Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
ISRAEL dan Suriah menyepakati gencatan senjata setelah beberapa hari dilanda serangan udara dan konflik sektarian di wilayah Suwayda, Suriah bagian barat daya.
Pengumuman itu disampaikan Duta Besar Amerika Serikat untuk Turki, Tom Barrack. Melalui pernyataan di X, Barrack menyebut kesepakatan ini didukung Washington serta disambut oleh Turki, Yordania, dan negara-negara tetangga Suriah.
“Kami menyerukan kepada komunitas Druze, Badui, dan Sunni agar meletakkan senjata. Bersama kelompok minoritas lainnya, mari membangun identitas Suriah yang baru, yang bersatu dan hidup damai serta sejahtera bersama para tetangga,” ujar Barrack dikutip dari Al Jazeera.
Hingga berita ini diturunkan, pemerintah Israel maupun Suriah belum mengeluarkan tanggapan resmi.
Seorang pejabat Israel, yang meminta namanya dirahasiakan, menyebut negaranya setuju memberikan “akses terbatas” bagi pasukan keamanan internal Suriah ke Distrik Suwayda selama 48 jam, mengingat situasi di wilayah itu yang terus memanas.
Rabu (16/7) waktu setempat, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke Damaskus, termasuk menargetkan Kementerian Pertahanan Suriah, serta menghantam pasukan pemerintah di Suwayda.
Israel mengeklaim serangan itu bertujuan melindungi komunitas Druze di Suwayda, yang selama ini menjadi korban bentrokan berdarah antara kelompok bersenjata Druze, suku Badui, dan pasukan pemerintah Suriah. Konflik ini dilaporkan menewaskan ratusan orang.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bahkan menyebut komunitas Druze, yang berjumlah sekitar satu juta orang di Suriah dan 150 ribu di Israel, sebagai “saudara.”
Di sisi lain, kesepakatan gencatan senjata juga tercapai Rabu lalu antara pimpinan komunitas Druze dan pemerintah Suriah, melalui mediasi Amerika Serikat, Turki, dan negara-negara Arab. Namun, di hari yang sama, Israel tetap menggempur Suriah, yang menurut otoritas Suriah menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai 34 lainnya.
Presiden interim Suriah, Ahmed al-Sharaa, dalam pidato yang disiarkan Kamis dini hari, menegaskan bahwa perlindungan terhadap warga Druze merupakan prioritas pemerintah. Ia menambahkan, Suriah lebih memilih menghindari konflik dengan Israel, namun tidak gentar menghadapi perang jika diperlukan.
"Suriah akan mampu melewati upaya Israel memecah-belah bangsa ini lewat tindakan agresinya," kata al-Sharaa.
Meski gencatan senjata diumumkan, bentrokan antara kelompok Druze dan suku Badui kembali pecah di Suwayda pada Jumat. Pemerintah di Damaskus pun kembali mengerahkan pasukan khusus ke wilayah itu demi meredakan ketegangan di provinsi yang mayoritas dihuni komunitas Druze tersebut. (Ndf/I-1)
PADA Rabu (16/7) malam, Sham Hassoun, pemuda berusia 21 tahun asal Majdal Shams, nekat menyeberangi pagar perbatasan Israel-Suriah menuju desa Hader di Suriah selatan.
PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pesan video pada Rabu (16/7) sore kepada komunitas minoritas Druze di Israel.
Presiden Turki dan Suriah berbicara melalui sambungan telepon pada Kamis (17/7) untuk membahas situasi terkini di Suriah pascaserangan Israel terkait dengan kelompok Druze.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved