Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump terus menunjukkan sikap ambigu terkait kemungkinan keterlibatan langsung negaranya dalam konflik bersenjata antara Israel dan Iran.
Pada Rabu (18/6) pagi waktu setempat, Trump menghadiri acara pemasangan tiang bendera setinggi 27 meter di halaman Gedung Putih. Namun, momen itu dibayangi oleh pertanyaan serius seputar konflik Timur Tengah, akankah AS turut serta dalam menyerang fasilitas nuklir Iran?
"Anda tidak tahu bahwa saya akan melakukannya," kata Trump menanggapi pertanyaan wartawan seperti dilansir Al Jazeera, Kamis (19/6).
"Saya mungkin melakukannya. Saya mungkin tidak melakukannya. Tidak seorang pun tahu apa yang akan saya lakukan. Saya dapat memberi tahu Anda ini, Iran punya banyak masalah, dan mereka ingin bernegosiasi," ucapnya.
Ketika menjamu klub sepak bola Juventus di Ruang Oval pada hari yang sama, Trump kembali menegaskan bahwa belum ada keputusan akhir.
"Saya punya ide tentang apa yang harus dilakukan, tetapi saya belum membuat (keputusan) terakhir," ujarnya.
“Saya suka membuat keputusan akhir sedetik sebelum waktunya, karena dalam perang banyak hal bisa berubah drastis," lanjutnya.
Ketidakpastian ini menimbulkan spekulasi publik dan memperuncing perdebatan politik di dalam negeri.
Sejumlah anggota Kongres dari Partai Republik maupun Demokrat mulai menggulirkan rancangan undang-undang untuk membatasi wewenang presiden dalam melibatkan militer AS dalam konflik Iran-Israel.
Di sisi lain, tokoh konservatif seperti Tucker Carlson merilis wawancara dengan Senator Ted Cruz, yang memperdebatkan apakah AS seharusnya mendorong perubahan rezim di Iran.
Saat diminta komentar soal perdebatan tersebut, Trump menyatakan simpati terhadap pandangan Carlson yang mendorong agar AS tidak terjebak dalam konflik luar negeri.
"Saya juga tidak ingin berperang. Saya tidak berniat berperang," ujar Trump.
"Namun, jika situasinya antara perang dan Iran memiliki senjata nuklir, Anda harus melakukan apa yang harus dilakukan. Mungkin kita tidak perlu berperang. Jangan lupa, kita belum tentu akan berperang."
Meski Gedung Putih menyebut serangan awal Israel pada 13 Juni sebagai tindakan sepihak, Presiden Trump menyiratkan bahwa ia mengetahui rencana itu dan mendukung langkah militer Israel.
Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menyampaikan kepada Kongres bahwa militer siap bertindak jika diminta. “Perkataan Presiden Trump berarti sesuatu. Dunia memahami itu. Dan di Departemen Pertahanan, tugas kami adalah bersiap,” jelas Hegseth.
Trump menegaskan konflik ini bisa dihindari jika Iran menerima syarat-syarat yang diajukan AS untuk membatasi pengayaan uranium. Namun Iran berkukuh bahwa program nuklirnya hanya untuk kebutuhan energi sipil, bukan senjata.
Meski begitu, Trump tetap bersikukuh bahwa Iran hampir memiliki bom nuklir. "Saya telah mengatakan selama 20 tahun bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir. Saya pikir mereka tinggal beberapa minggu lagi," ucapnya.
Namun pernyataan ini sempat bertolak belakang dengan laporan intelijen AS. Pada bulan Maret, Direktur Intelijen Nasional Tulsi Gabbard menyebut bahwa Iran tidak sedang membangun senjata nuklir. Ia kemudian menarik kembali pernyataan tersebut dan menyelaraskan posisinya dengan Trump.
Para pengamat menilai bahwa Trump sedang membangun narasi untuk membenarkan potensi keterlibatan AS. Israel, sebagai sekutu dekat AS, juga menekankan potensi ancaman nuklir Iran sebagai alasan utama peluncuran serangan awal mereka.
Bahkan secara luas diyakini Israel sendiri telah lama memiliki senjata nuklir, meskipun tidak pernah dikonfirmasi secara resmi. (Fer/I-1)
Presiden AS Donald Trump ancam kerahkan pasukan ke Baltimore, memicu ketegangan dengan Gubernur Maryland dari Partai Demokrat, Wes Moore.
Presiden AS Donald Trump mengirim pesan dukungan kepada Ukraina yang merayakan Hari Kemerdekaan ke-34.
Di momen tersebut, Trump juga menyinggung soal surga. Dia menyebut keinginannya untuk bisa masuk ke sana jika berhasil membawa perdamaian di Eropa Timur.
Pada akhir 1990-an, dia menilai ada perbedaan antara percaya kepada Tuhan dan agama yang terorganisasi.
Dalam wawancara terbaru dari penjara, Ghislaine Maxwell membantah keterlibatan Donald Trump dan Bill Clinton dalam kasus Jeffrey Epstein.
AS memperluas upaya untuk menghambat Pengadilan Pidana Internasional atas penuntutannya terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
SERANGAN mendadak Israel terhadap Iran selama 12 hari pada Juni lalu tak hanya mengejutkan dunia internasional tetapi juga membuka tabir kerentanan serius dalam sistem keamanan.
IRAN akan menjadi tuan rumah pertemuan trilateral tingkat tinggi dengan Tiongkok dan Rusia pada hari ini waktu setempat.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian dilaporkan mengalami luka ringan saat serangan udara Israel, 16 Juni lalu.
IRAN menerima sistem rudal permukaan-ke-udara dari Tiongkok sebagai bagian dari upaya cepat membangun kembali pertahanan udaranya yang rusak akibat serangan Israel selama konflik 12 hari.
Sistem rudal HQ-9B Tiongkok mampu menempuh jarak hingga mencapai 260 kilometer dan ketinggian maksimum 27 kilometer.
PRESIDEN Iran Masoud Pezeshkian mengeklaim bahwa Israel mencoba membunuhnya dalam serangan udara yang terjadi kurang dari sebulan lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved