Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
AMERIKA Serikat secara resmi menghentikan partisipasinya dalam pembicaraan gencatan senjata Gaza yang digelar di Qatar,. AS menuding Hamas gagal menunjukkan itikad baik dalam mencapai kesepakatan. Langkah itu dilakukan tak lama setelah Israel menarik delegasinya dari proses negosiasi yang sama.
Utusan khusus AS, Steve Witkoff, menuduh Hamas tidak menunjukkan keseriusan dalam merespons proposal gencatan senjata yang telah dibahas selama lebih dari dua pekan.
"Respons Hamas jelas menunjukkan kurangnya keinginan untuk mencapai gencatan senjata di Gaza," ujar Witkoff.
"AS kini akan mempertimbangkan opsi alternatif untuk memulangkan para sandera dan menciptakan lingkungan yang lebih stabil bagi warga Gaza," imbuhnya.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan keinginan untuk mencapai gencatan senjata tetap ada. Namun, ia menuding Hamas menghalangi proses kesepakatan dan mencoba memaksakan syarat-syarat yang dianggap membahayakan Israel.
"Jika Hamas mengartikan niat kami mencapai kesepakatan sebagai kelemahan dan berusaha memaksakan syarat menyerah, maka mereka keliru besar," kata Netanyahu.
Seorang sumber dari pihak Palestina yang terlibat dalam negosiasi menyebut tanggapan Hamas mencakup beberapa usulan perubahan, termasuk ketentuan mengenai distribusi bantuan kemanusiaan, wilayah penarikan pasukan Israel, dan jaminan terhadap gencatan senjata permanen.
Sementara itu, tekanan internasional terhadap krisis kemanusiaan di Gaza semakin meningkat. Pasalnya, lebih dari dua juta warga Palestina terdampak oleh konflik yang telah berlangsung lebih dari 21 bulan ini.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut kondisi kelaparan di Gaza disebabkan buatan manusia alias disengaja. Prancis menyalahkan blokade Israel sebagai penyebab utama memburuknya situasi tersebut.
Israel membantah tudingan tersebut dan menyalahkan Hamas seraya menuduh lembaga kemanusiaan internasional tidak efektif dalam menyalurkan bantuan di zona perang yang aktif. Beberapa organisasi kemanusiaan menyebut izin dari Israel masih terbatas dan koordinasi lapangan sangat sulit dilakukan karena situasi keamanan.
Konflik Gaza yang bermula dari serangan Hamas ke wilayah Israel pada 7 Oktober 2023 telah menewaskan 1.219 orang di pihak Israel, mayoritas warga sipil. Dari 251 sandera yang diculik saat itu, 49 masih ditahan di Gaza dan 27 di antaranya dinyatakan tewas oleh militer Israel.
Sementara itu, aksi militer Israel di Jalur Gaza telah menyebabkan tewasnya lebih dari 59.500 orang, sebagian besar warga sipil. (AFP/I-3)
Sebagian besar pekerja bantuan yang tewas adalah staf nasional yang melayani komunitas mereka yang diserang saat bekerja atau di rumah mereka.
PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam demonstrasi besar-besaran yang menentang kebijakan pemerintah dalam perang Gaza.
MENTERI Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty pada Senin (18/8) menegaskan penolakannya terhadap pernyataan resmi Israel terkait konsep Israel Raya
Menlu Mesir Badr Abdelatty menolak ide pemindahan warga Gaza. Ia menegaskan pengusiran massal Palestina adalah garis merah.
Dalam sehari, tujuh orang, termasuk dua anak, kembali tercatat meninggal dunia di rumah sakit Gaza, meningkatkan total korban meninggal akibat kelaparan dan malnutrisi
Israel memberikan izin khusus kepada Indonesia untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui jalur udara (airdrop) ke Gaza.
Hamas menyatakan setuju dengan proposal terbaru gencatan senjata di Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera.
RIBUAN warga Israel turun ke jalan pada Minggu (17/8) memprotes kebijakan PM Benjamin Netanyahu dan menyerukan diakhirinya perang di Gaza serta mendesak pembebasan para sandera.
RIBUAN warga Israel kembali turun ke jalan pada Minggu (17/8) menuntut diakhiri perang di Jalur Gaza, Palestina.
PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali menyampaikan seruan agar warga Palestina meninggalkan Jalur Gaza.
Israel mengizinkan warga Palestina meninggalkan Jalur Gaza, di tengah persiapan militer Israel melakukan serangan yang lebih luas di wilayah tersebut.
HAMPIR dua tahun sejak pecahnya perang antara Israel dan Hamas, dengan korban jiwa di Jalur Gaza melampaui 60.000 orang, dukungan global untuk pengakuan negara Palestina semakin menguat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved