Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
ANGGOTA Unit Kerja Koordinasi Tumbuh Kembang Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) I Gusti Ayu Trisna Windiani mengatakan orangtua bisa menangani anak yang tantrum dengan menggunakan metode RIDD.
Metode pertama dalam RIDD adalah Remain calm yang artinya orangtua harus tetap tenang saat menghadapi anak tantrum. Jangan ikut berteriak dan berikan waktu pada anak untuk meregulasi emosinya
"Jadi ketika anak tantrum kita harus tetap tenang jangan ikut berteriak, nada suara tetap tenang, kalau berteriak anak akan meningkatkan tantrumnya 2 kali lipat, itu suatu tanda yang harus diperhatikan, kasih dia waktu," katanya, dikutip Selasa (7/5).
Baca juga : Saran untuk Orangtua dalam Tangani Anak yang Tantrum
Cara kedua adalah Ignore the tantrum, yakni abaikan perilaku tantrumnya namun jangan mengabaikan anak. Tetap perhatikan perilaku anak yang bisa membahayakan diri sendiri atau orang lain seperti menyakiti.
Ketiga, orangtua atau pengasuh bisa alihkan perhatian anak dan meninggalkan anak sampai tantrumnya selesai, atau yang disebut dengan Distract the child.
"Berikan time out, kasih dia waktu mengeluarkan energinya untuk tantrum," jelas Trisna.
Baca juga : Orangtua Diingatkan untuk Tenang Hadapi Anak Tantrum
Setelah anak sudah dirasa aman dan tidak menyakiti diri sendiri atau orang lain, orangtua boleh mengatakan ya pada anak (Do say yes). Namun, Trisna mengingatkan untuk tidak mudah mengabulkan permintaannya saat anak kembali merengek terhadap apa yang anak minta.
Untuk mencegah perilaku tantrum pada anak, perlu diterapkan komunikasi yang baik sejak dini dan orangtua harus menjadi contoh yang baik pada anak.
"Jangan berdebat dan berteriak depan anak, jadilah contoh yang baik, jangan berdebat dengan pasangan di depan anak," katanya.
Baca juga : Tips Bagi Orangtua untuk Membentuk Cinta Anak pada Budaya Tradisional
Dokter lulusan Universitas Udayana itu menambahkan, orangtua juga harus mengetahui kebutuhan anak dengan perhatian positif seperti mencari tahu apakah anak tantrum karena lapar atau mengantuk.
Orangtua juga harus menjadi pendengar yang baik dan berikan anak kesempatan berbagi perasaannya.
"Dari awal harus mengenalkan perasaan kecewa, marah, sedih, sehingga mereka bisa merasakan apa yang dirasakan dan belajar interpersonal," katanya.
Selain itu, rutinitas yang disiplin dan konsisten juga dapat mencegah anak sering tantrum di tempat umum.
Siapkan camilan agar anak tidak marah dan menangis saat lapar dan berikan mainan yang atraktif dan hindari gadget saat bepergian. (Ant/Z-1)
Seorang ayah melakukan kekerasan kepada anak usai viral kedapatan tengah melakukan perilaku yang tidak sepatutnya dilakukan.
Peringatan Hari Anak Nasional merupakan bentuk nyata dari penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak anak sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki peran strategis.
Pengawasan orangtua kepada anak saat mengakses gadget dibutuhkan agar anak bisa memahami batasan akses ke jenis-jenis konten yang sesuai untuk usia mereka.
Stimulasi sensorik sendiri melibatkan penggunaan panca indra anak mulai dari penglihatan hingga sentuhan sehingga anak bisa memahami dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Ternyata kebiasaan mengakses gadget ini malah membuat pola makan anak menjadi tidak teratur, anak cenderung tidak menyadari rasa lapar.
Anak yang terpapar lagu-lagu dari lingkungannya perlu bimbingan orangtua untuk mengarahkan referensi musik yang lebih sesuai kepada anak dan menikmatinya bersama.
Kesulitan meregulasi emosi dan impulsivitas bisa menjadi salah satu faktor seorang anak dalam kenakalan yang akhirnya berujung pada tindak kriminal.
Tinggi badan anak dari keluarga perokok lebih pendek 0,34 cm dibanding anak dari keluarga tidak merokok.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved