Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Serangan Israel ke Gaza Berlanjut di tengah Upaya Gencatan Senjata

Ferdian Ananda Majni
06/7/2025 08:22
Serangan Israel ke Gaza Berlanjut di tengah Upaya Gencatan Senjata
Warga Palestina berkumpul untuk menerima bantuan pangan di titik distribusi bantuan di Kota Gaza (26/6/2025).(Xinhua)

PEMERINTAH Israel mengumumkan bahwa mereka akan mengirim tim negosiator ke Doha, Qatar untuk membahas proposal gencatan senjata di Gaza. 

Langkah ini diambil atas perintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, setelah ia memutuskan menerima undangan untuk melanjutkan pembicaraan tertutup.

Namun, dalam pernyataan resmi, kantor Netanyahu menyebut bahwa perubahan yang diajukan Hamas terhadap proposal Qatar dianggap "tidak dapat diterima oleh Israel". Meski begitu, tidak dijelaskan secara rinci apa saja perubahan yang diminta Hamas.

Pengumuman ini datang di tengah laporan dari Hamas yang menyatakan mereka memberikan tanggapan "positif" terhadap proposal gencatan senjata yang didukung oleh Amerika Serikat. 

Rencana tersebut mencakup jeda 60 hari dalam pertempuran dan membuka kembali peluang bagi berakhirnya operasi militer Israel di Gaza.

Sejak pecahnya perang pada Oktober 2023, serangan dan blokade Israel telah menewaskan sedikitnya 57.338 warga Palestina dan melukai 135.957 lainnya. Dampak dari konflik ini juga memicu krisis kemanusiaan besar dan mendorong wilayah Gaza ke ambang kelaparan.

Hamas menekankan bahwa setiap kesepakatan damai harus menjamin berakhirnya serangan militer Israel secara permanen. 

Mereka menyatakan siap untuk memulai tahap baru negosiasi demi menyusun mekanisme implementasi dari kerangka gencatan senjata yang baru.

Melaporkan dari Amman, Yordania, jurnalis Al Jazeera Hamdah Salhut, Minggu (6/7) mengungkap bahwa Hamas mengajukan tiga poin utama untuk diubah dalam proposal tersebut. 

Tiga permintaan Hamas

Pertama, mereka ingin negosiasi terus dilanjutkan untuk mencapai akhir konflik meskipun jeda 60 hari berakhir. Kedua, Hamas meminta agar distribusi bantuan kemanusiaan diatur oleh lembaga internasional yang dipimpin PBB, bukan melalui Gaza Humanitarian Foundation (GHF) yang mendapat dukungan dari AS dan Israel. 

Sejak GHF mulai beroperasi pada akhir Mei, lebih dari 700 warga Palestina tewas saat mencari bantuan di titik-titik distribusi, dengan ribuan lainnya terluka.

Permintaan ketiga terkait dengan posisi pasukan Israel di Gaza sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata.

Di Israel, ratusan keluarga dan pendukung tawanan yang masih ditahan di Gaza menggelar demonstrasi di Tel Aviv, Yerusalem, dan Haifa. 

Sepakati pembebasan sandera

Mereka mendesak pemerintah segera menyepakati kesepakatan pembebasan sandera. 

Para keluarga tersebut menuduh Netanyahu menghambat kesepakatan demi keuntungan politik, mengingat ia tengah menghadapi dakwaan korupsi dan mendapat tekanan dari sekutu sayap kanan yang menolak kompromi dengan Hamas.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump telah menyatakan dukungannya terhadap kesepakatan tersebut. Ia dijadwalkan bertemu Netanyahu di Gedung Putih pada Senin mendatang untuk membahas perkembangan terbaru dari negosiasi ini. (Fer/I-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya