Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

PBB: Hampir Seluruh Wilayah Gaza Dikuasai Israel, Krisis Kemanusiaan kian Parah

Ferdian Ananda Majni
23/7/2025 10:42
PBB: Hampir Seluruh Wilayah Gaza Dikuasai Israel, Krisis Kemanusiaan kian Parah
Anak Gaza yang kelaparan akibat blokade Israel.(Al Jazeera)

PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) menyampaikan laporan terbaru mengenai kondisi memprihatinkan di Jalur Gaza, Palestina. Berdasarkan data Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), hampir seluruh wilayah Gaza kini berada di bawah kendali militer Israel.

"Sebesar 87,7% wilayah Gaza kini berada di bawah perintah pengungsian atau dalam zona pengungsian yang memaksa sekitar 2,1 juta orang ke wilayah terfragmentasi di area tersebut padahal hampir tidak ada layanan yang tersedia," ungkap juru bicara PBB Stephane Dujarric dalam konferensi pers pada Selasa (22/7) mengutip laporan OCHA.

Dujarric menambahkan bahwa lebih dari 1,3 juta warga Gaza kini sangat membutuhkan tempat berlindung serta perlengkapan dasar untuk bertahan hidup. Dia menyoroti kondisi tenda yang terus-menerus dipindah dan dipasang kembali, diperburuk oleh cuaca panas dan kelembapan tinggi.

"Cuaca yang keras, kelembapan, kepadatan penduduk, dan seringnya pembongkaran serta pemasangan kembali tenda dan terpal menyebabkan masa pakai lebih pendek bagi tempat perlindungan tersebut," ujarnya seperti dikutip Anadolu, Rabu (23/7).

Menurut Dujarric, tak ada pengiriman bantuan tempat tinggal selama lebih dari empat bulan terakhir. Selain itu, krisis bahan bakar yang berkepanjangan turut menghambat operasi penyelamatan kemanusiaan di wilayah itu.

"Jumlah terbatas yang diizinkan masuk ke Gaza dalam beberapa hari terakhir sangatlah tidak mencukupi," jelasnya. Dia menyatakan bahwa PBB kini memprioritaskan bahan bakar yang tersedia untuk operasi paling kritis.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza pada hari yang sama melaporkan 15 kematian akibat kelaparan dan malnutrisi dalam 24 jam terakhir. Di antara korban terdapat empat anak-anak.

"Rumah sakit di Gaza melaporkan 15 kematian, termasuk empat anak-anak, akibat kelaparan dan kekurangan gizi dalam 24 jam terakhir," sebut pernyataan resmi kementerian.

Sejak Oktober 2023, jumlah kematian akibat kelaparan mencapai 101 jiwa, dengan 80 di antara mereka ialah anak-anak. Sumber medis menyebutkan bahwa korban termasuk penderita diabetes, balita, dan bayi yang mengalami gizi buruk ekstrem.

Pejabat Palestina dan berbagai kelompok hak asasi manusia telah berulang kali mengingatkan akan meningkatnya angka kematian di kalangan rentan seperti anak-anak, pasien penyakit kronis, dan lansia, akibat blokade bantuan.

Situasi semakin memburuk sejak 2 Maret, saat Israel menutup semua titik masuk perbatasan ke Gaza, mencegah distribusi makanan dan bantuan medis. Dampaknya, gejala kekurangan gizi menyebar luas di kalangan warga, khususnya anak-anak.

Hingga saat ini, serangan militer Israel sejak 7 Oktober 2023 telah merenggut lebih dari 59.000 nyawa warga Palestina—mayoritas perempuan dan anak-anak. Infrastruktur sipil, termasuk rumah sakit dan sistem distribusi pangan, juga mengalami kehancuran besar.

November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Israel pun masih menjalani sidang kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas kampanye militernya di Gaza yang menimbulkan kehancuran dan penderitaan skala besar. (I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya