Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Sekelumit Kisah Ibu dan Anak Gaza yang Tewas Dibom Israel

Wisnu Arto Subari
20/3/2025 13:51
Sekelumit Kisah Ibu dan Anak Gaza yang Tewas Dibom Israel
Warga Gaza.(Al Jazeera)

AFNAN Al-Ghanam dari Jalur Gaza, Palestina, melahirkan anak pertamanya selama perang, 13 bulan lalu, saat keluarganya masih tinggal di rumah.

Ia akan melahirkan lagi di musim semi. Kali ini, saat ia tinggal di kamp tenda yang kumuh. Namun setidaknya gencatan senjata yang lemah telah membawa ketenangan yang relatif.

Kemudian, sebelum fajar pada Selasa (18/3), serangan udara Israel menghantam tenda keluarga tersebut. Al-Ghanam, yang sedang hamil tujuh bulan, dan Mohammed, putranya yang masih kecil, tewas.

Mereka termasuk di antara lebih dari 400 warga Palestina, kebanyakan dari mereka ialah wanita dan anak-anak, yang tewas ketika Israel melancarkan pengeboman mendadak di Jalur Gaza, menurut Kementerian Kesehatan wilayah tersebut. 

Israel mengatakan bahwa mereka menyerang sasaran Hamas untuk memaksa kelompok militan itu membebaskan sandera dan melepaskan kendali atas Gaza.

"Ini daftar target mereka," kata suami al-Ghanam, Alaa Abu Helal, saat ia menggendong tubuh mungil Mohammed yang dibungkus kain di kamar mayat Rumah Sakit Nasser di kota selatan Khan Younis. "Ia lahir selama perang dalam kondisi sulit dan juga menjadi martir dalam perang."

"Target mereka adalah orang-orang tak berdosa, murni. Mereka hampir tidak pernah melihat kehidupan," katanya menahan tangis.

Serangan udara Israel menghancurkan gencatan senjata yang dimulai pada pertengahan Januari dan mengejutkan warga Palestina yang akhirnya memiliki waktu istirahat untuk mulai mencoba membangun kembali kehidupan mereka setelah 15 bulan pengeboman, serangan darat, pembubaran, dan kelaparan.

Israel meluncurkan operasinya di Gaza sebagai balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan. Israel mengatakan tidak menargetkan warga sipil dan menyalahkan Hamas atas kematian mereka dengan mengatakan bahwa Israel beroperasi di tengah-tengah penduduk.

Abu Helal mengatakan bahwa ia sedang mengunjungi rumah keluarga tersebut di kota paling selatan Gaza, Rafah, ketika serangan itu menghantam tenda keluarga tersebut di Muwasi, kamp yang luas untuk keluarga-keluarga yang mengungsi di luar Khan Younis. Rumah mereka di Rafah telah rusak selama perang dan ia ingin memeriksanya untuk memastikan bahwa rumah tersebut tidak dijarah.

Al-Ghanam dan Mohammed yang berusia 20 tahun tetap tinggal di Muwasi. "Mereka telah pergi dan meninggalkan saya sendirian," katanya. "Bayi yang belum lahir itu juga sudah meninggal."

Mohammed lahir di Rafah. Segera setelah itu, keluarga tersebut terpaksa meninggalkan kota tersebut pada Mei, ketika pasukan Israel memerintahkan evakuasi massal dan menyerbu kota tersebut. Serangan tersebut meratakan sebagian besar kota tersebut saat pasukan tersebut bertempur dengan para pejuang Hamas.

"Anda melarikan diri selama perang untuk menjaga keluarga dan anak-anak Anda tetap aman. Namun, di sini, dia sudah meninggal," kata Abu Helal. "Mereka semua sudah meninggal." (The Independent/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya