Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
GURU Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada, Lucia Kris Dinarti, mengatakan, hingga saat ini penyakit jantung merupakan penyebab kematian dan kesakitan nomor satu di dunia.
"Penyakit jantung dapat dikategorikan menjadi dua, yakni dalam penyakit jantung dapatan dan penyakit jantung bawaan (PJB)," papar dia saat Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Bidang Kardiologi Kedokteran Vaskuler, Kamis (28/12), yang berjudul Pulmonary Arterial Hypertension sebagai Komplikasi Penyakit Jantung Bawaan: Tata Laksana Komprehensif dari Prevensi hingga Rehabilitasi.
Penyakit jantung dapatan, jelas Lucia, merupakan penyakit jantung yang terjadi karena paparan faktor lingkungan dan gaya hidup yang terjadi setelah lahir, misalnya penyakit jantung koroner, penyakit jantung katup, dan gagal jantung. Sementara itu, penyakit jantung bawaan merupakan penyakit jantung yang terjadi akibat abnormalitas perkembangan jantung saat masih dalam janin dan berlanjut hingga setelah lahir.
Baca juga : Ini Tanda dan Gejala Penyakit Jantung Bawaan pada Anak
Ia mengatakan, belum adanya sistem deteksi dini di Indonesia yang diterapkan pada anak-anak mengakibatkan sebagian besar anak dengan keluhan ringan tidak terdiagnosis dengan tepat. "Sampai saat ini, deteksi dini kesehatan pada anak-anak tidak secara spesifik mendeteksi kelainan bawaan pada jantung," terang dia.
Padahal, di negara maju, seperti Jepang misalnya, deteksi dini untuk PJB telah dilakukan secara berjenjang mulai dari masa janin, bayi, anak-anak, dan usia sekolah.
"Dengan melakukan metode deteksi dini berjenjang tersebut, PJB dapat diketahui sejak dini sebelum muncul manifestasi klinis yang lebih berat sehingga dapat dilakukan tindakan penutupan," kata dia.
Di Jepang, keberhasilan deteksi dini berjenjang tersebut menurunkan secara drastis angka kejadian PJB pada usia dewasa.
Banyaknya penderita PJB pada usia dewasa di Indonesia, khususnya Yogyakarta, pada umumnya menunjukkan kurangnya deteksi dini pada saat awal masa kanak-kanak, bahkan pada bayi. Saat ini, lanjut dia, deteksi PJB kritis pada bayi baru lahir dengan menggunakan metode pulse oxymetry sudah mulai dilaksanakan dan sudah diadopsi oleh Kementerian Kesehatan menjadi program nasional. (H-2)
Berdasarkan data terbaru IDAI tahun 2024, sekitar 50 ribu bayi lahir dengan penyakit jantung bawaan setiap tahunnya, dengan 12 ribu kasus di antaranya tergolong kritis.
Penyakit Jantung Bawaan (PJB) merupakan kondisi serius yang sering kali ditemukan pada anak sejak lahir. Orangtua perlu waspada terhadap sejumlah gejala.
Kemenkes menyebut FKTP telah menyediakan skrining Penyakit jantung bawaan (PJB) yang diharapkan masyarakat bisa memaksimalkan fasilitas yang ada agar mendapat pelayanan utama atau rujukan.
PENYAKIT jantung masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Sayangnya, jumlah dokter spesialis jantung dan pembuluh darah masih minim dan jauh dari target.
Anak dengan PJB tidak mempunyai kontra indikasi saat melakukan imunisasi, artinya harus tetap diberikan seperti pada anak sehat lainnya.
Teknik intervensi jantung memungkinkan penanganan beberapa jenis penyakit jantung dilakukan tanpa pembedahan. TeknikĀ ini memberi banyak manfaat bagi pasien.
Seorang ayah melakukan kekerasan kepada anak usai viral kedapatan tengah melakukan perilaku yang tidak sepatutnya dilakukan.
Peringatan Hari Anak Nasional merupakan bentuk nyata dari penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak anak sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki peran strategis.
Pengawasan orangtua kepada anak saat mengakses gadget dibutuhkan agar anak bisa memahami batasan akses ke jenis-jenis konten yang sesuai untuk usia mereka.
Stimulasi sensorik sendiri melibatkan penggunaan panca indra anak mulai dari penglihatan hingga sentuhan sehingga anak bisa memahami dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Ternyata kebiasaan mengakses gadget ini malah membuat pola makan anak menjadi tidak teratur, anak cenderung tidak menyadari rasa lapar.
Anak yang terpapar lagu-lagu dari lingkungannya perlu bimbingan orangtua untuk mengarahkan referensi musik yang lebih sesuai kepada anak dan menikmatinya bersama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved