Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Sikap Donald Trump masih Abu-abu dalam Konflik Israel-Iran

Ferdian Ananda Majni
19/6/2025 10:28
Sikap Donald Trump masih Abu-abu dalam Konflik Israel-Iran
Presiden AS Donald Trump.(Media Sosial X)

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump terus menunjukkan sikap ambigu terkait kemungkinan keterlibatan langsung negaranya dalam konflik bersenjata antara Israel dan Iran.

Pada Rabu (18/6) pagi waktu setempat, Trump menghadiri acara pemasangan tiang bendera setinggi 27 meter di halaman Gedung Putih. Namun, momen itu dibayangi oleh pertanyaan serius seputar konflik Timur Tengah, akankah AS turut serta dalam menyerang fasilitas nuklir Iran?

"Anda tidak tahu bahwa saya akan melakukannya," kata Trump menanggapi pertanyaan wartawan seperti dilansir Al Jazeera, Kamis (19/6).

"Saya mungkin melakukannya. Saya mungkin tidak melakukannya. Tidak seorang pun tahu apa yang akan saya lakukan. Saya dapat memberi tahu Anda ini, Iran punya banyak masalah, dan mereka ingin bernegosiasi," ucapnya.

Belum ada keputusan

Ketika menjamu klub sepak bola Juventus di Ruang Oval pada hari yang sama, Trump kembali menegaskan bahwa belum ada keputusan akhir. 

"Saya punya ide tentang apa yang harus dilakukan, tetapi saya belum membuat (keputusan) terakhir," ujarnya. 

“Saya suka membuat keputusan akhir sedetik sebelum waktunya, karena dalam perang banyak hal bisa berubah drastis," lanjutnya.

Ketidakpastian ini menimbulkan spekulasi publik dan memperuncing perdebatan politik di dalam negeri. 

Sejumlah anggota Kongres dari Partai Republik maupun Demokrat mulai menggulirkan rancangan undang-undang untuk membatasi wewenang presiden dalam melibatkan militer AS dalam konflik Iran-Israel.

Di sisi lain, tokoh konservatif seperti Tucker Carlson merilis wawancara dengan Senator Ted Cruz, yang memperdebatkan apakah AS seharusnya mendorong perubahan rezim di Iran. 

Belum tentu berperang

Saat diminta komentar soal perdebatan tersebut, Trump menyatakan simpati terhadap pandangan Carlson yang mendorong agar AS tidak terjebak dalam konflik luar negeri.

"Saya juga tidak ingin berperang. Saya tidak berniat berperang," ujar Trump. 

"Namun, jika situasinya antara perang dan Iran memiliki senjata nuklir, Anda harus melakukan apa yang harus dilakukan. Mungkin kita tidak perlu berperang. Jangan lupa, kita belum tentu akan berperang."

Meski Gedung Putih menyebut serangan awal Israel pada 13 Juni sebagai tindakan sepihak, Presiden Trump menyiratkan bahwa ia mengetahui rencana itu dan mendukung langkah militer Israel.

Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menyampaikan kepada Kongres bahwa militer siap bertindak jika diminta. “Perkataan Presiden Trump berarti sesuatu. Dunia memahami itu. Dan di Departemen Pertahanan, tugas kami adalah bersiap,” jelas Hegseth.

Batasi pengayaan uranium

Trump menegaskan konflik ini bisa dihindari jika Iran menerima syarat-syarat yang diajukan AS untuk membatasi pengayaan uranium. Namun Iran berkukuh bahwa program nuklirnya hanya untuk kebutuhan energi sipil, bukan senjata.

Meski begitu, Trump tetap bersikukuh bahwa Iran hampir memiliki bom nuklir. "Saya telah mengatakan selama 20 tahun bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir. Saya pikir mereka tinggal beberapa minggu lagi," ucapnya.

Namun pernyataan ini sempat bertolak belakang dengan laporan intelijen AS. Pada bulan Maret, Direktur Intelijen Nasional Tulsi Gabbard menyebut bahwa Iran tidak sedang membangun senjata nuklir. Ia kemudian menarik kembali pernyataan tersebut dan menyelaraskan posisinya dengan Trump.

Para pengamat menilai bahwa Trump sedang membangun narasi untuk membenarkan potensi keterlibatan AS. Israel, sebagai sekutu dekat AS, juga menekankan potensi ancaman nuklir Iran sebagai alasan utama peluncuran serangan awal mereka. 

Bahkan secara luas diyakini Israel sendiri telah lama memiliki senjata nuklir, meskipun tidak pernah dikonfirmasi secara resmi. (Fer/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya