Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Jangan Buat Keputusan Bercerai dalam Keadaan Emosional

Basuki Eka Purnama
21/1/2025 10:41
Jangan Buat Keputusan Bercerai dalam Keadaan Emosional
Ilustrasi--Sejumlah warga mengurus perceraian di Pengadilan Agama Kabupaten Kediri, Jawa Timur.(ANTARA/Arief Priyono)

PSIKOLOG Nirmala Ika menyarankan pasangan suami istri tidak membuat keputusan untuk bercerai dalam keadaan emosional, tetapi memikirkan secara matang sebelum memutuskan untuk berpisah.

"Intinya adalah jangan mengambil sebuah keputusan emosional, ketika pun memang itu kita tahu misalnya ada masalah yang sudah tidak bisa diperbaiki dan ini perceraian adalah yang terbaik," kata psikolog lulusan Universitas Indonesia itu, Senin (20/1) malam.

Nirmala menyampaikan keputusan bercerai yang diambil dalam keadaan emosional atau secara sepihak bisa menimbulkan berbagai masalah, termasuk stres dan depresi pada mantan pasangan.

Oleh karena itu, pendiri layanan kesehatan mental Enlightmind itu menyarankan pasangan suami istri memikirkan secara matang konsekuensi-konsekuensi yang akan dihadapi oleh kedua pihak sebelum memutuskan untuk bercerai.

Menurut dia, bila perlu pasangan yang ingin bercerai bisa berkonsultasi dengan profesional untuk membahas masalah pernikahan mereka dan membuat keputusan terbaik bagi mereka berdua.

Pasangan yang membuat keputusan cerai setelah memikirkannya secara matang akan lebih mudah memberitahukan keputusan mereka kepada keluarga dan keluarga pun harapannya lebih mudah menerima keputusan mereka.

"Kalau dia sudah berani memutuskan bahwa bercerai itu yang terbaik berarti kan dia sudah mempertimbangkan semua faktor itu. Nah, ketika akhirnya kita harus mengumumkan, yang harus kita ingatkan lagi adalah, ini memang sudah keputusan terbaik buat kita, kita sudah tidak bisa," papar Nirmala.

Menurut dia, anggota keluarga yang lain bisa menjembatani komunikasi pasangan yang hendak bercerai dan keluarga mereka untuk menghindari kesalahpahaman yang bisa muncul kalau mereka berbicara atau bertindak secara emosional saat membahas perceraian.

Selain itu, dia menyarankan pasangan secara jujur menyampaikan masalah pernikahan dan mempersiapkan diri menghadapi pertanyaan mengenai alasan perceraian ketika memberitahukan keputusan mereka kepada keluarga.

"Baiknya jujur, dengan jujur kan keluarga juga harapannya lebih bantu memahami ya. Tapi, kalau memang kejujuran itu sulit, kita bisa bilang alasan lain, misalnya yang lebih mudah diterima," katanya.

Dia mengemukakan pentingnya pasangan yang hendak bercerai sejak awal menghindari tindakan emosional agar bisa menjalani proses perceraian dengan baik. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya