Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan perluasan operasi militer Israel di Jalur Gaza akan membawa dampak yang sangat berbahaya. Peringatan itu muncul di tengah kabar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mempertimbangkan pendudukan penuh atas wilayah Palestina tersebut.
“Perluasan konflik ini berisiko menimbulkan konsekuensi bencana bagi jutaan warga Palestina dan bisa semakin mengancam keselamatan para sandera yang masih ditahan di Gaza,” ujar Asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk kawasan Eropa, Asia Tengah, dan Amerika, Miroslav Jenca, dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Selasa waktu New York atau Rabu (6/8) WIB.
PBB menegaskan solusi militer tidak akan pernah menyelesaikan konflik antara Israel dan Palestina.
“Tidak ada penyelesaian militer untuk konflik di Gaza, maupun untuk konflik Israel-Palestina yang lebih luas,” katanya.
Sebelumnya, Netanyahu mengunjungi fasilitas pelatihan militer dan menyatakan kemenangan total atas Hamas adalah kunci untuk membebaskan semua sandera serta menjamin keamanan Israel.
“Penting untuk menyelesaikan kekalahan musuh di Gaza, membebaskan seluruh sandera kita, dan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel,” ucap Netanyahu.
Selama hampir dua tahun perang berlangsung, pasukan Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza.
Peringatan mengenai potensi kelaparan yang meluas pun terus bermunculan dan meningkatkan tekanan internasional terhadap Israel untuk menghentikan pertempuran.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, serangan balasan Israel sejauh ini telah menyebabkan sedikitnya 61.020 warga Palestina tewas.
Dalam pertemuan Dewan Keamanan tersebut, Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar turut hadir dan menyuarakan nasib para sandera sebagai isu utama. Israel menginginkan pembebasan sandera dengan segera.
“Saya datang ke sini untuk menempatkan isu sandera di panggung utama dunia. Saya menyerukan pembebasan segera dan tanpa syarat atas semua sandera kami," kata Saar.
PBB turut menyampaikan seruan serupa mendesak agar semua sandera yang ditahan di Gaza segera dibebaskan tanpa syarat. Namun di sisi lain, PBB juga mengkritik keras keterbatasan bantuan kemanusiaan yang diizinkan masuk ke wilayah tersebut.
“Israel terus memberlakukan pembatasan ketat terhadap bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza, dan jumlah bantuan yang diizinkan sangat jauh dari memadai,” imbuh Jenca.
“Kelaparan merajalela di Gaza, terlihat jelas di wajah anak-anak dan dalam keputusasaan para orang tua yang mempertaruhkan nyawa hanya untuk mendapatkan kebutuhan paling dasar,” tandasnya. (AFP/I-3)
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan bahwa keputusan untuk menduduki seluruh wilayah Gaza sepenuhnya berada di tangan Israel.
Militer Israel dituduh sengaja mengarahkan truk melintasi jalan yang tidak aman untuk dilintasi di Gaza tengah sehingga akhirnya terguling.
Pakar independen PBB menyerukan agar Lembaga Kemanusiaan Gaza (Gaza Humanitarian Foundation/GHF), yang dibentuk Israel dan Amerika Serikat, untuk segera dibubarkan.
ISRAEL akan mengizinkan masuknya barang-barang tertentu ke Jalur Gaza melalui pedagang swasta lokal.
Solusi dua negara dianggap tetap menjadi cara terbaik untuk mewujudkan kenegaraan Palestina.
SEKITAR 1.500 warga Gaza dilaporkan tewas ketika berusaha mendapatkan bantuan kemanusiaan.
Michael Fakhri, Pelapor Khusus PBB untuk Hak atas Pangan, kembali mengingatkan kelaparan masif di Gaza bukanlah sesuatu yang mengejutkan.
Warga Palestina yang kelaparan harus mempertaruhkan nyawa demi mendapatkan bantuan melalui jalur terbatas yang dikendalikan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved