Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pembantu Trump Ceroboh, Rencana Perang AS di Yaman Bocor

Haufan Hasyim Salengke
25/3/2025 11:32
Pembantu Trump Ceroboh, Rencana Perang AS di Yaman Bocor
Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth berjalan ke West Wing, Gedung Putih, 21 Maret.(Haiyun Jiang/The New York Times)

PEJABAT tinggi di pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara keliru membocorkan rencana perang rahasia dalam sebuah grup pesan yang menyertakan seorang jurnalis sesaat sebelum AS menyerang sekutu Iran di Yaman, Houthi.

Kebocoran terjadi karena kecerobohan penasihat keamanan nasional AS Mike Waltz yang secara tidak sengaja memasukkan pemimpin redaksi The Atlantic, Jeffrey Goldberg, ke dalam grup obrolan privat. Di grup itu, Menteri Pertahanan Pete Hegseth mengirimkan rincian rencana serangan terhadap Houthi, termasuk paket senjata yang digunakan, target, dan waktu.

Goldberg mengatakan dalam sebuah laporan, Senin (24/3), bahwa ia tiba-tiba diundang pada 13 Maret ke sebuah grup obrolan terenkripsi di aplikasi pesan Signal yang bernama ‘Houthi PC small group’.

Dari obrolan dan pertukaran informasi di grup tersebut terungkap bahwa Mike Waltz menugaskan wakilnya, Alex Wong, untuk membentuk ‘tim harimau’ guna mengoordinasikan tindakan AS terhadap Houthi.

Akibat ulah pembantu Trump ini, Goldberg mengetahui serangan AS terhadap kelompok bersenjata Houthi dua jam sebelum bom pertama meledak dan seluruh dunia  mengetahuinya.

Rencana militer rahasia yang bocor ke Goldberg mencakup informasi yang tepat tentang paket senjata, target, dan waktu.

Gedung Putih telah mengakui adanya kebocoran tersebut, Senin (24/3), menyusul laporan langsung oleh The Atlantic.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional (NSC), Brian Hughes, mengonfirmasi keaslian percakapan tersebut, dan menyatakan sedang melakukan tinjauan internal terkait bagaimana nomor Goldberg bisa dimasukkan ke dalam grup.

Insiden ini sontak memicu berbagai reaksi. Anggota parlemen dari Partai Demokrat dengan cepat mengecam kesalahan langkah tersebut, dengan mengatakan bahwa hal itu merupakan pelanggaran keamanan nasional AS dan pelanggaran hukum yang harus diselidiki oleh Kongres.

Sementara Ketua DPR, Mike Johnson (Partai Republik) menolak segala tindakan disiplin yang mungkin dilakukan terhadap penasihat keamanan nasional Mike Waltz dan Menteri Pertahanan Pete Hegseth. (The Atlantic/The Hill/B-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Haufan Salengke
Berita Lainnya