Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
PASUKAN keamanan bentrok dengan para pengunjuk rasa di Los Angeles, Minggu (8/6), ketika pasukan Garda Nasional yang dikerahkan Presiden Donald Trump menyebar di seluruh kota pada hari ketiga unjuk rasa ricuh terkait penggerebekan imigrasi federal.
Trump, yang menjadikan penindakan terhadap migrasi ilegal sebagai agenda utama masa jabatan keduanya, bersumpah bahwa pengerahan pasukan akan memastikan "hukum dan ketertiban yang sangat kuat", sambil membuka kemungkinan pengerahan tentara di kota-kota lain.
Militer AS menyatakan 300 personel Garda dari Brigade Tempur Infanteri ke-79 telah dikirim ke tiga lokasi berbeda di wilayah Los Angeles Raya. Mereka "melakukan pengamanan serta perlindungan terhadap properti dan personel federal."
Pasukan berseragam kamuflase, mengenakan helm, dan membawa senjata ditempatkan di pusat tahanan federal di pusat kota Los Angeles, bergabung dengan pasukan dari Departemen Keamanan Dalam Negeri.
Semprotan merica dan gas air mata ditembakkan ke arah kerumunan kecil, saat pasukan memundurkan pengunjuk rasa untuk membuka jalan bagi konvoi kendaraan yang hendak memasuki pusat tahanan.
Polisi kemudian memukul mundur para demonstran dari barikade federal dengan menggunakan tongkat pemukul, granat kejut, dan gas air mata saat mereka berusaha membubarkan kerumunan, beberapa di antaranya masuk ke jalan bebas hambatan utama dan menghentikan arus lalu lintas.
Saat ditanya tentang penggunaan pasukan, Trump memberi sinyal akan ada pengerahan yang lebih luas di bagian lain negeri.
“Ada orang-orang yang melakukan kekerasan, dan kami tidak akan membiarkan mereka lolos begitu saja,” katanya kepada wartawan. “Saya pikir Anda akan melihat penegakan hukum dan ketertiban yang sangat kuat.”
Saat menjawab pertanyaan tentang kemungkinan menerapkan Insurrection Act — undang-undang yang memungkinkan militer digunakan sebagai pasukan polisi domestik — Trump berkata: “Kami mempertimbangkan pengerahan pasukan di mana-mana. Kami tidak akan membiarkan hal ini terjadi pada negara kita.”
Gubernur California Gavin Newsom menyebut pengerahan pasukan di negara bagiannya sebagai “sengaja memancing kerusuhan.”
“Kami tidak punya masalah sampai Trump ikut campur. Ini pelanggaran serius terhadap kedaulatan negara bagian — memperkeruh suasana sambil menarik sumber daya dari tempat yang benar-benar membutuhkannya. Cabut perintah itu. Kembalikan kendali ke California,” tulisnya di X (sebelumnya Twitter).
Pernyataan bersama dari para gubernur Demokrat di seluruh negeri yang mendukung Newsom menyebut penggunaan Garda Nasional California oleh Trump sebagai “penyalahgunaan kekuasaan yang mengkhawatirkan.”
Garda Nasional — pasukan militer cadangan — sering digunakan dalam penanganan bencana alam, dan sesekali dalam situasi kerusuhan sipil, tetapi hampir selalu dengan persetujuan dari otoritas lokal.
Partai Republik mendukung Trump dengan menepis penolakan dari Newsom dan pejabat lokal lainnya terhadap pengerahan Garda Nasional. “Saya sama sekali tidak khawatir,” kata Ketua DPR dari Partai Republik, Mike Johnson, yang menuduh Newsom “tidak mampu atau tidak mau melakukan hal yang diperlukan.”
Para pengunjuk rasa mengatakan kepada AFP bahwa keberadaan pasukan tidak terlihat sebagai upaya menjaga ketertiban. “Saya rasa ini adalah taktik intimidasi,” kata Thomas Henning.
“Aksi-aksi protes ini damai. Tidak ada yang mencoba melakukan kerusakan saat ini, namun Garda Nasional datang dengan senjata besar dan peluru tajam, seolah-olah ingin mengintimidasi rakyat Amerika yang sedang mengekspresikan hak Amandemen Pertama kami.”
Estrella Corral mengatakan para demonstran marah karena para migran pekerja keras yang tidak bersalah ditangkap oleh agen imigrasi bertopeng. “Ini komunitas kami, dan kami ingin merasa aman,” katanya kepada AFP.
“Pengerahan Garda Nasional oleh Trump itu konyol. Saya rasa dia sedang memprovokasi, mencoba membuat pertunjukan demi agendanya sendiri.”
Marshall Goldberg, 78, mengatakan kepada AFP bahwa pengerahan pasukan membuatnya merasa “sangat tersinggung.” “Kami menentang apa yang mereka lakukan terhadap para pekerja tanpa dokumen, tapi ini sudah melangkah lebih jauh — mengambil hak untuk berdemonstrasi dan berkumpul secara damai,” ujarnya.
Penggerebekan oleh lembaga Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) di kota-kota lain di AS telah memicu protes-protes kecil dalam beberapa bulan terakhir, namun kerusuhan di Los Angeles adalah yang terbesar dan paling berkelanjutan terhadap kebijakan imigrasi Trump sejauh ini.
Sebuah jajak pendapat CBS News yang dilakukan sebelum protes di Los Angeles menunjukkan bahwa sedikit mayoritas warga Amerika masih mendukung pengetatan imigrasi.
Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, pada hari Minggu membela para migran yang tinggal di utara perbatasan dan menegaskan bahwa “warga Meksiko yang tinggal di Amerika Serikat adalah pria dan wanita yang baik.” (AFP/Z-2)
Wali Kota Los Angeles mencabut jam malam setelah sepekan kerusuhan akibat protes razia imigrasi.
Wali Kota LA Karen Bass menetapkan pembatasan aktivitas antara pukul 8 malam hingga 6 pagi.
Operasi imigrasi ICE di Los Angeles melibatkan Garda Nasional sebagai perimeter keamanan. Dua demonstran ditangkap, sementara tim CNN sempat ditahan polisi saat meliput protes.
Hakim federal di San Francisco menolak permintaan California untuk segera melarang penggunaan Marinir dan Garda Nasional oleh pemerintahan Trump dalam operasi penegakan hukum.
WAKIL Juru Bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Farhan Haq, mendesak agar situasi panas di Los Angeles, California, segera ditangani dengan tetap berhati-hati.
Presiden Donald Trump memerintahkan Departemen Pertahanan Amerika Serikat untuk mengerahkan tambahan 2.000 anggota Garda Nasional California ke Los Angeles.
Aksi protes terhadap kebijakan imigrasi Presiden Donald Trump menyebar di AS. Los Angeles menjadi pusat demonstrasi, disusul pengerahan militer dan kebijakan jam malam.
Gedung Putih menegaskan akan menyelidiki siapa dalang dibalik pemberontakan di wilayah Los Angeles, California, Amerika Serikat.
Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum membantah tuduhan dari pejabat AS Kristi Noem yang menyebut dirinya mendorong protes kekerasan di Los Angeles.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved