Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
LEE Jae-myung resmi menjabat sebagai Presiden Korea Selatan, membawa pengalaman politik lebih dari dua dekade dalam peran-peran terpilih.
Dengan latar belakangnya sebagai politisi kawakan, Lee diharapkan mampu mengarahkan Korea Selatan melalui dinamika geopolitik yang kompleks, termasuk persaingan strategis antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, dua kekuatan utama yang turut memengaruhi kestabilan kawasan.
Di tengah tensi global akibat perang dagang antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping, Lee sebelumnya menyatakan komitmennya untuk memperkuat hubungan antara Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Dia berjanji akan mendorong kemitraan itu menjadi aliansi strategis yang komprehensif dan berorientasi ke masa depan.
Dalam hal hubungan luar negeri lainnya, Lee juga menekankan pentingnya stabilitas hubungan dengan Tiongkok serta mengusulkan promosi diplomasi Korea-Rusia sebagai bagian dari pendekatan luar negeri yang mengutamakan kepentingan nasional Korea Selatan.
Salah satu agenda ambisius yang dibawa Lee adalah investasi besar-besaran di bidang kecerdasan buatan.
Dikutip laporan CBS News, Rabu (4/6) dia berjanji akan mengalokasikan hingga 100 triliun won (sekitar 73 miliar dolar AS) untuk menjadikan Korea Selatan sebagai salah satu dari tiga kekuatan AI terkemuka di dunia.
Meski begitu, kritik tetap muncul karena kurangnya kejelasan dan komitmen konkret dalam berbagai kebijakan, khususnya dalam diplomasi luar negeri. Sejumlah kalangan masyarakat masih belum yakin arah kebijakan yang akan diambil Lee dalam menghadapi tantangan regional dan global.
Lee menjabat dalam konteks politik domestik yang penuh gejolak, menyusul krisis politik internal yang mengguncang negara pada akhir 2024.
Pemerintahan konservatif sebelumnya dikenal dengan pendekatan keras terhadap Korea Utara, yang menyebabkan meningkatnya ketegangan di zona demiliterisasi yang memisahkan kedua negara.
Di sisi lain, Lee juga menghadapi tekanan hukum. Dia masih dibayangi oleh beberapa kasus pidana yang tengah berlangsung, termasuk skandal pembangunan properti senilai satu miliar dolar AS, dugaan pengiriman dana ilegal ke Korea Utara, serta tuduhan penyalahgunaan kartu kredit pemerintah.
Secara hukum, presiden Korea Selatan memiliki kekebalan yang cukup luas dari tuntutan pidana selama masa jabatan. Namun, kekebalan ini tidak mencakup tuduhan serius seperti pengkhianatan atau pemberontakan. (Fer/P-3)
LEE Jae Myung resmi menjabat Presiden Korea Selatan (Korsel), Rabu (4/6) usai memenangkan pemilihan presiden dan menggantikan Yoon Suk Yeol yang sebelumnya diberhentikan.
MAHKAMAH Konstitusi Korea Selatan secara resmi memutuskan pada Jumat (4/4) untuk mencopot Presiden Yoon Suk Yeol yang dimakzulkan dari jabatannya atas upayanya memberlakukan darurat militer
Dengan berakhirnya masa jabatannya sebagai presiden secara resmi, sebagian besar hak istimewa khusus yang diberikan kepada kepala negara yang sedang menjabat akan dicabut.
POLISI Korea Selatan (Korsel) pada Jumat (21/2) mendakwa Presiden Yoon Suk-yeol karena menghalangi pelaksanaan surat perintah penangkapannya.
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, menghadapi pemakzulan dan penangkapan pada Rabu (15/1), sebuah momen yang mengguncang dunia politik negara tersebut.
PERANG Iran-Israel memasuki hari keenam pada Rabu (18/6), menandai salah satu konfrontasi paling intens dalam sejarah hubungan kedua negara.
Tanpa dukungan langsung dari Washington, kemampuan Israel untuk menghancurkan fasilitas nuklir Iran akan terbatas.
Ekonom senior asal Amerika Serikat Arthur Betz Laffer mengungkapkan kebijakan tarif dagang yang dikeluarkan oleh Donald Trump merupakan ajakan tersirat untuk melakukan negosiasi.
AMERIKA Serikat mengerahkan lebih banyak jet tempur ke Timur Tengah di tengah meningkatnya konflik antara Israel dan Iran. Fox News melaporkan itu pada Selasa (17/6).
PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan semua pihak untuk menahan diri dari tindakan dan retorika yang bisa memperburuk ketegangan antara Israel dan Iran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved