Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DOKTER spesialis mata dari JEC Eye Hospitals and Clinics Niluh Archi mengatakan terlalu lama menatap layar bisa menyebabkan mata kering pada anak.
Dalam gelar wicara untuk memperingati Bulan Kesadaran Mata Kering, yang diikuti via daring, Selasa (30/7), dokter mata lulusan Universitas Indonesia itu menjelaskan frekuensi dan kelengkapan berkedip berkurang saat mata fokus menatap layar.
"Kondisi ini dapat meningkatkan kekeringan permukaan mata, yang seiring waktu berpotensi memulai siklus mata kering," kata dokter yang akrab disapa Manda itu.
Baca juga : Seruan Masa Kanak-Kanak Bebas Ponsel Pintar di Inggris
Mata kering adalah kelainan multifaktorial pada permukaan mata yang ditandai dengan hilangnya keseimbangan komponen air mata, ketidakstabilan air mata, peningkatan kekentalan atau osmolaritas air mata, dan kerusakan atau peradangan pada permukaan mata.
Gejala mata kering umumnya berupa rasa tidak nyaman seperti mengganjal pada mata; mata sering merah, berair, dan terasa kering; mata terasa berpasir; munculnya kotoran pada mata; mata terasa lengket; serta sering muncul keinginan untuk mengucek mata.
"Meskipun tidak ada perbedaan mata kering berdasarkan usia, tetapi proses anamnesis pada pasien anak lebih sulit ketimbang pasien dewasa. Anak sering kali belum bisa mendeskripsikan keluhan yang dirasakan secara verbal. Ini yang menjadi tantangan," jelas Manda.
Baca juga : Ini Ciri-Ciri Anak Anda Butuh Pemeriksaan Mata
"Di sini kepekaan orangtua sangatlah krusial. Orangtua harus tanggap dan kritis jika mendapati anak mulai menunjukkan gejala-gejala mata kering, termasuk segera memeriksakan ke dokter mata," lanjutnya.
Ia menyarankan para orangtua agar tegas memberlakukan batasan waktu layar pada anak, memastikan anak disiplin mengikuti batasan yang ditetapkan agar terhindar dari risiko mata kering.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan orangtua melarang anak usia di bawah satu tahun menatap layar gawai serta membatasi waktu layar anak usia satu sampai tiga tahun maksimal satu jam dengan beberapa catatan.
Anak usia satu sampai dua tahun, menurut IDAI, sebaiknya, hanya boleh menatap layar gawai saat berkomunikasi melalui panggilan video.
IDAI merekomendasikan penerapan batasan waktu layar maksimal satu jam per hari bagi anak usia tiga sampai enam tahun, maksimal 90 menit per hari untuk anak usia enam sampai 12 tahun, dan tidak lebih dari dua jam per hari bagi anak usia 12 sampai 18 tahun. (Ant/Z-1)
Menurut sejumlah penelitian, musik bisa dikenalkan kepada anak dari usia di bawah enam tahun.
Menurut Director Learning Development JMAkademi, Coach A Ricky Suroso, orangtua perlu membekali anak-anaknya di usia golden untuk tangguh dalam karakter dan punya daya juang tinggi.
Konsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas serta memicu diabetes dan gangguan kesehatan jantung.
FENOMENA masalah komunikasi antara orangtua dan anak sudah terjadi sejak lama, dan bukan menjadi hal yang asing lagi.
Membangun rutinitas yang konsisten mulai dari bangun tidur hingga kemandirian anak untuk mengurus dirinya sendiri sudah harus menjadi perhatian orangtua sebelum anak masuk sekolah.
Setiap anak memiliki potensi luar biasa dan peran orangtua sangat menentukan bagaimana potensi itu tumbuh.
Program ini bertujuan untuk mendorong masyarakat mengelola limbah elektronik (e-waste) dengan cara yang lebih bertanggung jawab.
Agar lebih seru, pilih tema Ramadan untuk menggambar dan mewarnai.
Gawai sekarang telah menjadi bagian dari kegiatan pendidikan dan interaksi sosial anak, sehingga penggunaannya tidak bisa sepenuhnya dihindari.
Penggunaan gadget dalam jarak dekat berisiko tinggi menyebabkan miopia atau rabun jauh, terutama jika dilakukan dalam waktu lama.
REALME akhirnya merilis smartphone teranyar mereka yakni Realme C75 ke pasar Indonesia yang tahan air, tahan banting dan kapasitas baterai yang besar.
Penelitian National Institute of Health pada 2019 menunjukkan anak dengan screen time lebih dari dua jam sehari memiliki skor lebih rendah dalam tes bahasa dan kognitif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved