Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Netanyahu Bertolak ke AS untuk Bahas Gencatan Senjata

Ferdian Ananda Majni
07/7/2025 12:50
Netanyahu Bertolak ke AS untuk Bahas Gencatan Senjata
PM Israel Benjamin Netanyahu.(MI/Seno)

PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu meninggalkan Tel Aviv pada Minggu dalam rangka kunjungan resmi ke Washington guna bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. 

Pertemuan ini akan difokuskan pada isu-isu regional yang sedang memanas, terutama terkait rencana gencatan senjata di Jalur Gaza dan kesepakatan pertukaran tahanan.

Kunjungan ini menjadi yang ketiga kalinya bagi Netanyahu ke Amerika Serikat dalam enam bulan terakhir. 

Dia dijadwalkan berdiskusi langsung dengan Trump terkait proposal terbaru mengenai penghentian sementara pertempuran di Gaza dan mekanisme pembebasan para sandera yang masih ditahan Hamas.

"Kami berupaya mengamankan kesepakatan berdasarkan ketentuan yang telah kami sepakati. Saya mengirim tim negosiasi dengan instruksi yang jelas, dan pembicaraan saya dengan Presiden Trump dapat membantu memajukan berbagai hal," ujar Netanyahu seperti dikutip oleh 
Yedioth Ahronoth sebelum keberangkatannya.

Delegasi Israel diketahui telah lebih dulu menuju Doha, ibu kota Qatar, pada Minggu pagi untuk mengadakan pembicaraan tidak langsung dengan perwakilan Hamas, yang difasilitasi oleh mediator internasional.

Tiga prioritas utama

Netanyahu menyampaikan bahwa pemerintahnya memiliki tiga prioritas utama, yakni membebaskan semua sandera Israel, baik yang masih hidup maupun yang telah tewas; menghilangkan kekuatan militer Hamas dari Jalur Gaza; dan memastikan bahwa Gaza tidak akan lagi menjadi ancaman bagi Israel. "Saya berkomitmen pada tiga tugas ini," ujarnya seperti dikutip Anadolu, Senin (7/7).

Dia juga menambahkan bahwa dirinya akan menyampaikan apresiasi kepada Trump atas dukungan politik yang kuat terhadap Israel. 

"Saya akan berterima kasih kepada Trump atas dukungannya yang tak tergoyahkan terhadap Israel, yang menghasilkan kemenangan luar biasa atas musuh kita, Iran," ucapnya.

Menariknya, Duta Besar AS untuk Israel, Mike Huckabee turut bergabung dalam penerbangan Netanyahu ke Washington, yang disebut sebagai langkah tidak lazim dalam praktik diplomatik.

Membebaskan secara bertahap

Sementara itu, Hamas telah mengonfirmasi bahwa mereka telah memberikan tanggapan positif terhadap usulan gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang diajukan para mediator. 

Menurut laporan media Israel, dalam proposal tersebut, Hamas akan membebaskan secara bertahap 10 sandera Israel yang masih hidup dan menyerahkan jenazah 18 orang lainnya dalam waktu 60 hari.

Sebagai imbalannya, Israel disebut akan membebaskan sejumlah besar tahanan Palestina dan menarik sebagian pasukannya dari area tertentu di Gaza, sesuai kesepakatan yang tengah dibahas.

Namun, sejumlah persoalan teknis masih menjadi hambatan. Hamas menuntut agar distribusi bantuan kemanusiaan diawasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, menginginkan jaminan tidak ada serangan baru setelah gencatan senjata 60 hari berakhir, serta kejelasan soal nama-nama tahanan Palestina yang akan dibebaskan. 

Israel tetap berkeras

Di sisi lain, Israel tetap berkeras agar Hamas melucuti senjatanya dan mengasingkan para pemimpinnya—syarat yang secara tegas ditolak oleh kelompok Palestina tersebut.

Meski banyak seruan internasional menuntut penghentian kekerasan, Israel terus melanjutkan operasi militer besar-besaran di Gaza sejak Oktober 2023. Lebih dari 57.400 warga Palestina telah tewas, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak.

Atas aksi militernya, Pengadilan Kriminal Internasional pada November lalu mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional. (Fer/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik