Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
ASOSIASI Pers Asing (FPA) mengecam keras serangan terbaru Israel di Gaza selatan yang menewaskan lima jurnalis dari sejumlah media internasional ternama.
"Asosiasi Pers Asing merasa marah dan terkejut" demikian pernyataan resmi FPA, menyinggung gugurnya jurnalis dari Reuters, Associated Press (AP) dan Al Jazeera akibat serangan tersebut.
FPA menyebut peristiwa ini sebagai serangan paling mematikan terhadap jurnalis internasional sejak perang Gaza dimulai. Menurut organisasi itu, serangan terjadi di tangga luar sebuah rumah sakit yang sering digunakan jurnalis untuk mengambil gambar dan dilakukan tanpa peringatan.
"Kami menuntut penjelasan segera dari Pasukan Pertahanan Israel dan Kantor Otoritas Israel," tambah FPA, seraya mendesak penghentian praktik yang dianggap sebagai penargetan terhadap jurnalis.
Pernyataan itu menambahkan bahwa kondisi ini sudah berlangsung terlalu lama. Terlalu banyak jurnalis di Gaza yang tewas oleh Israel tanpa alasan yang dapat dibenarkan. FPA juga menuding Israel terus membatasi akses jurnalis internasional ke wilayah Gaza.
Asosiasi itu menyerukan intervensi pemimpin dunia untuk melindungi pekerja media. "Kami tidak bisa melakukannya sendiri," ucap mereka.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan, serangan udara Israel menewaskan 20 orang, termasuk pasien, tenaga medis, personel pertahanan sipil, serta awak media. Sejumlah korban lain mengalami luka-luka.
Menurut kementerian, militer Israel melancarkan dua kali serangan ke lantai empat gedung dalam kompleks rumah sakit. Serangan kedua terjadi ketika tim penyelamat tengah mengevakuasi korban luka dan mengangkat jenazah.
Televisi Palestina memastikan kameramannya, Hussam al-Masri, termasuk di antara korban tewas. Al Jazeera juga mengonfirmasi kehilangan fotografernya, Mohammad Salama.
Sumber medis menyebutkan fotografer Mariam Abu Dagga dan Moaz Abu Taha turut menjadi korban, sementara jurnalis lepas Ahmed Abu Aziz, yang bekerja untuk media Tunisia dan Maroko, meninggal setelah mengalami luka parah.
Sejak Oktober 2023, lebih dari 62.700 warga Palestina telah terbunuh akibat serangan Israel di Gaza. Kampanye militer tersebut menghancurkan wilayah kantong itu, sementara blokade bantuan kemanusiaan menyebabkan rakyat Gaza menghadapi ancaman kelaparan.
Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Selain itu, Israel juga tengah menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait agresinya di Gaza. (Anadolu/Fer/I-1)
SEORANG jurnalis mengundurkan diri secara terbuka dari kantor berita Reuters. Ia menuduh Reuters memungkinkan pembunuhan jurnalis Palestina oleh Israel di Jalur Gaza, Palestina.
ISRAEL dengan sengaja menjadikan jurnalis sebagai target serangan mereka. RSF menyerukan sidang darurat Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan pembantaian jurnalis.
Kekerasan Terhadap 8 Jurnalis di Serang, Alarm Bahaya bagi Keselamatan Jurnalis di Indonesia
DPR RI mengecam pengeroyokan terhadap delapan wartawan saat meliput sidak Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) di pabrik PT Genesis Regeneration Smelting
Palestina menyebut Israel sebagai 'pembunuh wartawan paling berbahaya' setelah 230 jurnalis di Jalur Gaza telah menjadi korban kebiadaban mereka.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved