Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam demonstrasi besar-besaran yang menentang kebijakan pemerintah dalam perang Gaza dan kegagalan membebaskan sandera Israel. Dia menilai aksi protes justru memberi keuntungan bagi posisi Hamas dalam negosiasi.
Komentar itu disampaikannya menanggapi gelombang protes terbesar sejak perang dimulai hampir dua tahun lalu. Lebih dari 400 ribu orang turun ke jalan pada Minggu lalu, di berbagai kota Israel untuk menuntut perubahan arah kebijakan perang.
"Orang-orang yang hari ini menyerukan diakhirinya perang tanpa kekalahan Hamas tidak hanya memperkeras sikap Hamas dan menjauhkan diri dari pembebasan sandera kami, mereka juga memastikan bahwa kekejaman 7 Oktober akan terulang kembali, dan putra-putri kami harus berjuang berulang kali dalam perang tanpa akhir," kata Netanyahu seperti dilansir The Guardian, Selasa (19/8).
Oleh karena itu, untuk memajukan pembebasan para sandera dan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel, pihaknya lanjut Netanyahu harus menyelesaikan pekerjaan dan mengalahkan Hamas.
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan korban tewas di Gaza telah mencapai 62.004 orang sejak 7 Oktober 2023. Sebanyak 156.230 lainnya terluka, dengan 60 kematian baru dalam 24 jam terakhir.
Protes yang digerakkan keluarga sandera Israel kini berkembang menjadi gerakan nasional yang menyoroti kerugian besar akibat perang, yakni ekonomi melemah, diplomasi terguncang, dan masyarakat kian terbelah. Dari 50 sandera yang masih ditahan Hamas, sekitar 20 diyakini masih hidup.
Sebagian demonstran membawa spanduk mengenang Hersh Goldberg-Polin, sandera berkewarganegaraan ganda AS-Israel yang dibunuh penculiknya Oktober lalu. Plakat bertuliskan pesan belasungkawa ayahnya di pemakaman, semoga kenanganmu menjadi sebuah revolusi.
Forum Sandera dan Keluarga Hilang mengecam Netanyahu. "Mereka telah mendekam di Gaza selama 22 bulan, di bawah pengawasan Anda," tulisnya.
Kritik lainnya juga disampaikan dari pihak oposisi. Yair Golan menuduh Netanyahu sengaja memperkuat Hamas demi mempertahankan kekuasaan. "Israel akan terbebas dari Hamas hanya setelah kita terbebas dari pemerintahan Netanyahu," sebutnya.
Meskipun menghadapi tekanan publik, Netanyahu tetap mendapat dukungan dari Presiden AS Donald Trump.
"Kita hanya akan melihat kembalinya para sandera yang tersisa ketika Hamas dikonfrontasi dan dihancurkan," tulis Trump di media sosialnya.
Sementara itu, ribuan warga Palestina mengungsi dari timur Kota Gaza yang terus dibombardir, menyusul rencana operasi darat besar Israel.
Militer Israel telah memperingatkan bahwa serangan baru dapat membahayakan nyawa sandera dan menyeret pasukan ke dalam perang gerilya panjang.
Mediator Mesir dan Qatar pun meningkatkan upaya gencatan senjata dan disebut sebagai upaya terakhir untuk menghentikan eskalasi.
Netanyahu menggambarkan Kota Gaza sebagai benteng terakhir Hamas, meskipun 75% wilayah Gaza kini sudah berada di bawah kendali Israel. (Fer/I-1)
Sebagian besar pekerja bantuan yang tewas adalah staf nasional yang melayani komunitas mereka yang diserang saat bekerja atau di rumah mereka.
MENTERI Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty pada Senin (18/8) menegaskan penolakannya terhadap pernyataan resmi Israel terkait konsep Israel Raya
Menlu Mesir Badr Abdelatty menolak ide pemindahan warga Gaza. Ia menegaskan pengusiran massal Palestina adalah garis merah.
Dalam sehari, tujuh orang, termasuk dua anak, kembali tercatat meninggal dunia di rumah sakit Gaza, meningkatkan total korban meninggal akibat kelaparan dan malnutrisi
Israel memberikan izin khusus kepada Indonesia untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui jalur udara (airdrop) ke Gaza.
ISRAEL telah menerima tanggapan resmi dari Hamas terkait usulan gencatan senjata baru di Jalur Gaza.
PEMERINTAH Israel mengumumkan bahwa mereka akan mengirim tim negosiator ke Doha, Qatar untuk membahas proposal gencatan senjata di Gaza.
Donald Trump menyatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas kemungkinan besar akan disepakati dalam waktu dekat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved