Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Lee Jae-myung, Pemimpin Baru Korea Selatan dan Tantangan Politik juga Diplomatik

Ferdian Ananda Majni
04/6/2025 10:52
Lee Jae-myung, Pemimpin Baru Korea Selatan dan Tantangan Politik juga Diplomatik
Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung (kiri).(Anadolu)

LEE Jae-myung resmi menjabat sebagai Presiden Korea Selatan, membawa pengalaman politik lebih dari dua dekade dalam peran-peran terpilih. 

Dengan latar belakangnya sebagai politisi kawakan, Lee diharapkan mampu mengarahkan Korea Selatan melalui dinamika geopolitik yang kompleks, termasuk persaingan strategis antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, dua kekuatan utama yang turut memengaruhi kestabilan kawasan.

Perang Dagang?

Di tengah tensi global akibat perang dagang antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping, Lee sebelumnya menyatakan komitmennya untuk memperkuat hubungan antara Korea Selatan dan Amerika Serikat. 

Dia berjanji akan mendorong kemitraan itu menjadi aliansi strategis yang komprehensif dan berorientasi ke masa depan.

Jalan Damai?

Dalam hal hubungan luar negeri lainnya, Lee juga menekankan pentingnya stabilitas hubungan dengan Tiongkok serta mengusulkan promosi diplomasi Korea-Rusia sebagai bagian dari pendekatan luar negeri yang mengutamakan kepentingan nasional Korea Selatan.

Salah satu agenda ambisius yang dibawa Lee adalah investasi besar-besaran di bidang kecerdasan buatan. 

Kekuatan AI?

Dikutip laporan CBS News, Rabu (4/6) dia berjanji akan mengalokasikan hingga 100 triliun won (sekitar 73 miliar dolar AS) untuk menjadikan Korea Selatan sebagai salah satu dari tiga kekuatan AI terkemuka di dunia.

Meski begitu, kritik tetap muncul karena kurangnya kejelasan dan komitmen konkret dalam berbagai kebijakan, khususnya dalam diplomasi luar negeri. Sejumlah kalangan masyarakat masih belum yakin arah kebijakan yang akan diambil Lee dalam menghadapi tantangan regional dan global.

Politik Domestik?

Lee menjabat dalam konteks politik domestik yang penuh gejolak, menyusul krisis politik internal yang mengguncang negara pada akhir 2024. 

Pemerintahan konservatif sebelumnya dikenal dengan pendekatan keras terhadap Korea Utara, yang menyebabkan meningkatnya ketegangan di zona demiliterisasi yang memisahkan kedua negara.

Tekanan Hukum?

Di sisi lain, Lee juga menghadapi tekanan hukum. Dia masih dibayangi oleh beberapa kasus pidana yang tengah berlangsung, termasuk skandal pembangunan properti senilai satu miliar dolar AS, dugaan pengiriman dana ilegal ke Korea Utara, serta tuduhan penyalahgunaan kartu kredit pemerintah.

Secara hukum, presiden Korea Selatan memiliki kekebalan yang cukup luas dari tuntutan pidana selama masa jabatan. Namun, kekebalan ini tidak mencakup tuduhan serius seperti pengkhianatan atau pemberontakan. (Fer/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Cahya Mulyana
Berita Lainnya