Headline

KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.

Menlu AS Sebut Pengakuan Negara Palestina oleh Barat tidak Relevan

Ferdian Ananda Majni
01/8/2025 19:15
Menlu AS Sebut Pengakuan Negara Palestina oleh Barat tidak Relevan
Anak-anak Palestina yang terlantar terlihat di sebuah tempat penampungan di sebelah barat Kota Gaza pada 26 Juli 2025.(ANTARA/Xinhua)

MENTERI Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Marco Rubio mengkritik langkah beberapa negara Barat yang baru-baru ini menyatakan akan mengakui Palestina sebagai negara. Dalam wawancara bersama Fox Radio pada Kamis (31/7) Rubio menyebut keputusan tersebut tidak relevan.

"Tak satu pun dari negara-negara itu memiliki kekuatan untuk benar-benar mendirikan negara Palestina," kata Rubio dikutip Anadolu, Jumat (1/8).

Dia menekankan bahwa pembentukan negara Palestina tidak mungkin terjadi tanpa persetujuan dari Israel. 

"Tidak akan ada negara Palestina kecuali Israel menyetujuinya," sebutnya.

Rubio juga menyoroti ketidakjelasan dari rencana negara-negara pendukung Palestina. 

"Mereka bahkan tidak bisa menentukan di mana negara Palestina ini akan berada. Mereka tidak bisa menunjuk siapa yang akan memimpinnya. Menurut saya, itu kontraproduktif," lanjutnya.

Dia menambahkan bahwa Hamas masih menyandera sekitar 20 orang dan menyimpan jenazah lebih dari 50 orang. Rubio menuduh negara-negara Barat yang mengakui Palestina seolah ikut berpihak kepada Hamas. 

"Pada akhirnya, Hamas adalah pihak yang mendorong keberadaan negara Palestina. Jadi, ini seperti memberikan imbalan atas tindakan mereka," ucapnya.

Sementara para pendukung pengakuan ini menilai langkah tersebut sebagai bagian penting untuk mencapai perdamaian, Rubio menilai kebalikannya. Dia mengeklaim pengakuan negara Palestina justru merusak upaya gencatan senjata yang tengah dinegosiasikan.

Rubio juga menyebut bahwa banyak dari keputusan tersebut didorong oleh dinamika politik dalam negeri negara masing-masing, bukan pertimbangan geopolitik. 

"Langkah ini justru merugikan perjuangan perdamaian. Mereka tidak membantu dan hanya mendorong serta menguntungkan Hamas, yang kini memiliki lebih banyak alasan untuk menolak gencatan senjata dan tidak membebaskan para sandera," tegasnya.

Dia mendesak negara-negara Barat tersebut untuk bersatu dan fokus menekan Hamas agar segera membebaskan 20 sandera yang masih hidup.

Dukungan untuk Palestina

Pada akhir Juni, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan niat negaranya untuk secara resmi mengakui negara Palestina. Dia berencana menyampaikan deklarasi resmi dalam Sidang Umum PBB bulan September.

Perdana Menteri Kanada Mark Carney dan pejabat senior Malta, Christopher Cutajar, juga menyampaikan hal serupa, yakni negara mereka akan mengakui Palestina sebagai negara berdaulat.

Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyatakan Inggris akan memberikan pengakuan resmi terhadap Palestina di Sidang Umum PBB jika Israel gagal memenuhi sejumlah syarat yang telah ditetapkan.

Seluruh pengumuman ini diperkirakan akan disampaikan secara resmi dalam forum Majelis Umum PBB pada bulan September mendatang. (Fer/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya