Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
ISRAEL menghadapi gelombang kecaman internasional setelah serangan beruntun di Rumah Sakit Nasser, Khan Younis, Gaza, menewaskan sedikitnya 20 orang, Senin (25/8). Korban termasuk lima jurnalis, tenaga medis, serta tim penyelamat yang berada di lokasi.
Kementerian Kesehatan Palestina menyebut serangan dilakukan dua kali dalam selang beberapa menit. Serangan pertama menghantam lantai empat kompleks medis, disusul ledakan kedua yang mengenai kru ambulans dan relawan yang sedang mengevakuasi korban.
Rumah Sakit Nasser mengonfirmasi lima jurnalis tewas dalam insiden ini:
Selain itu, empat tenaga medis dan satu anggota pertahanan sipil Gaza juga meninggal dunia.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengakui serangan tersebut menewaskan jurnalis dan tenaga medis, menyebutnya sebagai “kesalahan tragis.” Ia menegaskan militer Israel sedang melakukan investigasi mendalam atas insiden tersebut.
Militer Israel (IDF) mengatakan target awal adalah sebuah kamera di atap rumah sakit yang diduga digunakan Hamas untuk memantau pergerakan tentara Israel. Namun, laporan awal penyelidikan menyebut dua tembakan tank dilancarkan, yang salah satunya justru menghantam tim penyelamat yang datang setelah serangan pertama.
Organisasi jurnalis, lembaga internasional, hingga negara-negara asing mengecam keras serangan ini.
Asosiasi Pers Asing di Israel dan Palestina menyebutnya sebagai salah satu serangan paling mematikan terhadap jurnalis, sejak perang di Gaza dimulai.
Sekjen PBB Antonio Guterres menuntut perlindungan bagi jurnalis dan tenaga medis, serta menyerukan investigasi independen.
Philippe Lazzarini, Kepala UNRWA, menilai serangan ini sebagai upaya “membungkam suara terakhir yang melaporkan kondisi anak-anak Gaza yang sekarat akibat kelaparan.”
Doctors Without Borders (MSF) mengecam serangan terhadap “satu-satunya rumah sakit publik yang masih berfungsi sebagian di Gaza selatan.”
Negara-negara seperti Kanada, Inggris, Jerman, Swiss, Qatar, Arab Saudi, dan Kuwait juga menyampaikan kecaman.
Menurut Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ), sebelum insiden ini, sudah 192 jurnalis tewas sejak perang Gaza pecah. Hanya beberapa jam setelah serangan di RS Nasser, jurnalis lain, Hassan Douhan dari surat kabar Al-Hayat Al-Jadida, juga dilaporkan tewas ditembak di tenda pengungsian di Khan Younis.
Al Jazeera menyebut kematian para jurnalis ini sebagai “kejahatan mengerikan” yang melanggar hukum internasional, sementara Hamas menilai Israel berusaha mengintimidasi media agar tidak melaporkan dugaan kejahatan perang di Gaza. (CNN/Z-2)
ISRAEL melancarkan serangan udara ke sejumlah target Houthi di Sanaa, Yaman, pada Minggu (25/8) waktu setempat. Operasi itu merupakan balasan atas serangan rudal Houthi.
Ketegangan diplomatik antara Israel dan sejumlah negara Barat semakin memanas menjelang rencana pengakuan negara Palestina bulan depan.
KANTOR Hak Asasi Manusia PBB pada Selasa (12/8) meminta Israel segera memberikan akses penuh dan tanpa hambatan bagi wartawan asing untuk masuk ke Jalur Gaza.
SEKRETARIS Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengutuk pembunuhan jurnalis Al Jazeera di Gaza akibat serangan udara Israel.
PARA duta besar dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB memperingatkan Israel mengenai risiko perluasan operasi militer Israel di Gaza.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved