Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Hamas Siap Bebaskan 10 Sandera, Ini Isi Awal Kesepakatan Gaza

Ferdian Ananda Majni
10/7/2025 11:22
Hamas Siap Bebaskan 10 Sandera, Ini Isi Awal Kesepakatan Gaza
Ilustrasi(Xinhua)

KELOMPOK Hamas pada Rabu (9/7) menyatakan kesiapannya untuk membebaskan 10 sandera sebagai bagian dari negosiasi menuju kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza. 

Hal ini disampaikan di tengah perundingan tidak langsung yang telah berlangsung selama empat hari di Doha, Qatar, dengan mediasi dari Amerika Serikat dan Qatar.

Dalam pernyataannya, Hamas menyebut beberapa isu utama yang masih menjadi penghambat tercapainya kesepakatan. 

Di antaranya adalah aliran bantuan kemanusiaan yang bebas, penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, serta jaminan nyata untuk menciptakan gencatan senjata permanen.

"Gerakan tersebut menunjukkan fleksibilitas yang dibutuhkan dan sepakat untuk membebaskan 10 tahanan (sandera)," kata Hamas seperti dikutip NDTV, Kamis (10/7).

Kelompok tersebut menambahkan bahwa meskipun negosiasi masih menghadapi tantangan besar akibat kekerasan dari pihak Israel, pihaknya terus terlibat secara serius dan positif bersama para mediator demi mengakhiri penderitaan rakyat Gaza dan mencapai kebebasan serta keamanan.

Dapat segera tercapai

Langkah Hamas ini muncul bersamaan dengan meningkatnya keyakinan dari pihak AS dan Israel bahwa kesepakatan dapat segera tercapai. 

Utusan Khusus AS Steve Witkoff mengungkapkan bahwa salah satu komponen utama dari kesepakatan adalah pembebasan 10 sandera hidup yang masih ditahan Hamas sejak serangan besar-besaran ke Israel pada 7 Oktober 2023.

Dari 251 orang yang ditawan dalam serangan tersebut, 49 orang masih diyakini berada di Gaza, dengan 27 di antaranya telah dinyatakan meninggal dunia oleh militer Israel.

Sementara itu, Israel menunjukkan dukungan terhadap pendekatan diplomatik Presiden Donald Trump, yang menyatakan optimismenya terhadap prospek perdamaian. 

"Saya rasa kita semakin dekat dengan kesepakatan," kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam wawancara dengan FOX Business Network.

"Ada kemungkinan besar kita akan mencapainya," tambahnya.

Dalam perkembangan terpisah, Panglima Angkatan Darat Israel, Eyal Zamir, menyatakan bahwa operasi militer yang dilakukan hingga saat ini telah membuka jalan bagi perjanjian yang memungkinkan pemulangan para sandera. 

Menuju pembicaraan damai

Menteri Luar Negeri Gideon Saar juga mengatakan bahwa kesepakatan sementara dapat terwujud dan bahkan menjadi fondasi menuju pembicaraan damai yang lebih luas.

"Kita berada di era pergeseran tektonik, di mana keseimbangan kekuatan global dan lanskap strategis regional sedang dibentuk ulang. Kita tidak boleh melewatkan momen ini," kata Presiden Israel Isaac Herzog.

Walau berbagai pernyataan positif bermunculan, para pihak menyadari bahwa tantangan nyata masih tersisa. 

Sikap keras Israel terhadap distribusi bantuan dan kehadiran militernya di Gaza terus menjadi titik perdebatan dalam perundingan yang dimaksudkan untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung sejak Oktober 2023 dan menelan puluhan ribu korban jiwa di pihak Palestina. (Fer/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya