Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Rival Erdogan Ditahan, Turki Bergolak

Irvan Sihombing
20/3/2025 20:47
Rival Erdogan Ditahan, Turki Bergolak
Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu.(Anadolu)

BAKAL calon presiden Turki dari Partai Rakyat Republik (CHP) Ekrem Imamoglu ditangkap oleh pihak berwenang sehingga melahirkan gelombang protes di negeri tersebut. Para pendukung Imamoglu tidak terima calon penantang terkuat Recep Tayyip Erdogan itu dihambat karier politiknya.

Protes meletus di berbagai tempat, mulai dari jalanan, kampus, hingga stasiun bawah tanah. Massa juga meneriakkan slogan anti-pemerintah. Dilaporkan, polisi menggunakan semprotan merica untuk membubarkan kerumunan di depan Universitas Istanbul.

Sementara itu, ribuan warga berkumpul di depan Balai Kota meneriakkan, "Erdogan, diktator!" dan "Imamoglu, kamu tidak sendirian!" Dalam pernyataannya di media sosial, Imamoglu menegaskan bahwa "Kehendak rakyat tidak bisa dibungkam."

Dalam video yang diunggah di media sosial, Imamoglu menyatakan akan tetap teguh membela rakyat Turki dan nilai-nilai demokrasi. Ia juga menyebut rakyat Turki akan merespons kebohongan, konspirasi, dan jebakan yang diarahkan kepadanya.

Semua ucapan Imamoglu itu tertuang melalui catatan tulisan tangan yang diunggah di platform X setelah terjadi penangkapan terhadap dirinya. Penangkapan Imamoglu berlangsung sehari setelah Universitas Istanbul membatalkan gelar akademiknya karena dugaan penyimpangan administratif.

Di sisi lain, jaksa penuntut menilai penangkapan tersebut murni urusan hukum karena Imamoglu diduga terlibat kasus korupsi dan mendukung kelompok teroris. Wali Kota Istanbul itu juga dituding oleh aparat penegak hukum sebagai tersangka pemimpin organisasi kriminal.

Menteri Kehakiman Turki, Yilmaz Tunc, juga membantah ada campur tangan politik dalam kasus ini. "Sangat berbahaya dan keliru mengaitkan penegakan hukum dengan Presiden Erdogan," ujarnya seraya menegaskan  tidak ada seorang pun yang berada di atas hukum di Turki.

Sebagai bagian dari penyelidikan dan penyidikan, pihak kepolisian sudah menahan 100 orang, termasuk politisi, jurnalis, dan pengusaha.
Kantor Gubernur Istanbul juga memberlakukan pembatasan selama empat hari di seluruh kota.

Pemerintah juga melarang pertemuan publik di Istanbul selama masa pembatasan. Beberapa ruas jalan utama di Istanbul telah ditutup, dan sejumlah layanan metro dihentikan sementara.

Meski demikian, aksi protes diperkirakan akan meluas ke berbagai kota, terutama setelah para pemimpin oposisi, termasuk istri Imamoglu mengajak warga untuk menyuarakan perlawanan.

Di sisi lain, Partai Rakyat Republik (CHP) yang beraliran sekular mengecam penangkapan terhadap Imamoglu pada Rabu (19/3). CHP mengeklaim telah terjadi kudeta terhadap presiden masa depan Turki, sebuah pernyataan yang digaungkan luas oleh pendukung oposisi.

Meski pemilu presiden dijadwalkan berlangsung pada 2028, peluang Erdogan untuk maju kembali adalah mengubah konstitusi atau mengadakan pemilu lebih awal. Peluang untuk kembali mencalonkan diri sudah  terbatas karena Erdogan telah menjabat selama dua periode. (BBC/I-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya