Headline
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
SEDIKITNYA 140 orang tewas di Gaza, Palestina, dalam 24 jam terakhir akibat serangan pasukan rezim Zionis. Sejumlah warga menyebut penderitaan mereka seolah terabaikan karena dunia lebih memperhatikan konflik antara Israel dan Iran.
"Setidaknya 40 dari mereka tewas akibat tembakan dan serangan udara Israel pada Rabu (18/6). Selain itu, 14 tewas dalam serangan Israel ke arah kerumunan warga yang tengah menunggu truk bantuan yang dibawa oleh PBB di sepanjang Jalan Salahuddin, Gaza tengah," demikian pernyataan petugas medis, seperti dikutip Anadolu, Kamis (19/6/2025).
Petugas medis tersebut menambahkan serangan udara terpisah di kamp pengungsi Maghazi, Zeitoun, dan Kota Gaza menewaskan 21 orang, lima lainnya juga tewas dalam serangan di perkemahan Khan Younis, Gaza selatan.
Laporan lainnya menyebutkan serangan mematikan terhadap warga sipil yang sedang mengantre bantuan makanan di Khan Yunis, menewaskan sedikitnya 51 warga Palestina, termasuk anak-anak, dan melukai puluhan lainnya.
Peristiwa tragis ini terjadi saat ratusan warga tengah menunggu bantuan tepung dan makanan kaleng dari truk kemanusiaan di lokasi yang telah terkoordinasi dengan lembaga internasional. Menurut saksi mata, tank-tank Israel mulai menembaki kerumunan hanya delapan menit setelah distribusi dimulai.
Militer Israel (IDF) mengatakan insiden tersebut tidak perlu terjadi karena warga telah berulang kali diperingatkan bahwa daerah tersebut merupakan zona pertempuran aktif, dan menyebut bahwa mereka mendekati pasukan dengan cara yang mengancam.
Di Kota Gaza, Ibrahim al-Faryani yang kini berusia 40-an tahun dan merupakan pegawai Otoritas Palestina, mengikuti dengan saksama laporan-laporan tentang serangan Israel di lintas perbatasan. Ia khawatir kondisi Gaza semakin parah karena dunia lebih melirik Iran.
Hilangnya fokus internasional ini memungkinkan Israel untuk meningkatkan pelanggaran tanpa pengawasan atau pertanggungjawaban. "Sekarang, perhatian global telah bergeser ke Teheran dan Tel Aviv, dan Gaza telah hilang dari radar media," kata Al-Faryani.
Seorang mahasiswa dari daerah Shuja'iyya di Gaza, Mohammed al-Emawi, memperingatkan bahwa perhatian dunia terhadap konflik Iran-Israel dapat membayangi krisis berkepanjangan di Gaza, yang telah mengalami konflik dan blokade selama berbulan-bulan.
"Tidak ada bantuan yang masuk. Rumah sakit kehabisan pasokan dasar, namun kami hanya menerima sedikit liputan internasional," kata al-Emawi.
Di tengah kecemasan yang meluas, beberapa pihak memandang konflik yang lebih besar ini sebagai peluang yang potensial bagi Gaza untuk mendapatkan perhatian internasional, dan kemungkinan untuk diikutsertakan dalam perjanjian regional di masa depan.
"Mungkin perang ini akan membentuk kembali kawasan ini. Jika ada kesepakatan internasional besar yang terjadi, kami berharap Gaza akan diikutsertakan," kata seorang warga Gaza lainnya Salem Subaih. (Ant/I-1)
Veldkamp juga mengaku ragu kondisi politik akan berubah dalam waktu dekat.
Keputusan UI menghadirkan Peter Berkowitz sebagai pembicara di acara PSAU Pascasarjana 2025 memicu kecaman luas dari mahasiswa dan publik.
INVESTIGASI gabungan yang dilakukan media milik warga Israel-Palestina, +972 Magazine dan Local Call, mengungkapkan keberadaan unit khusus, Sel Legitimasi, di tubuh militer Israel yang secara sistematis berupaya mendiskreditkan jurnalis Palestina di Jalur Gaza.
KABINET Israel menyetujui rencana pendudukan Kota Gaza dalam pertemuan pada Kamis (21/8).
Laporan IPC menjadi pernyataan resmi pertama yang memastikan kelaparan di Gaza terjadi.
Kami ingin mengajak pelaku usaha lain untuk menciptakan dampak positif, memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk turut berjuang melawan ketidakadilan dan bersama-sama dalam kebaikan.
SERANGAN mendadak Israel terhadap Iran selama 12 hari pada Juni lalu tak hanya mengejutkan dunia internasional tetapi juga membuka tabir kerentanan serius dalam sistem keamanan.
IRAN akan menjadi tuan rumah pertemuan trilateral tingkat tinggi dengan Tiongkok dan Rusia pada hari ini waktu setempat.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian dilaporkan mengalami luka ringan saat serangan udara Israel, 16 Juni lalu.
IRAN menerima sistem rudal permukaan-ke-udara dari Tiongkok sebagai bagian dari upaya cepat membangun kembali pertahanan udaranya yang rusak akibat serangan Israel selama konflik 12 hari.
Sistem rudal HQ-9B Tiongkok mampu menempuh jarak hingga mencapai 260 kilometer dan ketinggian maksimum 27 kilometer.
PRESIDEN Iran Masoud Pezeshkian mengeklaim bahwa Israel mencoba membunuhnya dalam serangan udara yang terjadi kurang dari sebulan lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved