Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
AMERIKA Serikat mengalami musim flu terburuk dalam lebih dari satu dekade, dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memperkirakan setidaknya ada 24 juta kasus influenza sejauh musim ini berlangsung.
CDC melaporkan pada 7 Februari, setidaknya 310.000 warga Amerika dirawat di rumah sakit akibat influenza, dan 13.000 orang, termasuk 57 anak-anak, telah meninggal akibat infeksi tersebut. Perlu dicatat data ini masih bersifat awal dan dapat berubah seiring berjalannya musim flu.
"Influenza (flu) menyebar luas di sebagian besar wilayah AS," kata Dr. Robert Hopkins, Jr., direktur medis National Foundation for Infectious Diseases (NFID), sebuah organisasi nirlaba, kepada Live Science. "Saat ini, kita melihat tingkat rawat inap akibat influenza tertinggi sejak 2010."
Pada pekan yang berakhir 1 Februari 2025, CDC memperkirakan 7,8% kunjungan ke layanan kesehatan disebabkan penyakit pernapasan seperti influenza, angka tertinggi sejak musim flu 2009-2010. Musim flu 2017-2018 menjadi yang paling mendekati, dengan puncak 7,5% kunjungan kesehatan akibat flu pada minggu pertama Februari.
Ketika seseorang terkena flu musiman, gejalanya biasanya muncul tiba-tiba dan bisa berlangsung hingga dua minggu. Namun, flu juga dapat menyebabkan komplikasi serius yang berpotensi fatal.
Misalnya, influenza dapat menyebabkan pneumonia, peradangan pada jantung, kegagalan organ, atau sepsis—yang semuanya bisa berakibat fatal. Kelompok yang lebih berisiko mengalami komplikasi ini meliputi lansia, ibu hamil, anak kecil, serta individu dengan kondisi medis kronis seperti asma, penyakit paru-paru, atau gangguan ginjal.
Tahun ini, penyakit pernapasan, termasuk influenza, meningkat secara nasional dan telah berada di atas ambang batas nasional AS selama 10 minggu berturut-turut. Pada pekan yang berakhir 1 Februari, CDC melaporkan 31,6% tes penyakit pernapasan yang dilakukan laboratorium klinis menunjukkan hasil positif untuk influenza. Angka ini meningkat dibandingkan dengan 28,5% pada pekan sebelumnya, sekitar 20% di awal Januari, dan di bawah 10% dari awal musim flu hingga pertengahan Desember.
Sebanyak 10 anak dilaporkan meninggal akibat penyakit ini dalam pekan yang berakhir 1 Februari, sehingga total kematian anak akibat flu musim ini mencapai 57 kasus.
Dari 50 negara bagian di AS, saat ini 32 negara bagian mengalami tingkat penyakit pernapasan "sangat tinggi", termasuk kasus influenza, menurut data CDC. Negara bagian dengan tingkat kasus tertinggi adalah Massachusetts, Michigan, Nebraska, New Hampshire, New Jersey, New Mexico, Ohio, South Carolina, Tennessee, dan Texas.
"Meskipun aktivitas flu dan tingkat keparahannya tidak dapat diprediksi serta bervariasi dari musim ke musim, peningkatan kasus flu pada waktu ini merupakan sesuatu yang sudah diperkirakan," kata Paul Prince, juru bicara CDC.
Ia menambahkan tingkat keparahan musim flu bergantung pada beberapa faktor, seperti waktu awal musim flu, kekebalan masyarakat dari musim flu sebelumnya dan vaksinasi, tingkat adopsi vaksin tahun ini, serta karakteristik virus flu yang beredar.
"Tingkat keparahan flu bervariasi setiap tahun karena strain virus yang beredar mengalami perubahan melalui proses yang disebut 'drift antigenik'," jelas Hopkins.
"Beberapa strain berubah lebih banyak dibandingkan yang lain, dan strain yang mengalami perubahan lebih besar—terutama yang tidak banyak memiliki perlindungan imun dari populasi—cenderung menyebabkan penyakit yang lebih parah."
Virus influenza pada manusia terdiri dari dua jenis utama, yaitu influenza A dan influenza B, yang kemudian dibagi lagi ke dalam subtipe dan varian. Varian influenza A cenderung berubah lebih cepat dibandingkan influenza B dan sering kali menyebabkan penyakit yang lebih parah.
CDC melaporkan dari lebih dari 4.300 spesimen flu yang diuji laboratorium kesehatan masyarakat pada pekan yang berakhir 1 Februari, hanya 113 yang termasuk influenza B, sementara sisanya adalah influenza A.
"Saat ini kita melihat penyebaran luas virus influenza A H1N1 dan A H3N2, dengan peredaran influenza B yang lebih sedikit," kata Hopkins. Ia menjelaskan bahwa karakteristik strain ini, ditambah dengan rendahnya tingkat vaksinasi, kemungkinan menjadi penyebab keparahan musim flu tahun ini. Faktor lain, seperti dampak pembatasan sosial selama pandemi covid-19 terhadap kekebalan terhadap influenza, kemungkinan tidak terlalu relevan, tambahnya.
Prince memperingatkan aktivitas flu yang meningkat ini diperkirakan akan terus berlangsung selama beberapa minggu hingga bulan mendatang. Musim flu biasanya berlangsung dari sekitar Oktober - Mei, dengan puncaknya pada Februari.
"Masih ada waktu bagi individu dan keluarga untuk mendapatkan manfaat dari vaksin flu musim ini," ujarnya.
"Selama virus flu masih beredar di komunitas Anda, belum terlambat untuk divaksinasi," tegas Hopkins. "Saya sangat mendorong siapa pun yang belum menerima vaksin flu tahunan untuk segera melakukannya."
CDC merekomendasikan vaksinasi influenza tahunan untuk semua orang berusia di atas 6 bulan. (Live Science/Z-2)
ALERGI sering kali dianggap flu oleh beberapa orang karena gejalanya yang sangat mirip yaitu bersin-bersin dan hidung tersumbat atau pilek alergi
Bersin-bersin, hidung meler, dan rasa tidak nyaman di hidung sering membuat kita bingung: apakah ini flu atau alergi? Meski gejalanya serupa, penyebab dan cara mengatasinya berbeda
Bersin dan pilek belum tentu flu—bisa jadi Anda mengalami alergi! Ketahui perbedaan gejala, penyebab, dan cara penanganan flu dan alergi agar tidak salah langkah dalam mengobati.
Flu atau influenza adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus, dengan gejala umum seperti batuk, pilek, hidung tersumbat, demam, dan sakit kepala.
Sampai Februari 2025, tercatat 68 kematian anak akibat flu, dengan sembilan di antaranya mengalami komplikasi otak. CDC menekankan pentingnya vaksinasi flu.
PT Lami Packaging Indonesia (LamiPak Indonesia) melalui tim environment, health, and safety (EHS), bekerja sama dengan tim public relations, menyalurkan 180 dosis vaksin influenza.
Lonjakan terbaru kasus covid-19 di sejumlah negara di Asia kembali menghadirkan tantangan kesehatan masyarakat yang harus segera ditangani.
Dunia saat ini menghadapi tantangan tripledemic, yaitu situasi ketika covid-19, influenza, dan Respiratory Syncytial Virus (RSV) bersirkulasi secara bersamaan.
Anak yang memiliki penyakit penyerta atau mengonsumsi obat-obatan tertentu memiliki risiko tinggi mengalami komplikasi berat akibat influenza.
Jadi biasanya anak-anak mungkin kena infeksi virus ini dari tempat bermain umum bisa saja. Di sekolah atau di tempat kolam renang, atau playground.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved