Headline

Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.

Israel Klaim Sasar Kamera Hamas dalam Serangan Ganda ke RS Nasser

Thalatie K Yani
27/8/2025 06:59
Israel Klaim Sasar Kamera Hamas dalam Serangan Ganda ke RS Nasser
IDF mengaku melakukan serangan ganda ke Rumah Sakit Nasser di Khan Younis yang menewaskan sedikitnya 20 orang, Senin (25/8).(Media Sosial X)

MILITER Israel (IDF) mengakui pihaknya melakukan serangan ganda ke Rumah Sakit Nasser di Khan Younis yang menewaskan sedikitnya 20 orang, Senin (25/8). IDF menyebut serangan itu ditujukan pada sebuah kamera yang diduga dipasang Hamas untuk memantau pergerakan pasukan Israel. 

Serangan yang menewaskan tenaga medis, jurnalis, dan relawan itu memicu kecaman luas dari organisasi pers, kelompok medis, hingga pemerintah berbagai negara. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut peristiwa tersebut sebagai “tragedi” dan “mishap” (kesalahan tragis), namun IDF tetap mengklaim enam anggota Hamas ikut tewas.

Dalam pernyataannya, IDF mengatakan akan meninjau kembali “proses otorisasi dan pengambilan keputusan di lapangan” sebelum serangan. Militer Israel juga menegaskan hanya menyasar target militer, meski mengakui ada korban sipil.

Gelombang Protes di Tel Aviv

Pada hari yang sama, ratusan ribu warga Israel turun ke jalan dalam aksi nasional bertajuk “hari perjuangan.” Di Tel Aviv, penyelenggara menyebut lebih dari 300.000 orang hadir menuntut gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera.

“Kalau kami tidak percaya bisa membuat perubahan, kami tidak akan berdiri di sini,” kata Yael Adar, seorang ibu yang kehilangan anaknya dalam serangan 7 Oktober lalu.

Protes juga diarahkan langsung ke pemerintahan Netanyahu, yang dinilai lebih berfokus pada operasi militer ketimbang upaya diplomasi. “Pemerintah seharusnya hanya mengurus satu hal: mengakhiri perang dan membawa pulang para sandera,” ujar Haim Weiss, peserta demonstrasi asal Beersheba.

Hingga kini, Israel belum merespons proposal terbaru mediator Qatar dan Mesir, yang sudah diterima Hamas. Rencana itu mencakup gencatan senjata sementara dengan imbalan pembebasan setengah dari para sandera. Netanyahu menolak dan menuntut semua sandera dibebaskan sekaligus, sembari tetap menyiapkan rencana besar menyerbu Gaza City.

Forum Keluarga Sandera menegaskan aksi massa di Tel Aviv mengirim pesan jelas: “Pemerintah harus segera menyetujui kesepakatan yang ada di meja. Seluruh bangsa menuntut perang dihentikan dan para sandera dipulangkan.” (CNN/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya