Headline

DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Krisis Angola Memburuk, Aksi Mogok hingga Kerusuhan akibat Kenaikan Harga BBM

Ferdian Ananda Majni
31/7/2025 11:09
Krisis Angola Memburuk, Aksi Mogok hingga Kerusuhan akibat Kenaikan Harga BBM
Kerusuhan massal di Angola(Sosial media X)

ANGOLA tengah menghadapi krisis ekonomi dan keamanan yang serius. Aksi unjuk rasa besar-besaran yang awalnya dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar, kini berubah menjadi kerusuhan massal, penjarahan dan bentrokan berdarah antara warga dan aparat.

Aksi kekerasan ini meluas di Ibu Kota Luanda dan beberapa kota lainnya sejak Senin hingga Selasa. Suara tembakan sporadis terdengar di sejumlah wilayah saat kerusuhan menyertai aksi mogok pengemudi taksi. Pemerintah melaporkan sedikitnya 22 orang tewas akibat insiden ini.

“Kami menyesalkan 22 kematian, termasuk seorang petugas polisi,” ujar Menteri Dalam Negeri Manuel Homem dalam konferensi pers dikutip Arab News pada Kamis (31/7).

Dia juga menyebutkan hampir 200 orang terluka dan lebih dari 1.200 orang telah ditangkap terkait kerusuhan. Sejak pemerintah menaikkan harga bahan bakar dari 300 menjadi 400 kwanza (setara Rp5.400 ke Rp7.000) per liter pada 1 Juli, tekanan ekonomi terhadap rakyat meningkat tajam. 

Kenaikan ini memukul daya beli jutaan penduduk miskin di negara produsen minyak terbesar kedua di Afrika tersebut. Situasi di Luanda tampak tegang. Toko-toko tutup, jalanan lengang dan pasukan keamanan terlihat berpatroli. Antrean panjang terlihat di beberapa SPBU dan toko kebutuhan pokok.

Di kota Lubango, seorang polisi dilaporkan menembak mati seorang remaja berusia 16 tahun. Menurut pernyataan resmi, korban merupakan bagian dari kelompok yang berusaha menyerbu markas partai penguasa MPLA.

Unjuk rasa serupa yang terjadi pada Sabtu lalu di Luanda diikuti sekitar 2.000 orang. Para pengunjuk rasa menyuarakan kemarahan atas kenaikan harga sekaligus menuduh pemerintah terlibat dalam praktik korupsi. Protes ini merupakan lanjutan dari gelombang ketidakpuasan dua minggu sebelumnya.

Siaran TV Nzinga memperlihatkan warga menangis di atas jenazah di kawasan Cazenga, Luanda. Di lokasi itu, seorang pemuda tewas diduga karena peluru nyasar di dekat supermarket yang dijarah massa.

Kerusuhan juga meluas ke kota Huambo dan Benguela, menunjukkan skala nasional dari krisis ini. 

Angola, negara dengan populasi lebih dari 36 juta jiwa, menghadapi inflasi tinggi hampir 20% per Juni lalu, serta tingkat pengangguran yang mendekati 30%. (H-4)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya