Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Susu Mentah dan Risiko Tersembunyi Flu: Temuan Mengejutkan dari Universitas Stanford

Nur Amalina
19/12/2024 08:02
Susu Mentah dan Risiko Tersembunyi Flu: Temuan Mengejutkan dari Universitas Stanford
Ilustrasi(Freepik)

SUSU mentah yang oleh sebagian orang dianggap sebagai alternatif alami dan bergizi dari susu yang dipasteurisasi, ternyata menyimpan potensi bahaya yang tak terduga. 

Berdasarkan penelitian terbaru dari Universitas Stanford, yang diterbitkan pada 12 Desember 2024 di Environmental Science & Technology Letters, susu mentah dapat menjadi media penularan flu, bahkan dalam keadaan dingin sekalipun. 

Temuan ini mengungkapkan bahwa virus influenza, termasuk strain H1N1, dapat tetap menular dalam susu mentah yang disimpan dalam suhu pendinginan selama lima hari.

Penelitian ini datang di tengah kekhawatiran global tentang wabah flu burung pada ternak sapi perah, yang semakin memperjelas potensi ancaman pandemi baru. 

Alexandria Boehm, Profesor Studi Lingkungan di Stanford dan penulis senior penelitian ini, menyatakan temuan ini menyoroti pentingnya pasteurisasi dalam mengurangi risiko penularan virus flu dari susu mentah.

Mengapa Kita Harus Peduli?

Di Amerika Serikat (AS), lebih dari 14 juta orang mengonsumsi susu mentah setiap tahun, dengan keyakinan bahwa produk ini lebih kaya akan nutrisi, enzim, dan probiotik yang bermanfaat untuk kesehatan. 

Namun, tidak seperti susu yang dipasteurisasi, susu mentah tidak mengalami proses pemanasan untuk membunuh patogen berbahaya, yang menjadikannya berisiko tinggi mengandung bakteri seperti E. coli dan Salmonella, yang telah dikaitkan dengan lebih dari 200 wabah penyakit.

Namun, studi baru ini mengungkapkan potensi risiko yang lebih besar, yakni virus flu. 

Dalam penelitian yang dilakukan di laboratorium, para ilmuwan menemukan virus influenza dapat bertahan hidup dalam susu sapi mentah pada suhu dingin dan tetap menular selama lima hari. 

Salah satu penulis utama, Mengyang Zhang, mengungkapkan virus ini bisa menyebar ke permukaan dan bahan lain di fasilitas peternakan, yang dapat membahayakan hewan dan manusia.

Apa yang Ditemukan Penelitian Ini?

Tim peneliti Stanford juga mengeksplorasi ketahanan RNA virus influenza dalam susu mentah. Meskipun RNA ini tidak menulari manusia secara langsung, ia tetap terdeteksi dalam susu mentah selama 57 hari, jauh lebih lama daripada yang ditemukan pada susu yang dipasteurisasi. 

Meskipun pasteurisasi menghancurkan virus flu yang menular, RNA virus tetap ada dalam susu yang dipanaskan, meskipun dalam jumlah yang sangat kecil.

Penemuan ini menambah pentingnya proses pasteurisasi susu, yang tidak hanya melindungi konsumen dari infeksi flu, tetapi juga membantu mengurangi potensi penyebaran virus melalui produk susu.

Mengapa Hal Ini Penting Sekarang?

Influenza setiap tahunnya menginfeksi lebih dari 40 juta orang di AS dan menyebabkan kematian lebih dari 50.000 orang. Virus flu dapat bermutasi dan menular dari hewan ke manusia, seperti yang terjadi pada wabah flu babi 2009. 

Walaupun flu burung belum terbukti berbahaya bagi manusia, adanya penemuan terbaru yang menunjukkan flu burung dapat menular melalui sapi menambah kecemasan tentang potensi penyebaran virus lewat produk susu.

Boehm juga menambahkan bahwa temuan ini membuka peluang untuk pengawasan yang lebih baik, terutama dengan flu burung yang semakin berkembang di kalangan ternak. 

Studi ini sejalan dengan upaya sebelumnya oleh tim yang sama untuk menggunakan air limbah sebagai metode deteksi dini penyakit zoonosis, seperti flu burung.

Waspadai Risiko Tersembunyi

Temuan ini semakin menegaskan pentingnya kesadaran tentang risiko kesehatan yang mungkin timbul dari konsumsi susu mentah. Meskipun susu mentah memiliki pengikut setia yang percaya pada manfaat alaminya, penelitian ini memperingatkan kita untuk lebih berhati-hati. 

Pasteurisasi susu adalah langkah yang sangat penting untuk melindungi kesehatan kita dan mencegah penyebaran patogen berbahaya.

Dengan flu burung yang terus menyebar dan potensi ancaman lainnya yang muncul, menjaga keamanan pangan melalui proses seperti pasteurisasi tidak hanya melindungi kita, tetapi juga memberikan langkah pencegahan yang sangat dibutuhkan untuk menjaga kesehatan publik secara keseluruhan. (News Medical Life Sciences/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya