Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Kisah Unik Ibu Negara Prancis Jadi Sorotan Usai Dorong Wajah Macron

Ferdian Ananda Majni
27/5/2025 13:10

BRIGITTE  Macron kembali menjadi pusat perhatian dunia setelah aksinya yang terekam kamera saat mendorong wajah suaminya, Presiden Prancis Emmanuel Macron, sesaat setelah mereka tiba di Vietnam dalam kunjungan ke Asia Tenggara.

Dalam video yang viral, Presiden Macron terlihat turun dari pesawat dan tengah berbicara dengan seseorang di luar kamera.

Tiba-tiba, sepasang tangan berjaket merah muncul dan menutupi wajahnya, membuat Macron sedikit mundur sebelum kembali tersenyum dan melambaikan tangan ke arah kamera.

Brigitte, yang mengenakan jaket merah, segera muncul dan menolak uluran tangan suaminya sebelum keduanya berjalan bersama menuruni tangga.

Merespons hebohnya pemberitaan, Macron mengatakan kepada wartawan pada Senin (26/5) bahwa reaksi publik sangat berlebihan.

"Ada video yang memperlihatkan saya dan istri saya bertengkar dan bercanda dan entah bagaimana itu menjadi semacam bencana geo-planet, dengan orang-orang bahkan memunculkan teori untuk menjelaskannya," kata Macron seperti dilansir The Independent, Selasa (27/5).

"Bercanda, seperti yang sering kami lakukan," tambahnya.

Seorang pejabat Istana Elysee menggambarkan momen itu sebagai momen kedekatan namun mengakui hal tersebut menjadi bahan bakar bagi para penganut teori konspirasi.

Di tengah perhatian tersebut, banyak media kembali mengulas perjalanan hidup Brigitte Macron, sosok yang tak kalah menarik dibanding suaminya.

Berikut profilnya:

Brigitte Marie-Claude Trogneux lahir pada 13 April 1953 di Amiens dari keluarga kaya pemilik pabrik cokelat terkenal "Jean Trogneux" yang telah berdiri sejak 1872.

Anak bungsu dari enam bersaudara ini menempuh pendidikan di Universite de Paris Nanterre, mengkhususkan diri di bidang sastra dan mengabdikan diri sebagai guru bahasa Prancis dan Latin.

Bertemu di sekolah

Kisah hidupnya berubah ketika ia bertemu dengan Emmanuel Macron, saat itu muridnya di sekolah Katolik Le Providence, tempat ia mengajar drama.

Brigitte berusia 39 tahun dan Macron baru 15. Hubungan mereka menuai penolakan keras, termasuk dari orang tua Macron yang sempat memindahkannya ke Paris untuk menjauhkannya dari Brigitte.

Saat itu, Brigitte sendiri masih berstatus istri dari Andre-Louis Auziere, seorang bankir.

Namun, hubungan yang dianggap tidak lazim itu bertahan. Brigitte resmi bercerai pada 2006, dan menikah dengan Emmanuel Macron setahun kemudian, pada 20 Oktober 2007, di Le Touquet.

Saat itu, Macron berusia 29 tahun dan Brigitte 54 tahun. Dalam resepsi pernikahan, Macron menyampaikan rasa terima kasih kepada ketiga anak tiri dari pernikahan pertama Brigitte "Terima kasih telah menerima kami, pasangan yang tidak biasa."

Menarik sorotan internasional

Saat Macron maju dalam pemilihan presiden 2017, hubungan mereka yang tidak konvensional menarik sorotan internasional. Namun, di balik perhatian publik, Brigitte memainkan peran penting dalam kehidupan pribadi dan politik sang presiden.

"Bagi saya, sangat penting bagi keseimbangan pribadi saya untuk memiliki seseorang di rumah yang mengatakan kebenaran setiap hari," kata Macron dalam wawancara dengan CNN.

"Seseorang dengan keyakinannya yang mendalam dan mengenal Anda apa adanya serta mencintai Anda apa adanya. Itu sangat penting bagi saya." ujarnya.

Brigitte sendiri dalam wawancara dengan majalah Elle menggambarkan hubungannya dengan Macron sebagai hubungan yang setara.

"Kami setuju, kami tidak setuju. Kami berdebat, kami berhenti berdebat. Itu sangat cair," sebutnya.

Penasihat utama Macron

Dalam biografi "Emmanuel Macron: A Perfect Young Man", jurnalis Anne Fulda menulis bahwa Brigitte sangat protektif terhadap suaminya dan menjaga jaraknya dari tekanan politik yang dianggap beracun.

Dalam buku "Madame la Presidente" karya Ava Djamshidi dan Nathalie Schuck, Brigitte disebut sebagai penasihat utama Macron, bahkan disebut sebagai “pembaca pidato terakhir” sebelum presiden menyampaikan pidato penting.

Sebagai ibu negara, Brigitte dikenal aktif dan tidak sekadar simbolik. Ia terlibat dalam berbagai program sosial, khususnya di bidang pendidikan, literasi, dan autisme.

Dia juga menjabat sebagai Presiden Fondation des Hopitaux, yayasan yang mendukung rumah sakit anak dan remaja di Prancis, serta menjadi penggerak kampanye melawan perundungan di sekolah.

Penampilannya yang elegan dan chic—kerap mengenakan busana rancangan Louis Vuitton—sering disorot media sebagai simbol kekuatan perempuan, membuktikan bahwa usia bukanlah hambatan untuk tampil percaya diri.

Meski terus menjadi sasaran kritik akibat perbedaan usia dengan Macron, Brigitte tetap bersikap tenang. Dalam wawancara dengan Elle pada 2017, ia berkata “Satu-satunya kekurangan Emmanuel adalah usianya yang lebih muda dari saya.”

Hubungan harmonis

Ketiga anak Brigitte, yakni Sebastien, Laurence, dan Tiphaine telah sukses secara profesional sebagai insinyur, dokter dan pengacara. Emmanuel Macron sendiri disebut memiliki hubungan yang harmonis dengan anak-anak tiri dan cucu-cucu istrinya.

Pasangan ini tinggal di Istana Elysee namun kerap menghabiskan waktu di kediaman pribadi mereka di Le Touquet, sebuah kota pesisir di utara Prancis.

Ketika Macron terpilih kembali sebagai presiden pada 2022, momen saat ia mencium Brigitte di hadapan publik menjadi simbol cinta yang menginspirasi.

Di mata banyak orang, Brigitte Macron bukan sekadar pendamping seorang pemimpin negara, melainkan sosok yang mencerminkan perubahan zaman, di mana kontribusi perempuan tak lagi diukur dari usia, melainkan dari dedikasi dan pengaruhnya. (Fer/I-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya