Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pesan video pada Rabu (16/7) sore kepada komunitas minoritas Druze di Israel.
Dalam pernyataannya, dia meminta mereka untuk tidak menyeberang ke Suriah barat daya guna mendukung milisi Druze Suriah dalam konflik bersenjata melawan kelompok Badui dan pemerintah setempat di Provinsi Suwayda.
Namun, saat seruan itu disampaikan, militer Israel justru melancarkan serangan udara ke ibu kota Suriah, Damaskus, menghantam gedung Kementerian Pertahanan dan menewaskan sedikitnya tiga orang.
Netanyahu menyatakan bahwa pengerahan militer Israel dilakukan untuk membela Druze.
“Saudara-saudaraku, warga Druze Israel, situasi di Suweyda di Suriah barat daya sangat serius," katanya seperti dilansir Al Jazeera, Jumat (18/7).
Pernyataan tersebut datang dari tokoh yang dikenal sebagai perancang Undang-Undang Negara-Bangsa 2018 yang kontroversial karena dianggap meminggirkan minoritas, termasuk Druze.
“Kami bertindak untuk menyelamatkan saudara-saudara Druze kami dan untuk melenyapkan geng-geng rezim,” ujar Netanyahu, merujuk pada pemerintahan baru Suriah.
Ketegangan antara kelompok Druze dan komunitas Badui lokal di Suwayda bukan hal baru.
Pemerintah Suriah yang baru terbentuk sejak tergulingnya rezim Bashar al-Assad pada Desember lalu berupaya memulihkan kendali atas wilayah tersebut, namun terganggu oleh serangan Israel yang terus menargetkan instalasi militer Suriah di dekat perbatasan.
Di Suriah, terdapat sekitar 700.000 orang Druze, sementara di Israel terdapat sekitar 150.000. Sebelum diberlakukannya UU Negara-Bangsa, sebagian besar Druze Israel menganggap diri mereka memiliki hubungan erat dengan negara Yahudi sejak pendiriannya pada 1948.
Meski beberapa kini merasa diperlakukan sebagai warga negara kelas dua, mayoritas masih mendukung Israel dan ikut serta dalam dinas militer.
“Druze Israel memandang diri mereka sebagai Druze, sebagai orang Israel, dan sebagai orang Arab,” kata Rami Zeedan, dosen di Universitas Kansas dan editor Druze Studies Journal.
Dia menambahkan bahwa aliansi dengan Israel didasarkan pada kesamaan sebagai kelompok minoritas yang merasa teraniaya.
Zeedan juga menjelaskan bahwa komunitas Druze Israel tengah mendorong pemerintah mereka untuk melindungi sesama Druze di Suriah, sebuah sikap yang turut dijadikan alasan oleh Israel atas serangannya di wilayah tersebut.
Meski Israel berdalih bertindak untuk melindungi Druze, serangan terhadap Suriah telah terjadi jauh sebelum pecahnya konflik Suwayda baru-baru ini.
Sejak kejatuhan al-Assad setelah perang berkepanjangan selama 14 tahun, Israel dilaporkan telah menyerang wilayah Suriah ratusan kali dan menduduki wilayah seluas 400 km persegi, di luar Dataran Tinggi Golan yang telah dikuasainya sejak 1967.
Sejumlah analis di Israel menilai tindakan militer terbaru itu lebih bermuatan politik ketimbang alasan kemanusiaan.
"Ini murni oportunisme," ujar Alon Pinkas, mantan duta besar Israel untuk AS, kepada Al Jazeera.
“Berpura-pura membantu teman-teman kita, Druze, sama seperti kita tidak pernah membantu teman-teman kita yang lain, Kurdi, itu menyenangkan,” tambahnya, menyindir sikap selektif Israel terhadap kelompok minoritas regional.
Menurut Pinkas, Netanyahu tengah memanfaatkan konflik ini untuk memperkuat citra sebagai pemimpin masa perang, menunda persidangan kasus korupsinya serta mempertahankan klaim dominasi militer Israel di Timur Tengah.
"Terakhir, dia tidak ingin melihat Suriah bersatu di bawah pemerintahan pusat yang kuat yang dikendalikan oleh al-Sharaa," ujar Pinkas.
Sebaliknya, Netanyahu lebih menginginkan Suriah tetap terpecah, dengan pemerintahan pusat yang lemah dan wilayah-wilayah dikendalikan oleh kelompok Kurdi, Druze dan Badui.
Dengan begitu, kata Pinkas, Israel dapat melakukan apa pun yang diinginkannya di wilayah selatan Suriah.
Netanyahu juga menegaskan bahwa Israel hanya mendukung demiliterisasi penuh di selatan Damaskus, termasuk wilayah Suwayda.
Kebijakan ini secara efektif menciptakan zona penyangga di perbatasan, memperkuat justifikasi strategis di balik intervensi militer Israel di wilayah tersebut. (Fer/I-1)
PASUKAN keamanan Suriah kembali dikerahkan ke Provinsi Suwayda di selatan negara itu untuk meredakan bentrokan antara kelompok Druze dan suku Badui.
PADA Rabu (16/7) malam, Sham Hassoun, pemuda berusia 21 tahun asal Majdal Shams, nekat menyeberangi pagar perbatasan Israel-Suriah menuju desa Hader di Suriah selatan.
Presiden Turki dan Suriah berbicara melalui sambungan telepon pada Kamis (17/7) untuk membahas situasi terkini di Suriah pascaserangan Israel terkait dengan kelompok Druze.
Benjamin Netanyahu, menyatakan harapannya untuk mencapai kesepakatan dalam beberapa hari ke depan.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu di Gedung Putih, Washington, pada Senin (7/7).
Sistem rudal HQ-9B Tiongkok mampu menempuh jarak hingga mencapai 260 kilometer dan ketinggian maksimum 27 kilometer.
MENTERI Keuangan Israel dari partai sayap kanan, Bezalel Smotrich mengkritik tajam keputusan Kabinet pada 6 Juli yang mengizinkan bantuan tambahan masuk ke wilayah Gaza.
MENTERI Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir menyerukan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk segera menghentikan aliran bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved