan.
Survei OECD merupakan upaya internasional komprehensif untuk mendokumentasikan keterampilan sosial emosional siswa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved